Jake sempat terdiam, menatap bagaimana Netra tajam Minho memancarkan kehangatan yang mampu membuatnya meneteskan air mata.

"Jeyun seberharga itu?" tanyanya begitu lirih.

Suzy beranjak dari duduknya mengambil duduk tepat disebelah Minho yang duduk bersandar pada kepala ranjang dan memangku tubuh Jake.

"Jaeyun sangat berharga, Benar-benar berharga." ujar Suzy yang segera melepas masker wajahnya dan melemparnya asal hanya untuk mengecupi seluruh bagian wajah Jake terkecuali bibirnya.

🌼🌼🌼

"naik kereta api tut-butut-butut~"

Jake mengehentikan nyanyiannya, menelengkan kepalanya dengan kening berkerut dalam.
Ia tengah berfikir, merasa ada yang aneh dengan lyric lagu yang dinyanyikannya.

"ada yang aneh.. Eum?" Tanyanya yang entah pada siapa.

Merasa tak menemukan letak kesalahan dalam nyanyiannya, ia kembali bersenandung ria.

"naik kereta api tut-butut-butut~
siapa hendak turut~
Ke bandung~ sur-eh Jeyun maunya Yogyakarta!
Ke bandung~ yogyakarta- Aduuhh!!
Ish! Apasih tarik-tarik!!
Emang jeyun embe apa!" omel Jake menghentikan senandung riangnya, kala merasakan tarikan ditudung hoodie-nya, hingga langkahnya kembali mundur.

"cebol galak banget."

Jake melebarkan matanya, lantas memutar tubuhnya hingga berhadapan dengan seseorang yang menarik tudung hoodie-nya, yang tak lain adalah Taki.

"heh! Siapa yang Lo-ADUH KOK DITABOK SIH!!" omel Jake begitu Taki dengan santainya menampar bibir Jake.

"ngga sopan ngomongnya lo-gue.
Ngga inget peraturan rumah ini apa!"

"ish! Suka-suka ya! Kan cuma ada kita berdua, jadi ngapain Jeyun sopan sama l-apa-apa mau nabok lagi?!!!"

Jake membekap erat bagian mulutnya, menatap penuh kesinisan pada Taki.

"kenapa ngga pakai sendal?!
Masuk ambil sendalnya."

Jake mengernyitkan keningnya, menatap jijik Taki yang menyuruhnya dengan suara rendahnya.

"dihh apaan sih, ngga usah sok keras deh!
kamu sama Jeyun itu tuaan Jey-"

Jaeyun'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang