don't run away pt.1

3.6K 232 15
                                    

Draco Malfoy kehilangan segalanya sejak kejatuhan Voldemort.

Keluarganya tidak lagi dipandang sebagai keluarga pureblood yang dihormati dan disegani. Ayahnya mendekam di Azkaban dan ibunya menjadi tahanan rumah tanpa sihir. Kekayaannya yang melimpah kini disita dan sebagian disumbangkan untuk memperbaiki kehancuran yang mereka perbuat.

Dan kini Draco harus menjalani hukuman dengan kembali bersekolah di Hogwarts. Semua orang menatapnya benci dan jijik dan Draco pikir ia pantas untuk itu. Ini hukuman karena telah menjadi Pelahap Maut termuda yang berniat membunuh Albus Dumbledore. Ia tidak layak untuk diberi pengampunan.

Semua orang memusuhinya, kecuali gadis itu. Gadis berjiwa besar dan pemberani, a war hero, Gryffindor princess, the brightest witch of her age.

Hermione Granger.

Draco tidak mengerti mengapa dari semua orang hanya Hermione yang memperlakukannya seperti orang normal. Dia bertingkah seolah mereka tidak pernah saling membenci, tidak pernah berada di sisi perang yang berlawanan, tidak pernah ditawan dan disiksa oleh bibinya dihadapannya.

Berawal dari ketidaksengajaan saat mereka duduk di kompartemen kereta yang sama. Tampaknya dua teman pahlawannya tidak ikut kembali ke Hogwarts sehingga mereka harus duduk berhadapan dengan canggung.

Tidak berhenti sampai disana, mereka beberapa kali berada dalam satu kelas yang sama. Disaat semua orang menjauhinya seperti virus, Hermione duduk disampingnya dan mengajaknya bicara seperti perang sihir hanyalah sebuah dongeng.

Awalnya Draco pikir Hermione hanya bersikap sopan terhadapnya, namun semakin lama pertemuan mereka semakin sering. Draco seolah bisa melihat Hermione dimanapun. Di kelas, di Great Hall, di perpustakaan, di lorong, di taman, dimana saja.

Draco menyadari bahwa hati kecilnya menginginkan perhatian dari gadis itu. Tapi akal sehatnya menghentikan hatinya untuk menginginkan gadis itu lebih jauh. It feels like a sin.

Namun takdir seolah mempermainkannya. Keinginan Draco untuk menjauhi gadis itu tidak berjalan lancar karena Professor Slughorn memasangkannya dan Hermione sebagai partner proyek ramuan.

Setelah kelas usai, gadis itu berjalan mendekati Draco, berniat untuk membahas proyek yang akan mereka kerjakan.

"Aku bisa mengerjakannya sendiri." Kata Draco dingin sebelum Hermione sempat berkata-kata. Ia kemudian bangkit dari duduknya dan meninggalkan kelas ramuan tanpa memedulikan gadis itu.

Hermione ikut berdiri dan mengikuti di belakangnya, "Malfoy, Professor Slughorn meminta kita bekerja sama sebagai partner."

"Aku tidak ingin mengerjakannya denganmu." Jawab Draco tanpa menghentikan langkah cepatnya. Ia ingin cepat-cepat sampai ke asrama Slytherin dan mengunci diri di dalam kamar.

"Kenapa?" Pertanyaan itu membuat Draco bingung dan akhirnya berhenti melangkah.

"Kenapa?" Tanya Draco dengan kekehan seolah pertanyaan Hermione lucu.

"Kau tidak sadar aku siapa?" Lanjutnya lalu membalik badannya untuk menghadap Hermione.

"Apa pureblood sepertimu tidak ingin bekerja sama dengan mudblood sepertiku?" Balas Hermione terlihat sedikit tersinggung.

"It's not about blood status, Granger! Its about me! Pahlawan perang sepertimu tidak seharusnya bekerja sama dengan mantan Pelahap Maut." Jelas Draco dengan tekanan di setiap katanya.

"Perang sudah berlalu, Malfoy. We can be friends-"

"We can't." Potong Draco dengan cepat. Ia mengeraskan rahangnya dan mengepalkan tangannya dengan kuat, bersiap untuk mengeluarkan kalimat yang akan ia sesali sampai mati.

"I hate you Granger and i feel like i want to die to be around you. Please go off, leave me alone."

Perasaan bersalah itu terus menghantui Draco dan Hermione seolah menjadi pengingat akan semua kesalahan yang ia perbuat di masa lalu. Padahal ia tahu bahwa ini bukan salah Hermione. Bukan salah Hermione juga bila Draco menginginkan Hermione Granger untuk dirinya sendiri.

Draco hanya ingin lari dari perasaan itu.

Hermione memandangnya dengan raut sakit hati yang terlihat jelas di wajahnya. Matanya berkaca-kaca kemudian berbalik dan berlari meninggalkan Draco yang masih berdiri di tengah lorong.

"Bagus, benci aku dan jangan buang waktumu untuk brengsek sepertiku." Bisik Draco sembari mencengkram dadanya yang terasa sakit.

Draco hendak meninggalkan tempat itu sampai ia melihat sebuah kalung yang tergeletak di tempat Hermione berdiri. Sepertinya gadis itu menjatuhkannya.

Draco mengambilnya dan mengamati kalung tersebut. Itu kalung yang sangat aneh dengan bandul berbentuk jam pasir. Ia menyentuh bandulnya dan kemudian memutarnya asal.

Tiba-tiba saja sebuah sihir aneh keluar dari bandul tersebut membentuk putaran asap dan menghisap Draco ke dalam sana.

Tubuhnya berputar-putar kedalam asap yang membuatnya sulit bernapas, pusing dan mual. Kemudian ia terjatuh dengan hempasan yang keras ke tanah.

.
.
.

TBC

(a/n: helloo i'm back with a threeshot. post-war AU and time-travel, i know it's kinda boring but hope you guys enjoy it ^^)

lovesick (dmxhg; dramione)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang