3. Hariku

21 2 0
                                    

Ana segera berjalan keluar dan menuju rumah dengan untuk segera melaksanakan salat magrib. Setelah selesai salat, dia mengambil kertas putih yang tertulis nomor handphone lelaki itu, lalu ia pun mencoba untuk menulis dan mengirimkan pesan singkat ke nomor tersebut.

"Hi Ben, ini nomor aku, save ya Ana." Isi pesan singkatnya.

"Hi kak,....

Chat mereka berlanjut !

Malam itu mereka habiskan dengan teleponan dan juga chatingan. Sehingga tidak terasa malam sudah semakin larut. Begitu juga dengan hari- hari berikutnya, seakan kedua insan tersebut menjadi orang yang paling berbahagia di dunia. Seakan kata- kata saja tidak akan cukup untuk menjelaskannya. Sampai akhirnya Ana merasa begitu nyaman berkomunikasi dengan Ben. Dalam pandangannya Ben adalah leleki yang baik, sopan dan juga punya etika yang bagus, ditambah lagi ia sangat menyenangkan.

Malam hari habis magrib Ben telepon dan tiba - tiba berkata,

"Aku ngak mau lagi panggil kamu kakak, boleh aku panggil nama saja?" katanya dengan nada yang sangat serius.

"Iya, tidak masalah kamu bisa panggil seperti itu." Jawab Ana dengan santai dan merasa tidak keberatan sama sekali.

"Kapan kamu pulang ke Padang?" Tanya Ben.

"Besok malam, emang kenapa?"

"Artinya kesempatan aku untuk melihat kamu cuman tinggal satu hari lagi?" Dengan nada sedikit terkesan sedih.

"Lain waktu aku pasti akan berkunjung lagi, dan kita bisa ketemu lagi." Jawab Ana.

"Tidak bisa, dua minggu lagi setelah acara perpisahan sekolah aku akan ke Jakarta."

"Kamu ngapain ke Jakarta?"

"Aku lanjut SMA disana, dan aku sudah lolos di SMA Penabur Kota Wisata."

Sekolah Penabur merupakan salah satu sekolah swasta bergengsi yang didominasi oleh orang- orang China yang pasti mereka pintar dan kaya.

"Wah, selamat ya. Ternyata kamu pintar yaa?"

"Ahahah, lumayan lah." Jawabnya merendah.

"Pintar dong ! buktinya bisa lolos disana. Aku suka loh cowok pintar."

"Ohh, ya? Artinya kamu suka aku dong?

Ana hnya membalas dengan tertawa.

"Ana, boleh aku meminta sebuah kenang- kenangan dari kamu sebelum kamu pulang? Aku juga punya sesuatu untuk mu."

"Hm, itu terdengar bagus."

"Makasih Ana, sekarang aku mau pergi dulu sama bajak aku, dan aku akan menghubungimu kembali nanti."

Bajak adalah sapaan untuk Paman bagi orang Mentawai.

"Oke, bye bye. Hati- hati yaa."

Telepon mereka terputus ...

Ana berjalan menuju Putri sahabatnya dan sambil berkata,

"Put, temanin gua beli kado dong."

"Kado apa? untuk siapa?" Tanya Putri penasaran.

"Brondong gua." Jawab Ana cengengesan sambil tertawa. "Tapi gua kasih apa ya?" Tanya Ana kembali.

"Kayaknya lu ambil hati juga tuh anak, lu serius?" Tanya Putri makin Penasaran.

"Emang kenapa?"

"Ingat umur neng !"

"Loh, kita kan bisa berteman sama siapa aja asal cocok dan nyambung." Bantah Ana.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Oct 12, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Pindah Hati atau KeyakinanWhere stories live. Discover now