[11]

290 68 11
                                    

Sudah tiga bulan berlalu dan tak ada kemajuan dalam hubungan War dengan Yin. Seolah Tuhan memang menggariskan hubungan mereka sampai batas dekat sebagai seorang anggota English Club dan seorang ketua ekskul fotografi yang sukarela dimintai tolong untuk dokumentasi berbagai kegiatan sekolah.

Bohong kalau War tidak berharap lebih setelah frekuensi pertemuan dirinya dengan kakak kelasnya itu bisa dibilang cukup banyak. Namun, sisi lain dalam dirinya sudah lelah untuk berharap bahwa Yin akan menaruh rasa padanya. Semenjak pembicaraan mereka di lapangan sore itu justru membuat Yin dan May semakin dekat. Kalau War boleh berspekulasi, mungkin sebenarnya Yin sudah menaruh rasa pada May sejak lama.

Ia tidak tahu kalau menyukai dalam diam akan terasa semenyakitkan ini, tetapi akan lebih sakit kalau Yin menjauhinya karena perasaan sukanya terhadap Yin. Ia tak mau kejadian yang sama terulang kembali di hidupnya.

Soal Waruru, ia merasa bahwa Yin hanya penasaran dan ingin berterima kasih karena sudah memberinya hostpot secara cuma-cuma. Selama tigas bulan, War menanamkan pikiran itu di dalam otaknya dan tak ada niat untuk memberi kode yang jelas kepada Yin, padahal Prom sudah pernah menawarinya bantuan agar bisa dekat dengan Yin, tetapi War menolak karena merasa tidak percaya diri.

"War Wanarat, kamu boleh meninggalkan kelas. Surat izinnya sudah saya terima," ucap gurunya.

War sedikit terkejut karena panggilan gurunya. Ia bangkit dari lamunannya dan meraih tas berisi kameranya.

"Saya izin dulu bu."

"Ya, silakan."

War berjalan mengekori ketua English Club yang baru. Astaga bukankah ia baru saja melamunkan sosok dihadapannya. Sebenarnya ada apa dengan takdir, kenapa mendatangkan May di waktu yang tidak tepat, bahkan hatinya merasa sakit hanya dengan berjalan di belakang May. Sial, saat ini pikirannya sedang tidak jernih.

"War, nanti langsung ke aula ya. Aku mau ngasih surat izin ke anak FSUTA yang lain."

"Oke, May."

Siswa kelas 12 sudah tidak diwajibkan mengikuti kegiatan ekstrakulikuler karena  jadwal ujian sekolah yang semakin dekat. Tiga bulan yang lalu benar-benar ia manfaatkan untuk selalu menerima permintaan tolong dari anak-anak English Club untuk mendokumentasikan kegiatan mereka. Selain memang sudah menjadi tanggung jawabnya, ia juga ingin memanfaatkan rentang waktu tersebut untuk bertemu Yin walaupun tak jarang ia justru melihat pemandangan yang sedikit menyayat hatinya dimana May dan Yin asyik menikmati dunia mereka berdua.

Netra War menangkap sekretaris FSUTA di depan aula. Batinnya heran sebab rekan satu ekskulnya tidak langsung masuk ke dalam aula. Ia mempercepat langkahnya kala rekannya itu turut mempercepat lambaian tangan yang ditujukan padanya. Raut wajah War sedikit menampakkan kekhawatiran terhadap rekannya itu.

"Kok ga langsung masuk, Mon?"

"Ish, gue gamau sendirian. Yuk masuk," ajak Chimon seraya menarik tangan War untuk mengikuti langkahnya.

War menggeleng singkat di belakangnya. Bahunya menurun, merasa lega. Ia pikir ada kendala dari kamera Chimon atau hal lain yang membuat rekannya itu terdiam di depan aula. Ternyata hanya sebatas rasa malu saja, astaga.

◍ ◍ ◍

War duduk bersandar pada pilar penyangga di luar aula. Tangan kanannya mengipas-ngipas, mencoba mendapatkan hembusan angin untuk dahinya yang sedikit berkeringat. Acara English Club baru saja usai dan beberapa temannya sudah kembali ke basecamp FSUTA. Kepalanya menoleh kala merasakan tepukan di sisi kiri pundaknya. 

"Makasih, May," ucap War setelah menerima kardus berisi kudapan dari tangan May.

May turut duduk di samping War. "Capek?"

Waruru [YinWar]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang