"Kita mau sampe kapan kayak gini? Jujur gue capek Jaem. Gue capek harus minum obat tiap malem cuma buat tidur nyenyak." Pandangannya terus tertuju pada jari jarinya yang ia mainkan di atas selimut, rasanya ia sangat takut untuk melihat reaksi Jaemin.
"Lo ... konsumsi obat tidur?" Tanya Jaemin yang langsung dijawab dengan anggukan singkat oleh Yangyang.
"Iya, sejak dua bulan yang lalu." Lanjut Yangyang masih dengan suara yang kecil.
"Kenapa?"
Yangyang tidak langsung menjawab, anak itu terlihat sedang menimbang nimbang sesuatu, Jaemin semakin merasa penasaran dibuatnya.
"Kalau gue cerita, lo mau dengerin?" Akhirnya Yangyang mengangkat wajahnya dan langsung menatap lurus kearah Jaemin. Jaemin segera memberi gestur bahwa ia siap untuk mendengarkan.
"Dulu gue hampir mati gara gara bokap gue, ah maksudnya bokap tiri gue. Dia nikah sama nyokap tapi dia ga mau nerima gue sebagai anaknya. Dia selalu main fisik sama gue kalau dia lagi emosi, sampe akhirnya gue pernah hampir mati gara gara emosi dia dan itu bikin gue trauma. Beberapa tahun kebelakang gue sempet lupa sama trauma itu. Tapi dua bulan yang lalu, lo nge trigger trauma gue, Jaem. Akhirnya gue kena gangguan kecemasan lagi. Tiap malem gue selalu keinget sama kejadian itu, gue gabisa tidur, makanya gue milih buat konsumsi obat tidur supaya gue bisa tenang dan istirahat." Yangyang berhenti sejenak untuk mengambil nafas, dada nya terasa sesak karena ia harus kembali mengingat hal itu. Namun Yangyang mencoba kuat dan melanjutkan ceritanya.
"Gue muak inget inget muka bokap tiri gue yang bikin gue gapernah bisa tenang tiap malem." Bibir bawahnya ia gigit untuk menahan sakit akibat tenggorokan nya terasa tercekat, tapi walau begitu Yangyang masih mencoba untuk menyelesaikannya.
"Jaem, gue udah gakuat. Gue pengen lupain trauma itu lagi."
Sepanjang Yangyang bercerita, Jaemin hanya diam. Dia tidak tahu harus bereaksi seperti apa dan dia juga tidak tahu kenapa tiba tiba dadanya ikut merasa sesak. Mendengar kisah Yangyang benar benar membuatnya bingung. Seberat itu kah hari hari yang dilalui oleh Yangyang?
"Kalau tentang rencana balas dendam lo ... gue mohon maafin bang Lucas, tolong jangan apa apain dia, Jaem. Kalau dia pergi, gue gapunya siapa siapa lagi disini, karena cuma dia yang gue punya sekarang. Gue takut hidup sendirian kalau bang lucas gaada."
Ah, ternyata Yangyang sama dengan dirinya, mereka hidup hanya dengan saudara, tanpa orang tua. Jelas Jaemin sangat mengerti bagaimana rasanya. Jaemin juga hanya memiliki Jeno dan Jisung di hidupnya, sama seperti Yangyang yang hanya memiliki Lucas seorang.
"Gue gabisa ngelakuin apa apa lagi selain memohon sama lo buat ga sakitin bang Lucas. Kalau aja kondisi gue baik, gue terima terima aja lo balas dendam lewat gue asal bang Lucas ga kenapa kenapa. Tapi buat sekarang gue beneran udah gakuat lagi. Jadi please udah ya Jaem? Gue mohon."
Tatapan matanya kini terlihat sangat putus asa, Jaemin bisa melihatnya dengan Jelas. Matanya terlihat sedikit memerah walau tidak ada bulir air mata yang menggenang di pelupuk matanya. Sepertinya Yangyang sudah terlalu lelah hanya untuk sekedar menangis. Melihatnya membuat dada Jaemin serasa diremas kuat. Sakit.
"Tapi apa yang dilakuin Lucas ga bisa segampang itu gue maafin, Yang. Gara gara dia gue hampir kehilangan Jeno. Lo bilang lo gabisa hidup tanpa Lucas. Gue juga gabisa hidup tanpa Jeno, Yang. Gue juga cuma punya dia sama Jisung disini." Tidak yakin dengan apa yang ia rasakan saat ini membuat Jaemin terus mencoba denial. Ia tidak ingin berpikir jika sekarang ia merasa kasihan pada Yangyang. Jaemin memang berniat untuk membalas dendam pada Lucas yang sudah mencelakai saudaranya dan mengacaukan hidupnya dengan cara yang sama.
Sekarang ia sangat yakin jika rencananya berhasil, tapi kenapa ia tidak merasa senang? Kenapa saat melihat tatapan putus asa Yangyang tadi membuatnya tiba tiba saja membuatnya merasa bersalah?
"Justru karena itu gue harap lo ga sakitin bang Lucas. Gue tau kesalahan dia lumayan fatal dan lo gabisa maafin dia segampang itu. Tapi karena bang lucas juga pernah ngerasain hampir kehilangan saudaranya sendiri, gue yakin dia ngerasa nyesel banget, Jaem. Ga mungkin dia dengan sengaja bikin Jeno celaka dan hancurin hidup lo, sedangkan dia sendiri tau seberapa sakit rasanya hampir ditinggal sama orang yang dia sayang." Jaemin tertegun mendengarnya. Jika dipikir kembali, Jaemin dan Lucas pernah berada di posisi yang sama. Lucas pasti tahu pasti seberapa takut dan khawatir nya menjalani hari sambil memikirkan seseorang yang tengah berada diantara hidup dan mati. Jadi apa motif Lucas mencelakai Jeno?
"Bisa aja dia emang sengaja bikin hidup orang lain sama kayak dia."
"Engga Jaem, lo sendiri yang pernah bilang sama gue kalau bang Lucas sering temuin Jeno di rumah sakit kan? Kalau emang dia berniat celakain Jeno, ngapain dia pake segala repot repot dateng buat jenguk?" Kata kata yang dilontarkan Yangyang benar benar membuatnya sadar.
Jika Lucas memang berniat jahat, pasti sudah dari awal Lucas mengunjungi Jeno, saudaranya itu sudah tidak bisa membuka mata lagi sekarang. Tapi nyatanya, seberapa sering pun Lucas menjenguk, Jeno tetap baik baik saja karena niat Lucas memang hanya ingin bertemu.
Saat ini Jaemin memilih diam untuk memikirkan banyak hal.
"Gue harap lo bisa maafin dia pelan pelan, Jaem." Lanjut Yangyang membuat pikirannya semakin berkecamuk.
Haruskah?
Jaemin langsung beranjak dari duduknya dan berjalan cepat kearah pintu kamarnya untuk keluar dari ruangan itu, "Pake baju lo. Gue anter lo pulang."
Jaemin menutup pintu sedikit kasar setelah berkata dia akan menunggu Yangyang di basement apartment tempat ia memarkir mobil dan motornya. Yangyang hanya menatap kepergian Jaemin dengan heran. Apa Jaemin marah? Atau kesal? Atau ada hal lain? Ia tidak tahu.
Yangyang memilih untuk segera memakai seluruh pakaiannya yang tercecer di lantai samping kasur karena tidak ingin membuat Jaemin menunggu terlalu lama.
Jaemin segera melajukan motor nya dengan kecepatan tinggi setelah Yangyang menyusulnya ke basement. Dengan kecepatan nya yang sangat melampaui rata rata, Jaemin sampai di depan rumah Yangyang dengan cepat.
"Jaem," Baru saja Jaemin berniat pergi setelah Yangyang turun dari atas motornya, tiba tiba saja anak itu kembali memanggil namanya.
Jaemin menaikkan kaca dari helm full face nya lalu berkata, "Kenapa?"
"Kalau lo butuh kasih sayang dari orang lain selain Jeno sama Jisung ... bilang sama gue ya?"
Deg!
Ah, kenapa jantungnya tiba tiba berdetak kencang? Mungkin saja karena ini adalah pertama kalinya ia mendengar kata kata itu dari seseorang makanya ia tidak terbiasa. Atau mungkin karena orang itu adalah Yangyang?
Jaemin segera menutup kaca helm nya dan mengangguk cepat, lalu dengan terburu-buru, Jaemin segera melajukan motornya kembali meninggalkan pekarangan rumah Yangyang. Bisa gawat jika Yangyang menyadari wajahnya bersemu merah. Tapi semoga saja Yangyang tidak sempat melihat nya karena saat itu malam hari dan daerah situ sedikit gelap.
TBC
maapin jangan? 👀 btw keknya jaemyang bentar lagi meroket😍😍😍😍 kalau beneran jaemyangist kudu party sihhh yegak yegak🤩👏🏻
btw maaf kalau gaje yak soalnya gue ngetik ini sambil nahan ngantuk😂 pengen tidur tapi males jadi begini dah nih😭🤣👍🏻
OKE MARI KITA KABUR 🏃🏻♀️💨
Return by : Sunrishie
KAMU SEDANG MEMBACA
RETURN [Jaemyang]
FanfictionA JAEMYANG FIC! Yangyang tidak pernah mengerti kenapa Jaemin melakukan hal itu padanya, jujur Yangyang lelah, tapi siapa sangka jika alasan Jaemin melakukannya benar benar membuat Yangyang pasrah, seperti tidak ada jalan lain yang bisa dia lakukan...
Chapter 19 : Should He Forgive?
Mulai dari awal
![RETURN [Jaemyang]](https://img.wattpad.com/cover/264378591-64-k333061.jpg)