Part 35 (POV Jaeshen)

Start from the beginning
                                        

Saat pertama kali aku melihat nya, aku melihat kepolosan di dalamnya, raut wajah tidak nyaman, dan senyum terpaksa. Aku tau ekspresi tersebut. Sama dengan yang aku rasakan. Kebetulan, Tante Anita menyuruh anaknya menemaniku ke kebun belakang. Walaupun sempat dia melawan, akhirnya dia menurut juga, dan aku pun menerima tawaran tersebut dengan senang hati.

"Emm.. Tania"

"Huh ? Kenapa?"

"Soal tadi, sorry ya.. gue bisa ngomong secara casual kan sama Lo ?"

"Iya. Santai aja"

"Oke. Tadi sorry yaa gue udah narik tangan Lo"

"Iyaa iyaa.. lagian kenapa sih ?"

"Yaa emang Lo ngerasa nyaman berada di antara pembicaraan ibu-ibu kaya tadi?"
"Gue pikir, lebih baik kita menjauh dari mereka. Kita juga pasti ga akan nyambung sama obrolan mereka"

"Omongan Lo ada bener nya juga sih"

"Iyalah! Apa gue bilang"

Canggung. Wajar saja. Ini pertama kali nya kita bertemu. Tetapi, raut wajahnya memang sangat manis. Diam-diam aku mengamatinya sembari bermain handphone.

Setelah aku puas dengan pengamatan ku, aku mengajak nya kembali ke dalam dengan beralasan aku mempunyai janji dengan seseorang. Seperti dugaan, dia tidak seperti perempuan lain. Dia tidak mudah jatuh pada ku. Bahkan, untuk memegang tangan nya saja, itu terasa tidak mudah.

Setelah makan dan kembali berbincang sebentar, kami memutuskan untuk pulang. Tak lupa juga aku melempar senyum kepada Tante Anita dan juga Tania.

**

"Bagaimana Tania menurut kamu?"

"Maksud mama?"

"Yaa Menurut kamu, Tania itu gimana?"

"Dia cantik. Selain itu Jaeshen belum tau lagi mah, kan baru ketemu"

"Hmm.. begitu. Kedepannya, kamu akan sering bertemu dengan Tania"

"Loh. Kenapa?"

"Kalian satu kampus loh.."

"Eh serius mah?"

"Iya lah serius"

"Aku baru tau loh ma"

"Yasudah. Kedepannya, jaga dia ya"

"Kok gitu mah?"

"Mama dan Tante Anita sepakat untuk menjodohkan kalian"

"What?!"

"Kenapa? Kamu ga suka sama Tania?"

"Tania cantik. Tapi, kalo perjodohan Jaeshen ga mau mah"

"Ngomong apa kamu?! Ini juga karena kelakuan kamu yang sering keluar ga jelas sampai papa kamu tau kelakuan kamu itu!"

"Mama.. aku udah bilang kan kalau aku ini ga seperti yang kalian pikirkan. Aku ga macem-macem"

"Sudah sudah! Perjodohan ini sudah di lakukan. Mama yakin kamu bisa jatuh cinta sama Tania !"

Aku yang geram hanya bisa mengacak-acak rambutku, lalu kembali ke kamar. Perjodohan? Apa lagi ini !

**

Setelah aku tau kalau Tania satu kampus denganku, aku mencari nama nya melalui teman-teman ku. Dan benar saja, banyak dari kenalan ku mengenal nya. Dia di kenal sebagai introvert, dan juga ahli soal menolak laki-laki. Tapi, diantara informasi itu, ada sesuatu yang menarik. Salah satu temanku berkata, Jeno dan Mark sudah kenal dengan nya. Sepertinya akan menarik!

Tidak susah untuk menemukan keberadaan nya. Aku melihat dia di halte bus bersiap untuk pulang. Aku akan mengantar nya apapun yang terjadi.

Ku bunyikan klakson mobil ku. Terlihat dia terlonjak kaget. Ahh imutnya ekspresi terkejut dan marah dia.

"Hai cantik. Sendirian aja nihh?"

"Yaa Lo bisa liat kan kalo gue sendirian"

Perkiraan ku memang jarang sekali meleset, sikap dia seperti ini semakin memicu adrenalin ku. Aku merasa tertantang dengan sikapnya.

"Jutek amat sih.. yokk gue anterin pulang"

"Dihh ngapain? Gue bisa pulang sendiri !"

"Yaa kan bisa ngirit ongkos neng cantik"

"Ga perlu deh. Thank you atas tawaran Lo"

"Jangan bilang Lo takut sama gue"

"Udah sana pergi"

"Ayoo laahh.. ibu Lo udah tau gue ini. Kalo ada apa-apa sama Lo juga gue ga bisa ngelak"

"Dihh ngarep Lo terjadi apa-apa?!"

"Yaaa kalo sama Lo sih gapapa. Gue rela deh"
"Tania, kalo Lo ga mau gue anter, gue bakal disini aja. Mobil gue ga akan kemana-mana sebelum Lo mau naik. Gue ga peduli bus yang di belakang gue"

Berhasil ! Dia menuruti kemauan ku. Di dalam mobil, tentunya tidak damai tentram. Ada saja hal yang dia protes kan. Bukan cuma mulutnya, bahkan perutnya pun ikut berbicara. Aku mengajak nya untuk makan. Walaupun ada drama penolakan, akhirnya dia menurut untuk makan denganku. Ini pertama kalinya aku sampai membujuk seorang wanita untuk aku ajak makan. Biasanya, mereka yang akan mendatangi ku. Pilihan mama tepat ternyata.

--

--

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Kating Idaman (END)Where stories live. Discover now