Sweet Boy.

89 0 0
                                    

Lily menunggu dengan sangat tidak tenang di dalam markas itu karena sudah hampir jam 2 malam. Lily sudah ijin ke orang tuanya untuk menginap di salah satu rumah temannya. Dia hanya bersama Dony yang merupakan salah satu anak buah Simon juga. Dony memang selalu di markas dan tidak ikut mereka karena Simon melarangnya sebab Dony masih berusia 15 tahun dan sikapnya masih labil. Namun dia memiliki kemampuan bela diri.

"Lily, aku memiliki firasat yang buruk." kata Dony.

"Dony, tolong jangan bicara sembarangan aku sedang khawatir kamu malah bikin aku khawatir." kata Lily.

"bukan Simon tetapi Julian. aku merasa dia akan di habisi Simon karena dari dulu Simon sudah mengampuninya sebanyak puluhan kali. selain suka omong besar dia juga terlalu sombong aku rasa Simon akan menghabisinya kali ini." jelas Doni.

"aku berharap Simon dan mereka baik - baik saja."

Setelah 30 menit menunggu, akhirnya Lily merasa sangat lega karena Simon dan anak buahnya baik - baik saja. Lily langsung berlari ke arah Simon dan memeluknya tanpa memedulikan kakinya yang lukanya masih basah.

"jangan berlari seperti itu, lukamu nanti makin parah." kata Simon membalas pelukan Lily.

"dia sangat khawatir." kata Doni.

Simon membawa Lily ke sofa dan mendudukkannya, Simon menatap Lily dengan sangat lekat terutama di area bibirnya. Lily dengan percaya dirinya langsung mencium Simon tanpa memedulikan yang lain.

"apa yang kamu lakukan?." tanya Simon kaget dengan wajahnya yang sangat merah.

"menciummu, karena kamu terus melihat ke arah bibirku. aku pikir kamu menginginkannya." kata Lily dengan spontan.

"astaga, aku hanya melihat luka di bibirmu."

Lily sangat malu dan langsung berlari ke arah Doni bersembunyi di belakangnya. Lily memeluk Doni dengan sangat erat saking malunya.

"oh kamu berani memeluk orang lain di depan orang yang kamu barusan cium?." kata Simon.

Lily yang mendengar hal itu langsung melepas pelukannya. Simon menyuruh mereka untuk bubar dan melakukan hal seperti biasanya atau kembali ke kamar mereka, kamar istirahat bukan kamar menetap dan tentu saja dia tidak lupa mengatakan terima kasih kepada mereka.

Simon menarik Lily pelan ke kamarnya dan menyuruh Lily duduk di atas tempat tidurnya. Lily hanya diam dan menunduk menyembunyikan wajahnya yang masih kemerahan.

"tatap aku Lily." kata Simon.

"kalau tidak, aku akan pergi."

Mendengar hal itu, Lily langsung mengangkat kepalanya dan melihat ke arah Simon. Simon terkekeh melihat wajah Lily yang sangat merah seperti kepiting rebus. Kemudian Simon menarik wajah Lily dan dia menciumnya, awalnya Lily terkejut tetapi dia akhirnya menikmati permainan Simon.

Ciuman itu beralih ke ciuman yang panas. Simon menjelajah mulut Lily dengan Lidahnya mengabsen satu persatu gigi Lily dan Lily hanya diam dan mengikuti permainan Simon.

Setelah cukup lama, Simon melepas ciuman itu dan mencium pipi Lily dengan lembut.

"aku tidak suka wanitaku di lecehkan pria lain." kata Simon.

"dar mana kau tahu?." tanya Lily.

"Julian memberitahuku dengan bangga." jawab Simon.

"apakah dia akan jera?."

"biar neraka yang menghukumnya."

"kamu membunuhnya?." tanya Lily kaget.

"iya sayang, diakan berniat membunuhmu jadi aku membunuhnya." jawab Simon.

I'm In Love A CriminalWhere stories live. Discover now