PART 01

23 5 1
                                    

Hallo Happy Reading-!!
Vote 10 dan 10 komentar yuk buat part selanjutnya^^



0o0

"Jangan lupa minum obat nya, dek." pemuda mengambil obat yang berada di dalam box berisikan obat-obatan lalu memberikan nya pada adik nya.

"Iya Kak, aku gak bakalan lupa," balas nya dengan lesu. Karena sungguh ia sangat malas jika harus menelan butiran pil pahit itu setiap hari. Tadi ia berdoa supaya Kakak nya itu lupa, tapi keberuntungan sedang tak berpihak padanya hari ini.

"Gak bakalan lupa tapi sering di lupain," pemuda itu terus memperhatikan gerak-gerik adiknya yang tengah meminum obat. Jika ia tak memperhatikan nya mungkin obat itu akan berakhir di tempat sampah seperti minggu lalu.

"Ibu sudah berangkat?" gadis itu meletakkan gelas kosong di atas meja makan lalu bertanya pada pemuda yang satu tahun di atas nya itu.

Pemuda itu mengangguk. "Sudah tadi berangkat dengan Ayah juga Tarisa," ujar nya.

Hendardi Machelio namanya, pemuda yang akan berusia tujuh belas tahun pada empat bulan mendatang itu menenteng tas sekolah milik nya. Ia memiliki dua adik perempuan yang umur mereka hanya berjarak satu tahun dan juga empat tahun.

"Kamu akan berangkat dengan siapa?" tanya nya.

Gadis berkuncir kuda dihadapan nya hanya tersenyum menampilkan dua lesung pipi nya. "Tentu saja dengan Kak Hen!" ujar nya dengan semangat yang antusias.

Elisya Allamanda Michelia namanya, adik pertama yang umur nya hanya berpaut satu tahun dengan diri nya. Gadis manis dengan kedua lesung pipi nya saat tersenyum, bertubuh pendek dan mungil. Mungkin orang lain yang tak mengenal nya akan mengira ia adalah gadis SMP.

Oktarisa Fatih Michelia, adik kedua nya yang hanya berpaut umur empat tahun dengan nya kini tengah duduk di bangku SMP kelas satu.

Biasanya Lisya akan berangkat bersama teman nya namun, hari ini teman nya sudah berangkat terlebih dahulu jadilah ia akan menebeng pada Kakak nya ini.

"Semua sudah dikunci?" Kak Hen memanaskan motor nya terlebih dahulu sambil menunggu Lisya yang tengah mengunci pintu rumah nya.

"Sudah, Kak!" gadis itu menunjukkan kunci yang berada di tangan nya tak lupa dengan cengiran khas nya.

"Simpan di tempat biasa lalu tutup gerbang nya," suruh nya sambil memakai helm. Karena kedua orangtua nya menyuruh mereka untuk selalu mengutamakan keselamatan saat berkendara. Dimana pun dan kapan pun itu.

Mereka berdua itu satu sekolah, jika Kak Hen berada di kelas dua belas maka Lisya berada di kelas sebelas. "Tidak ada yang tertinggal?" tanya Kak Hen sambil melihat adik nya yang tengah membenarkan posisi juga helm yang ia kenakan.

"Tidak ada, mungkin." ujar nya tak yakin. Tapi di pikiran nya tak ada yang tertinggal sama sekali.

"Pegangan yang erat jika kamu tidak mau terjatuh ke aspal jalanan," Kak Hen menyalakan motor nya lalu mereka membelah jalanan kota Jakarta di pagi hari yang lumayan sudah di padati oleh kendaraan lain nya.

0o0

"Pulang sekolah tunggu di tempat biasanya," Kak Hen membantu gadis itu untuk melepas helm yang dikenakan nya. Sambil merapihkan  anak rambut gadis itu yang sedikit berantakan.

OUR STORY [REST]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang