🌻014. Luapan Emosi (2)

Start from the beginning
                                    

"Balikin." titah Sejuk bernada dingin. Wajahnya begitu datar.

"Nggak, sebelum lo maafin gue, dan Letha," Ainaya mengangkat tangannya yang sedang memegang HP Sejuk ke atas, mengangkatnya begitu tinggi.

"Sini Nay, oper ke gue." Thaletha ikut bekerja sama menjahili Sejuk. Tangan Thaletha pun peka saat Ainaya memberikan handphone Sejuk yang ber-merk Iphone 12 Pro Max berwarna gold.

Sejuk membuang kasar nafasnya, dia mendecak sebal. "Nggak usah caper, deh, lo berdua!"

Thaletha mengubris perkataan Sejuk. "Ambil dulu HP lo! Lo mau lo kita bajak?" berbeda dengan Aimaya yang merasa kalau ini sudah tidak lucu, Thaletha malah masih bercanda, dia terus menggoda Sejuk, tak membiarkan Sejuk mendapatkannya.

Sejuk sedang malas berdebat. jadi lebih baik dia mengambil hapenya itu 'kan? Namun, secara baik-baik.

Segera Sejuk berdiri di depan Thaletha. Sialnya, Thaletha malah menggodanya kembali, melalui caranya menahan genggaman handphone Sejuk itu di tangannya, hingga membuat Sejuk harus berusaha lebih, untuk mendapatkan barang itu.

"Siniin, hape gue!" ujar sejuk dia tak putus asa hingga membuat mereka berdua saling berebutan barang mewah itu bak adek kakak yang berebutan mainan.

"Nggak, wlee." ledek Thaletha, seraya menjulurkan lidahnya.

Crack!

Itu adalah suara dari retakan handphone milik sejuk yang jatuh. Akibat mereka berdua tadi yang saling berebutan, Thaletha terlihat terkejut dengan mukanya yang sedikit aib.

Refleks karena Sejuk merasa jengkel, dia mengeprak mejanya begitu kencang, sampai berbunyi keras membuat semua tatapan tertuju pada mereka bertiga, murid sekelas sudah terbiasa melihat mereka bertiga bergaduh tapi mereka terkejut, kali ini sepertinya bukan 'gurauan'.

Ainaya mengambil hape Sejuk yang tergeletak di ubin. Antigores-nya rupanya sudah retak.

"Nih," cakap Ainaya, dia menyodorkan tangannya yang memegang hape Sejuk, lalu Sejuk mengambil hape itu dari genggaman tangan Ainaya.

Ainaya mendadak mengomeli Thaletha. "Letha gara-gara lo nih ya, sialan!"

"Kok jadi gue sih? Tadi ini ide siapa?!" balas Thaletha yang tak Terima dirinya disalahkan dengan mudah.

Ainaya membalas. "Ya, tapi setidaknya jangan sampai berlebihan kayak gini!"

"Maaf." serentak Ainaya dan Thaletha mengucapakan kata 'maaf.'

"Maaf untuk yang mana?" tanya Sejuk, begitu dinginnya.

"Untuk kejadian motor, sama masalah hape lo, Sejuk." jawab Thaletha.

"Nggak sudi gue maafin lo berdua. Munafik! Dimaafin, tapi berdusta." sindir Sejuk, sedikit memberikan sambaran petir pada mereka berdua.

"Lo semarah ini sama gue dan Naya, cuma gara-gara hape?" Thaletha bertanya.

Bukan sekedar hape! Belinya butuh perjuangan, di dalamnya pun ada beberapa berkas penting.

"Banyak, salah lo itu banyak. Bukan cuma itu!" papar Sejuk.

Thaletha tak mau kalah. "Gara-gara kejadian motor? Yaelah, Sejuk, alay banget sih lo jadi manusia. Ternyata yang dibilang Rara soal lo itu alay, emang benernya, ya."

Ainaya menyela. "Udah anjir, Letha! Sejuk, maafin gue sama Thaletha, lo 'kan temen kita."

"Temen? NGGAK SALAH DENGER, GUE? LO NGANGGAP GUE TEMEN, NAY?" kini Sejuk mulai meninggikan nada suaranya. Ketika dirinya sudah berteriak, mungkin bumi saja sudah bergetar.

Ainaya ( End )Where stories live. Discover now