A Thing For You

156 12 6
                                    

Warning: One Shoot, Fluff, Hurt/Comfort, mention of charater death, Boys Love, Garing Tidak Renyah, OOC, Typo

Pair: John H. Watson x Louis James Moriarty

Seluruh chara bukan punya saya, saya hanya meminjam untuk menistakan dan memenuhi asupan nutrisi yang kurang

Happy Reading!!!


Louis bukan tipe orang yang senang mengumbar perasaannya. Kalau perlu dia akan menyimpan semuanya untuk dirinya sendiri. Kedua kakaknya pun sudah putus asa membujuknya. Mereka ingin agar Louis setidaknya memberitahu apa yang dia inginkan, tapi apa yang mereka dapatkan hanya sebuah senyum kecil dan balasan berupa,

“Aku tidak ingin menyusahkan kakak. Aku ingin membantu dengan sekuat tenagaku. Hanya itu yang aku inginkan.”

Meminta tolong pada pasangan adiknya pun rasanya percuma saja karena dia juga menginginkan hal yang sama tapi balasannya sama saja.

“Aku tidak menginginkan apapun. Bisa bersama dengan kalian saja sudah lebih dari cukup untukku.”

“Walau begitu setidaknya kau bisa mengekspresikan perasaanmu pada mereka bukan,” bujuk pemuda bermanik kecoklatan itu.

Louis yang menatap kekasihnya hanya bisa menghela napas. Bukannya dia tidak mau, tapi Louis sudah mewanti-wanti dirinya agar tidak menyusahkan orang sekitar. Dan 'meminta sesuatu' atau 'menunjukan hal yang tidak perlu' merupakan daftar paling atas yang tidak boleh dia lakukan.

John, pemuda tadi, yang menatap wajah kekasihnya itu mengerti pergumulan batinnya. Jangankan kedua kakak Louis, dirinya bahkan tidak pernah mendengar langsung perasaan kekasihnya. Bukan berarti dia tidak menerima pernyataan apapun hanya saja kekasihnya itu lebih memilih menggantinya dengan hal lain daripada berbicara langsung.

Dan tanpa dia sadar, John menemukan ide bagus untuk membantu sosok kesayangannya itu.

“Bagaimana kalau kau memberikan sesuatu pada mereka?”

“Sesuatu?” tanda tanya besar yang terbit dikepala pemuda berwajah manis didepannya membuat John ikut melebarkan senyumnya.

“Karena Louis tidak bisa meminta sesuatu secara langsung bagaimana jika Louis menunjukannya dalam bentuk lain seperti barang misalnya,” dan semakin lebarlah senyumnya melihat kepala pemuda itu mengangguk pelan.

“Kurasa, aku bisa mencobanya.”

“Jadi sudah diputuskan. Sekarang apa yang ingin Louis berikan?”

Memegang dagunya Louis terlihat berpikir dengan keras apa yang harus diberikan pada kedua kakaknya. Kalau memberikan sesuatu seperti anggur atau pie rasanya setiap hari juga dia memyajikan itu dirumah. Kalau memberikan buku kedua kakaknya itu pasti sudah bosan melihatnya. Kalau begitu apa yang harus dia berikan?

Tawa kecil terdengar ditelinga. Mengerjapkan matanya, Louis dapat melihat lelaki bersurai hijau kecoklatan itu menahan tawa yang dia yakin sebentar lagi meledak. Merasa kesal, Louis sedikit maju dan mencubit pinggang lelaki itu.

“Aduh maaf Louis. Aw- tolong lepas cubitannya ya?”

“Jangan tertawa John.”

OUR STORY [MORIARTY THE PATRIOT]Where stories live. Discover now