Part 1

16.1K 306 13
                                    

Kim Tae tidak pernah menyangka dimana hari itu akan tiba. Hari dimana kedua orang tuanya pergi untuk selama-lamanya, dan meninggalkan anak semata wayang mereka. Terlahir dari keluarga sederhana, keluarga Kim Tae mendapat penghidupan dari ternak kuda kecil-kecilan mereka yang entah kenapa semakin lama semakin mendekati kebangkrutan. Padahal biaya kuliah Kim Tae bahkan bergantung pada peternakan ini. Dan saat kedua orang tuanya meninggal dalam kecelakaan, siapa yang akan mengurus peternakan kecil mereka? Siapa yang bisa membiayai hidup Kim Tae dan uang kuliahnya di kota? Kim Tae selama ini bahkan tidak bisa bekerja sambilan di toko manapun dan hanya bisa meminta uang pada orang tuanya. Begitu orang tuanya tiada, barulah Kim Tae sadar kalau ia menyusahkan mereka semasa hidup. Dan Kim Tae menyesalinya, meski ia tidak bisa melakukan apapun terlebih ia sudah tidak memiliki siapapun sekarang.

Dengan terpaksa dan sedikit sesal juga rasa bersalah di hati, Kim Tae pulang ke kampung. Berjanji pada dirinya sendiri untuk mengurus peternakan peninggalan kedua orang tuanya dan melanjutkan kuliahnya nanti.

Di desa, ia hanya memiliki sebuah peternakan, satu rumah yang cukup besar meski terbangun dengan sederhana, sebuah lumbung dan rumah ternak ayam. Kalau dulu hidup Kim Tae hanya terpusat pada pelajaran dan kuliah, kini setiap pagi jadwal Kim Tae berganti. Ia berkeliling ke sekitar rumahnya, memberi makan ayam-ayam, membersihkan halaman, dan mengecek kandang kuda setiap harinya.

Ada lima kandang kuda yang masing-masing diisi oleh empat ekor kuda, minggu pertama Kim Tae menyibukkan diri untuk membersihkan kelima kandang itu. Dan baru disadarinya... Kalau dari ke-dua puluh kuda yang ia miliki, delapan belas merupakan jantan dan betina hanya dua ekor. Bahkan satu betina sudah terlalu tua untuk menghasilkan keturunan. Baru Kim Tae sadar kalau hal ini lah yang membuat ternaknya semakin mendekati kebangkrutan, dalam lima tahun bahkan tiga kuda mati. Dahulu sekali kuda yang dimiliki keluarganya nyaris mencapai 100 ekor. Namun dari masa ke masa jumlahnya semakin menciut, menyisakan 20 ekor. Dengan 18 penjantan yang nyaris berisik setiap harinya. Mungkin sekali dalam seminggu atau sebulan, Kim Tae merasa kandang-kandang itu bisa rubuh jika kuda-kuda dibiarkan melakukan keributan. Kim Tae bukan tidak mengerti, kandang-kandang yang dipenuhi kuda jantan dewasa tanpa betina, pasti kuda-kuda itu mengalami distress setiap kali melalui masa kawin tanpa ada betina yang bisa memuaskan hasrat hewani mereka. Stress yang dialami kuda-kuda itu bisa menimbulkan kematian, dan Kim Tae tentu tidak ingin kudanya berkurang lagi. Namun di sisi lain, ia juga tidak memiliki uang untuk membeli kuda betina yang baru...

Pagi ini, Kim Tae membawa rumput-rumput untuk diletakkan di box makanan di dalam kandang kuda. Tanpa sengaja ia melihat bagaimana kuda-kuda di satu kandang yang ia kunjungi bergerak gelisah, berpindah dari satu sisi kandang ke sisi lainnya. Kim Tae membiarkannya, setelah ia mengisi tempat air mereka, Kim Tae beralih ke kandang yang berikutnya.

Di kandang selanjutnya, seekor kuda betina yang lebih muda memang di tempatkan di sana. Dan betapa terkejutnya Kim Tae menyaksikan kericuhan yang terjadi di kandang itu, tiga ekor kuda tengah berebut untuk mendekati satu kuda, yang Kim Tae yakini sebagai kuda betina. Kuda betina itu menyudut, terkikik tanpa bisa menghindar karena ketiga kuda jantan lain yang menghalanginya untuk kabur. Kim Tae merinding melihat kuda-kuda itu menghantamkan kepalanya satu-sama lain, bahkan tak jarang mereka menyerang si betina. Kim Tae melotot, menelan ludah tatkala ia melihat penis-penis panjang mengacung di sela-sela kaki ketiga kuda jantannya. Mereka pasti tengah berada dalam 'heat'.

Mekipun takut diserang, Kim Tae memberanikan diri untuk menarik salah satunya dan masuk ke tengah lingkaran mereka. Ia tidak ingin kuda betinanya terluka! Hanya dua betina di peternakannya dan ini satu-satunya yang bisa menghasilkan keturunan. Kim Tae tidak akan kehilangan kuda lagi, terlebih yang betina! Dengan nekat, Kim Tae menarik kuda betina itu untuk keluar dari sana dan cepat-cepat menutup pintu kandang. Ia menarik nafas lega lalu menggiring kudanya ke dekat kandang ayam, ia mengekang tali kuda itu di dekat sana sebelum kembali ke kandang kuda yang sebelumnya.

Animal LivestockTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang