Sontak hal itu membuat anggota guild Antreas, bahkan Tigernis juga mulai menyerah. Mereka juga menjatuhkan senjata mereka, tak ingin bertarung lebih jauh lagi.

"Setidaknya kita semua sudah mendapatkan beberapa kill poin, aku akan mencoba melaporkan bug ini pada developer, kuharap mereka bisa memperbaikinya secepat mungkin." Yugo juga mulai menjatuhkan senjatanya, membuat pria harimau di sampingnya hanya bisa menghela nafas sebelum ikut berpasrah juga.

"Hah.... Ya... Meskipun setelah ini kita akan menjadi musuh kembali, tapi senang rasanya bisa bertarung denganmu kawan lama." Pria Harimau itu mulai mengepalkan tinjunya ke arah pria Yugo, yang hanya bisa menghela nafas sebelum tersenyum tipis menanggapi hal itu.

Keempat pasangan naga yang tersisa yang mengepung mereka dari empat arah, mulai membuka mulut mereka lebar-lebar, berniat untuk menggunakan nafas mereka sekali lagi.

"Dua kekuatan yang diakui oleh seluruh pemain saat ini, sedang berada dalam keadaan seperti ini? Sungguh menyedihkan." Yugo yang berniat untuk membalas kepalan tangan tersebut tiba-tiba mengerutkan alisnya.

"Hm? Apa yang terjadi?"

Serafrast juga mulai merasakan hal yang sama ketika mendengar suara tersebut, namun yang membuatnya terkejut keempat pasangan naga sebelumnya, tiba-tiba terkapar tak berdaya sebelum berubah menjadi butiran cahaya.

"Apa mereka memang benar-benar pemain terkuat saat ini?" Suara lain terdengar, namun tak ada satupun sosok yang menjadi asal suara itu.

Anggota kedua guild itu sebelumnya akan menaikkan kewaspadaan mereka ketika berada dalam situasi itu namun, kali ini mereka hanya bodoh amat dengan apa yang akan terjadi.

Sebelumnya mereka sudah berpasrah jadi, untuk apa mereka membuang-buang tenaga hanya untuk beberapa suara tak dikenal?

Melihat situasi itu, kedua pemain tersebut hanya bisa geleng-geleng kepala. Mereka kemudian hanya saling berpandangan sebelum mengangkat bahu, mencoba untuk mengabaikan suara sebelumnya.

"Eh? Apa kalian mengabaikan kami?" Suara seseorang yang sepertinya merupakan wanita tiba-tiba terdengar, bersamaan dengan kemunculan sesosok wanita bertombak dengan armor hitam yang menyelimuti tubuhnya.

"Wah!!!" Yugo dan Serafrast terkejut dengan kemunculan wanita yang secara tiba-tiba tersebut, membuat keduanya terjungkal kebelakang, menindih anggota Guildnya masing-masing.

"G-guild master, tolong anda terlalu berat." Jika saja mereka tak berada dalam situasi seperti saat ini, mungkin anggota yang mengatakan hal itu akan ditendang keluar dari guild, karena dianggap tidak sopan.

Kemunculan tiba-tiba dari wanita tersebut membuat Nora menaikkan kewaspadaannya. Ia berniat untuk menggapai busurnya namun, sebuah belati yang datang entah darimana tiba-tiba membuat busur itu menjauh membuat Nora lagi-lagi mengerutkan alisnya.

"Ah, ah, ah menurutmu aku akan membiarkan mu melakukan hal itu?" Seorang Pria berambut hitam panjang, tiba-tiba muncul dihadapan Nora sambil memegang belati tersebut dan mengarahkannya ke leher gadis elf itu.

Tak sampai disana, ia mulai menjentikkan jarinya, membuat beberapa salinan dirinya yang juga melakukan hal sama pada seluruh pemain di tempat itu.

"Hah.... Aku sebelumnya tak ingin mempercayainya tapi, apa memang selama ini kalian semua hanya bermain-main? Bahkan ulat yang sering diburu oleh Guzto lebih kuat dari kalian." Pria berambut hitam itu hanya bisa menghela nafas. Ia kemudian mengalihkan pandangannya ke arah langit, dimana sesosok pria berambut putih sedang menatap mereka sambil menopang dagu.

Didekatnya, seorang gadis terlihat memainkan jari-jarinya, membuat beberapa kepala yang melayang di sekelilingnya, mulai berputar-putar layaknya komedi putar.

"Hoh.... Sepertinya Dezna memiliki kelompok yang cukup menarik."

Pria berambut putih itu segera menjatuhkan dirinya, membuat kilatan cahaya bagaikan bintang jatuh di siang hari. Ia terus menerus terjatuh hingga akhirnya menggapai tanah, membuat gelombang kejut yang menggetarkan seluruh tempat event.

"Ke-ketua!" Seorang gadis berbando dengan cepat mendekati pria itu, sebelum dengan cepat berlutut dihadapannya dengan keringat dingin diwajahnya.

"Dezna, bisakah kau memberi alasan mengapa kau belum juga menyelesaikan misimu?" Pria berambut putih itu di sisi lain segera mengalihkan pandangannya ke arah empat sosok bertopeng, yang berdiri tak jauh dari mereka.

"Ah, soal itu..." Gadis Berbando yang ternyata bernama Dezna itu terlihat menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

Ia berniat untuk menjelaskan sesuatu, namun sebuah kilatan tiba-tiba saja terjatuh dari langit, membuat ia dengan cepat menghindarinya dengan melompat ke belakang.

"Dia selalu mencari alasan, kali ini biarkan Eli yang memberinya hukuman." Sesosok gadis dengan beberapa kepala yang melayang di sekitarnya mulai menjentikkan jarinya, membuat kilatan sebelumnya, yang ternyata adalah kepala itu mulai terbang kembali ke arahnya dan mulai mengorbit di sekelilingnya.

"Gorilla! Kau hampir membunuhku kau tahu?!" Dezna terlihat menatap gadis itu dengan geram, yang hanya dibalas dengan tatapan melotot oleh gadis tersebut.

"C- ca-ca-ca-ca cacing sepertimu menghina Eli seperti ini!?" Bagaikan robot yang korslet, gadis itu mulai berteriak tak karuan sambil melakukan beberapa gerakan yang sepertinya dipaksakan, membuat tubuhnya seakan-akan terlihat seperti patah-patah.

"Hah.... Apa mereka akan bertengkar lagi?"

"Whoa, akhirnya hiburan!"

Pria berambut hitam panjang, dan gadis bertombak disisi lain terlihat bereaksi berbeda menanggapi hal itu, membuat pria berambut putih hanya bisa menggelengkan kepalanya pelan menanggapi hal itu.

"Elizabeth dan Dezna, sebagai ketua dari Slayer Hero's ku memberi kalian izin untuk bertarung."

Mendengar nama Slayer Hero's, semua orang di tempat itu, terkhususnya seorang pria berambut hitam bertopeng membelalakkan matanya.

"Slayer Hero's? Tidak! Ini tidak mungkin bukan?" Yugo dan Serafrast terlihat saling berpandangan, lagi-lagi wajah mereka semakin lesu ketika mendengar nama itu.

"Slayer Hero's?" Peter disisi lain mulai mengerutkan alis dibalik topengnya, ia kemudian menanyakan perihal tersebut kepada Fang yang kini hanya terdiam menatap ke arah gadis berbando dihadapannya tersebut.

"Dengan senang hati, ketua!" Gadis berambut hitam putih itu segera melambaikan tangan kirinya, membuat sebuah sabit tiba-tiba muncul dari ruang hampa.

"Ceh, siapa takut?" Dezna disisi lain juga mulai melambaikan tangannya, membuat sebuah energi mulai terkumpul yang membentuk seruling.

Aura petarung yang kuat merembes keluar dari tubuh keduanya. Kedua aura itu dengan cepat saling bertabrakan, membuat gema yang cukup kuat untuk memporak-porandakan area gurun pasir tersebut.

Kedua gadis itu  mulai menutup mata, sebelum dengan bersamaan bergumam.

""Awakening!""

Alteia Land:The Fallen Hero's Revenge [End]Where stories live. Discover now