PROLOG

14 11 17
                                    

"Dira, apa impian terbesar lo?" Tanya laki-laki yang sedang duduk bersila bersama seorang gadis di rumput taman. Mereka sedang memandang hamparan langit jingga yang membentang luas. Dengan keadaan taman yang sepi dan semilir angin menyapu kulit mereka, membuat suasana semakin damai. Sore itu hanya segelintir orang yang berkunjung. Entah apa yang membuat orang-orang enggan datang padahal cuaca cukup cerah.

"Emm apa ya, mungkin bisa nikah sama idola gue." Jawab gadis itu bergurau, tak lupa diakhiri dengan suara tawa kecilnya yang mengalun.

"Yee, halu lo ketinggian Ra." Ejek laki-laki tersebut.

"Halu aja dulu, siapa tau jadi kenyataan."

Dira gadis yang selalu berandai-andai menjadi kekasih idolanya. Bukan hal aneh, hampir semua fangirl menginginkan itu. Ingat! Hanya sekedar halu, mereka masih mempunyai akal sehat untuk berpikir. Kemungkinan hal itu terjadi hanya 0,000000 sekian persen. Anggap saja halu adalah cara membahagiakan diri paling gampang, anti repot dan tanpa biaya. Iseng-iseng berhadiah, siapa tahu semua halu mu akan menjadi kenyataan. Tidak ada yang tahu bukan seperti apa alur hidup seseorang.

"Kalau lo sendiri?" Dira balik bertanya pada laki-laki tersebut.

"Itu rahasia, cuma gue dan Tuhan yang tau."

"Sok misterius lo Al, ga cocok tau ga!"

"Biarin."

Hening sejenak. Tidak ada topik pembicaraan yang ingin dibahas. Keduanya terlarut dalam pikiran masing-masing, sampai akhirnya Dira memutuskan untuk bersuara.

"Al, kira-kira impian gue bakal terkabul ga ya?" Tanya Dira tanpa mengalihkan atensinya pada langit senja.

Algi mengalihkan pandangannya ke gadis di sampingnya "Ngaco! ga mungkin lah!"

"Seyakin itu?"

"Iya." Jawab Algi mantap.

"Si Mili-Mili itu aja ga tau kalo lo idup." Sambungnya.

"Namanya Milan ya! M-I-L-A-N, bukan Mili!" Sewot Dira tak terima nama idolanya di pelesetkan.

"Hilih, hampir sama juga."

"Emangnya kalo nama lo di ganti jadi Jamal mau!?"

"Ya kagak lah. Nama gue dah bagus gini, Algifari Tanuba Adijaya" Ucap Algi sambil mumukul dada bidangnya bangga.

"Terserah deh...kalo misal impian gue beneran terjadi lo mau apa?"

Algi mengikis jarak antara dia dan Dira, tangannya terulur menangkup pipi gadis di sebelahnya itu, lalu ia dekatkan mukanya sampai tersisa jarak beberapa senti saja, mata mereka saling beradu "Gue bakal rebut lo dari si Mili itu, soalnya lo cuma milik gue."

Usai mengatakan itu, Algi langsung beranjak dari duduknya dan berjalan ke arah tempat parkir. Meninggalkan Dira yang masih diam mematung.

Mungkin untuk Algi hal itu hanya gurauan, namun tidak untuk Dira. Jantungnya sudah berdegup tak karuan. Jangan lupakan pipinya yang sudah memerah bak kepiting rebus. Ia baru menyadari, ternyata hatinya selemah itu.

"Ayo pulang udah sore, kebanyakan halu lo!"

Jangan lupa tinggalkan secuil jejak mu <3

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 23, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MILANDIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang