Soobin Maunya...

253 37 13
                                    


"Bin tolong ambilin jelly dong di kulkas." Ucap Arin di kasur kepada Soobin yang baru saja menutup pintu rumahnya, habis buang sampah. Soobin pulang sore hari ini. Kerjaannya cepat selesai dan karena hari Jumat, jadwalnya lebih enteng dibanding hari efektif lainnya.

"Hah? Jelly? Sejak kapan punya jel-, IH KAMU SEMBUNYIIN INI SEMUA DARI AKU?" Soobin terkaget-kaget saat membuka kulkas dan mendapati 2 toples jelly.

"Gak nyembunyiin Bin. Baru dapet tadi siang juga."

"Dari?" Soobin menggendong 2 toples jelly ditangannya.

"SATU AJA! ngapain dibawa dua-duanya." Sentak Arin.

"Hehe, iya iya." Soobin kembali meletakkan setoples jellynya di kulkas. "Dari siapa kak? Beli?"

"Dari bunda."

"Hah? Bunda tadi ke sini dong?"

"Iyalah."

"Kamu telpon bunda?"

"Enggak. Katanya lagi pengen aja main ke sini karna sebelumnya ke kantor, nyari aku tapi gaada. Temen kantor ada yang bilang aku sakit. Yaudah bunda ke sini deh bawain jelly sama jajan-jajan lainnya."

"Marah gak?"

"Ya marah. Kenapa aku gak bilang kalo lagi sakit. Terus bilang 'Soobin juga kenapa gak bilang ke bunda kalo kamu sakit' marah-marah gitu."

"Hah? Terus-terus kamu jawab apa?" Soobin takut kalo bakal kena marah bundanya Arin.

"Ya aku bilang ke bunda kalo Soobin maunya bilang, tapi aku gabolehin."

"Sip deh." Katanya puas. "Takut tauk sama bunda. Keinget dulu yang kamu ngajakin aku pergi sampe pulang malem. Malah aku yang kena marah, padahal kamu yang ngajakin." Soobin membuka toples jellynya.

"Yang jalan-jalan naik bis itu?"

"Iya. Yang kamu habis berantem sama adikmu. Terus kamu ngambek deh, dateng ke rumahku tapi aku lagi ada di kosannya temenku."

"Oh iya..." Arin mengingat-ingat lagi. "Ya iyasih aku yang salah. Tapi kamu yang minta ke resto makan lama banget kan, tiap berhenti bisnya minta makan, gitu terus sampe telat jadwal bisnya. Jadi ya pulangnya malem banget, molor jamnya karna ambil bis lain."

"Tapi habis itu bunda jadi kenal aku sih. Aku jadi lebih sering main ke rumah kakak terus ngobrol banyak sama bunda." Lanjut Soobin. "Ngomong-ngomong aku pengen bilang sesuatu."

"Apa? Jangan bikin deg-degan deh, pake bilang kayak gitu." Arin merogoh toples jellynya lagi.

"Tapi kamu gabole ngomel-ngomel."

"Tuh kan... kayaknya kamu bikin salah? Apa kamu mau minta sesuatu yang udah jelas bakal aku tolak?"

"Hihh kakak." Soobin menyingkirkan bantal yang menghalangi keduanya, lalu duduk mendekat sambil bersandar di sandaran kasur. "Kamu mesti ngelarang aku ini itu padahal aku pengen. Selalu deh..."

"Yaudah apa."

"Kemaren aku habis dari alat elektronik kan... terus-,"

"Oke stop. Aku tau kamu mau bilang apa."

"Belum selesai ngomongnya ih." Soobin cemberut. "Aku dari dulu pengen banget beli laptop kak buat main game."

"Enggak Soobin."

"Kak please..."

"Bin, kalo buat kebutuhan kerja kamu nggak papa. Lagian ibu yang bilang sendiri ke aku loh, kamu dulu pernah kecanduan main game pas masih SD. Kamu mau ngulang hal itu lagi?" Ucap Arin.

Rumah Tangga [Soobin&Arin]Where stories live. Discover now