Chapter 18 : Deep Talk w/ Lucas

Start from the beginning
                                        

"Waktu motor gue berhasil berhenti, gue langsung berusaha buat liat keadaan Jeno, gue lari jauh banget karena gue gabisa pake lagi motornya. Tapi pas gue sampe, Jaemin juga datang sambil lari dan bawa Jeno yang udah ga sadarin diri. Ternyata waktu dia jatoh, helm nya lepas dan kepalanya kebentur tanah. Jeno udah kehilangan banyak darah waktu sampe di rumah sakit. Dan akhirnya.. Dia koma." Selama bercerita, suara Lucas terus bergetar, bahkan dia terus terusan menarik nafas untuk mengisi paru parunya yang terasa sesak seperti kehabisan oksigen.

Tidak ada yang bisa Yangyang lakukan, dan ia memilih diam untuk menyimak cerita kakaknya. Yangyang juga tidak tahu harus bereaksi seperti apa.

"Gue beneran ga sengaja dek. Please percaya sama gue ya. Please." Ucap Lucas, masih sambil berusaha menahan tangisnya yang sedari tadi sudah memberontak untuk keluar.

"Gue minta maaf dek. Gue rasa Jaemin masih belum bisa maafin gue sepenuhnya. Dan gara gara itu, lo juga jadi ikutan kena imbasnya. Ini salah gue dek. Gue minta maaf sama lo."

Akhirnya, satu tetes air mata yang sedari tadi sudah membendung di pelupuk matanya mulai mengalir. Lalu tetesan selanjutnya juga ikut membasahi pipinya.

Lucas merasa bersalah, semua ini karenanya. Sang adik yang tidak tahu apa apa pun ikut terlibat kedalam masalah nya dengan Jeno dan Jaemin. Trauma masa lalu nya yang kembali, gangguan kecemasan yang lagi lagi menyerang adiknya. Semua yang dialami adiknya saat ini adalah salahnya.

Yangyang ikut menangkup punggung tangan sang kakak dan mengusapnya lembut. Yangyang percaya pada Lucas, tidak mungkin kakaknya berbohong hingga menangis seperti saat ini. Dia paham betul bagaimana Lucas. Yangyang terus mengucap kata penenang, mencoba meyakinkan Lucas bahwa itu bukan salah Lucas sepenuhnya. Yangyang terus berujar jika itu adalah kecelakaan, bukan karena Lucas memiliki niat jahat sehingga Lucas tidak perlu meminta maaf padanya terus menerus.

Tangis Lucas mulai mereda setelah mendengar kata penenang dari adiknya dan juga mendapat usapan halus di punggung tangan.

"Dek, lo jangan khawatir ya, gue bakal datengin Jaemin sama Jeno buat urus masalah gue sama mereka supaya lo bebas dan ga terlibat lagi sama masalah gue. Lo tenang aja, gue bakal lindungin lo terus dek." Ucap Lucas mantap. Namun setelahnya Lucas mengerutkan keningnya bingung setelah melihat gelengan keras dari sang adik. Yangyang menolak bantuan, lagi.

"Bang, tujuan Jaemin lakuin ini semua ke gue itu buat bikin hidup lo semakin hancur setelah Jeno berhasil bikin lo celaka nanti. Jeno bakal bales dendam sama lo dan dia punya rencana buat pukulin lo sampe lo dirawat, sama kayak dia." Ada jeda sejenak sebelum Yangyang melanjutkan ucapannya karena tiba tiba Yangyang membayangkan jika suatu hari nanti, rencana Jeno berhasil dan Lucas berakhir di rumah sakit. Dia tidak pernah ingin hal itu terjadi, ia tidak mau kakaknya ikut celaka. Kini matanya mulai terasa panas, genangan air mulai terbendung diujung matanya, terlihat sudah siap tumpah kapan saja.

"Bang, tolong pura pura gatau di depan Jaemin tentang gue ya? Jaemin bakal ngerasa menang kalau lo datengin dia sekarang dan bahas keadaan gue di depan dia. Rencana dia berhasil buat bikin hidup lo hancur bang, tapi tolong jangan sampe Jaemin tau. Lo tenang aja, gue bisa jaga diri gue sendiri."

Lucas memikirkan ucapan Yangyang. Benar kata adiknya, Jaemin akan merasa menang jika ia membahas masalahnya sekarang. Bisa bisa Jaemin semakin semena mena dan berbuat sesuatu yang lebih buruk pada adiknya.

"Yang gue harapin sekarang, lo jaga diri lo sendiri juga ya? Gue gamau lo kenapa napa. Kalau lo celaka, gue sendirian disini bang. Cuma lo keluarga yang gue punya sekarang. Gue gamau sendirian lagi. Tolong hati hati ya? Jaga diri lo buat gue bang. Lo harus ada disini buat temenin gue terus. Lo gaboleh kemana mana."

Pada akhirnya pertahanan Yangyang runtuh. Air mata yang sedari tadi ia usahakan untuk tidak mengalir akhirnya membasahi pipinya. Laju air mata yang mengalir sangat deras. Yangyang terisak, rasanya sangat sakit walau hanya membayangkan dirinya hidup sendirian lagi tanpa sosok sang kakak yang selama ini selalu berada disisinya dan menemaninya kapanpun.

Karena memang benar, anggota keluarga yang dia punya saat ini hanyalah kakaknya. Babanya sekarang sudah hidup tenang dan bahagia di langit, sedangkan sang Mama.. Entahlah, sepertinya Mama nya hanya peduli pada uang, hingga Mama nya lupa jika ia masih memiliki dua anak yang sudah mulai tumbuh dewasa.

Tidak kuat melihat sang adik menangis tersedu-sedu. Langsung saja Lucas mendekap erat tubuh bergetar adiknya. Menyalurkan rasa hangat lewat usapan lembut yang ia bubuhkan diatas surai halus dan punggung sempit milik adik satu satunya itu. Yangyang pun ikut membalas dekapan erat itu dan menangis sepuasnya di bahu kokoh sang kakak.

"Dek, gue gaakan kemana mana, gue janji gue bakal jaga diri buat lo. Lo juga satu satunya keluarga yang gue punya sekarang dek. Jangan khawatir ya?" Bulir air matanya kembali menetes. Lucas pun merengkuh tubuh itu lebih erat dan ikut menangis dalam diam.

Lucas merasa dirinya sudah menjadi kakak yang paling tidak berguna karena tidak bisa menjaga adiknya dengan baik. Ini semua benar benar salahnya.

"Gue minta maaf dek. Maaf. Semua ini emang salah gue. Lo jadi kayak gini lagi karena gue. Maafin gue dek."

"Berhenti salahin diri lo sendiri bang. Lo itu kakak paling hebat. Gue gaakan hidup sampe sekarang kalau gaada lo. Udah ya? Jangan gini lagi."

Lucas pun mengangguk dan menghentikan racauan nya. Tidak ingin membuat Yangyang semakin khawatir. Lalu setelah beberapa saat saling berpelukan dan melampiaskan rasa sedih masing masing, akhirnya Lucas melepas dekapannya lalu menangkup wajah kecil adiknya untuk mengusap wajah Yangyang yang dibasahi air mata.

"Hari ini lo gausah sekolah ya? Gue gamau lo ketemu Jaemin." Ucapnya masih sambil mengusap lembut wajah Yangyang.

"Jaemin belum pernah masuk sekolah lagi setelah Jeno sadar. Jadi gue gaakan ketemu dia kok, bang."

Lucas menggeleng pelan, "Engga, gaada yang bisa jamin dia gaakan masuk hari ini. Pokoknya lo diem aja dirumah hari ini sama gue, atau kalau mau, kita keluar jalan jalan. Pokoknya lo gausah sekolah."

Yangyang pun tertawa pelan akhirnya, kakaknya mulai bawel lagi. Karena ajakan Lucas cukup menarik baginya, akhirnya Yangyang mengangguk semangat untuk menyetujui ucapan Lucas.

Merasa senang karena adiknya setuju. Akhirnya dia mengecup pelan dahi Yangyang lalu merebahkan dirinya dan Yangyang di kasur milik adiknya itu. "Nah, karena sekarang masih pagi, mending lanjut tidur. Gue juga ada disini sekarang, jadi lo gausah takut dan mikirin yang aneh aneh ya? Lo bisa tidur tanpa obat kok dek, percaya sama gue. Ayo tidur."

Akhirnya Yangyang mencoba mendengar kata kata Lucas, ia memejamkan matanya perlahan, berusaha untuk tidak berpikir aneh aneh dan menyakinkan dirinya jika kakaknya akan selalu ada untuk melindunginya. Tanpa sadar Yangyang kembali mengeratkan pelukannya dan ia pun berhasil menyelami dunia mimpi tanpa obat yang beberapa hari kebelakang dikonsumsinya.

TBC

pengen abang kayak lucas🥺 jujurly gue ngetik ini sambil nge halu kalau lucas jadi abang gue😭 plis banget gue bisa tuker tambah abang gue sama lucas kagak sih?😭 mengiri gue tuh mengiriiii AAAAAAAAAAAAAAAAA

okeh sekian dulu perhaluan ini semua, saatnya saya pamit kabur lagi 🏃🏻‍♀️💨

Return by : Sunrishie

RETURN [Jaemyang]Where stories live. Discover now