"Kakak bawa kamu dek, mana mau kakak ngebut-ngebut.
Bahaya, bisa nangis berhari-hari kalau kamu sampai kenapa-kenapa."
"ih lebay! Alay! Kak Jeyi lupa kalau Jeyun dulu sering balapan?!
Kebut-kebutan dijalanan, Jeyun baik-baik aja tuh." ujarnya heboh.
Jay kembali mengusak pucuk kepala Jake, mengecup pipi gembil yang memerah karna terbakar sinar matahari.
"itu kan dulu, sekarang lain sayang..
Sini lepas dulu jaketnya, adek kepanasan kan."
Masih dengan raut merengut, Jake mengangguk.
Membiarkan Jay membantunya melepas jaket kulit yang membungkus tubuhnya.
Setelah terlepas, Jay memberikannya pada Rm.
Sementara Jake kini memutar tubuhnya, memasuki mansionnya.
"dek.. Jangan lari-lari!" Peringat Jay yang tentunya diabaikan oleh Jake, masih kesal katanya tidak diajak kebut-kebutan sewaktu berkeliling kota tadi.
Merasa kalau laju kecepatan motor Jay samanya seperti siput.
"MOMMY~ DADDY~ UNCLE~ ABANG~ KA-
LAH KOK ADA DIA SIH!!!"
Seruan Jake terhenti begitu sadar diruang keluarga bukan ada keluarganya saja, namun ada orang lain yang dulu sempat dicemburui olehnya yang tak lain adalah Taki.
"sayang~ jangan teriak-teriak dong."
Jake melangkah cepat, yang disetiap langkahnya dipenuhi dengan hentakan kaki kesal.
"kamu ngapain disini!!!" sentaknya seraya menarik lengan Taki yang duduk disebelah Minho.
"jangan deket-deket Daddy Jeyun!!
Awas ish!!" usirnya seraya terus menarik lengan Taki untuk segera enyah dari sisi Minho.
"dih! Ini Daddy saya ya."
Jake menggeleng cepat, seiring dengan gelengannya rambut hitam lepeknya turut bergerak kekanan dan kekiri.
"enak aja! Daddy Jeyun!!!"
"ihh mana ada! Daddy saya ya ini."
Jake mendelik sebal, terus menarik lengan Taki untuk segera bangun.
Namun entah kekuatannya yang kurang atau memang bobot Taki lumayan berat, hingga tarikannya tak berarti apa-apa.
"awas!!!"
"kamu lah yang awas! lagian kan kamu orang luar, bukan keluarga-"
"Taki." seru Minho penuh peringatan, memotong ujaran Taki yang cukup kelewatan.
Sementara Jake menundukkan kepalanya, Melepaskan tarikannya pada lengan Taki.
Kemudian memutar tubuhnya, melangkah keluar ruang keluarga yang segera ditahan oleh Jongki.
Ia menangkap tubuh Jake dan membawanya kedalam gendongannya, sedetik Jake dalam gendongan Jongki, saat itu juga tangisan kencang Jake pecah.
Ia memeluk erat leher Jongki, membenamkan wajah menangisnya diceruk leher Jongki.
Sementara Minho menatap Taki untuk segera minta maaf, yang hanya dibalas helaan nafas.
Part 30
Start from the beginning
