Ini benar benar di luar nalarnya....

"Wonjin ngilang bego" Ucap hyeongjun membuat gissele dan karina saling menatap satu sama lain

"Cari atuh"

"Ya bantuinlah, gue nyari sendirian yang ada ikutan ilang"

"Goblok emang" Ucap gissele membuat karina menatapnya tajam

"Udah buru" Hyeongjun mendorong keduanya ke arah kantin, mungkin saja wonjin tersesat di antara anak anak yang sibuk mengantri

Tapi hingga kamar mandi pun, mereka tidak bisa menemukannya

"Udah balik kelas kali" Ucap karina membuat gissele teringat suatu tempat yang masih berhubungan dengan sekolah, tapi jaraknya cukup jauh untuk bangunan sekolah

"Ikut gue" Keduanya-hyeongjun, karina-langsung berjalan mengikuti gissele yang berlari

Nyatanya gissele membawa mereka ke belakang sekolah dan hanya ada lahan kosong yang beberapa bagiannya di tumbuhi bunga

Benar benar berbeda dengan area depan sekolah yang indah dengan tanaman dan juga kursi

Bulu kuduk hyeongjun berdiri seketika lalu bersembunyi di belakang karina karna ketakutan

Tempat ini menyeramkan, ah tidak, lebih tepatnya angker

Setelah beberapa menit berjalan mengitari tempat kosong itu, mereka menemukan sebuah jalan yang tampaknya seperti hutan dan gua

Gelap dan banyak daun berjatuhan ke tanah

Benar benar seperti berada di film horror hanya saja ini benar benar terjadi

"Gue mending balik ke sekolah aja deh" Ucap hyeongjun bersiap untuk pergi

"Penakut banget lo" Ucap karina walaupun dia juga sebenarnya tak yakin untuk masuk ke dalam sana

"Wonjin mana mungkin ada di tempat beginian" Hyeongjun rasanya ingin segera kabur dari sini

Gissele menatap sekali lagi ke dalam gua itu, dia juga takut terjebak di sana, tapi instingnya mengatakan kalau ada sesuatu di dalam sana

"Sayang" Serim berlarian ke sana sini mencari allen yang entah berada dimana

Padahal dia sudah berniat membawa allen pulang ke rumah

Hingga 1 jam berlalu, pemuda mungil itu tidak kunjung terlihat

Serim segera keluar dari tempat bawah tanah itu lalu mengambil ponselnya

"Na, cariin allen" Ucap serim saat orang di sebrang sana bahkan baru saja mengangkat teleponnya

"Lo apain allen hah? "

"Gue ga ngapa ngapain na, baru juga pulang"

"Terus kenapa anaknya bisa ga ada? "

"Mana gue tau, cariin buruan na"

"Gue banyak tugas bay" Orang itu menutup teleponnya sepihak

Serim rasa dia benar benar harus meminta bantuan ibunya

Siapa yang dapat menyangka kalau setelah wonjin menghilang, subin juga ikut menghilang tanpa jejak

Tapi ya siapa peduli, subin hanya temannya dan tak lebih dari itu, sedangkan wonjin adalah sahabatnya

Dia lebih mengutamakan wonjin dari pada subin walaupun sahabatnya itu memang seperti diturunkan dari langit kegelapan

Saat ketiganya-karina, gissele, hyeongjun-masih menimbang nimbang untuk masuk ke dalam gua gelap itu, hujan turun secara tiba tiba yang membuat mereka sontak masuk ke dalam gua itu tanpa berpikir panjang

Gua itu cukup aman untuk berlindung dari derasnya hujan sehingga mau tak mau mereka berlindung di sana

Lagipula jarak sekolah dengan gua sudah cukup membuat mereka kedinginan dan basah kuyup lalu dimarahi oleh bu yoonjung

Hujan yang semakin deras pun membuat gua yang hanya tersusun oleh dedauan dan ranting itu menjadi basah dan tak sedikit tetesan air yang berjatuhan

"Keknya kita perlu ijin" Ucap gissele tapi saat ia mengirim pesan, hanya terlihat tanda persegi yang menandakan dirinya tak dapat mengirim pesan tersebut

"Ga ada sinyal"

"Ya iyalah, lo pikir sejak kapan di gua yang jauh dari peradaban bisa ada sinyal? " Ucap hyeongjun menatap gissele yang tersenyum tak bersalah

"Kek orang tua emang, dikit dikit lupa"

"Pala lo? "

"Apa? "

"Lo bedua ngapain sih? " Komentar hyeongjun kesal

Ketiganya berjalan semakin dalam ke dalam gua itu untuk menghindari hujan yang mulai masuk ke dalam gua

Semakin mereka pergi ke dalam, semakin gelap dan tak ada jalan untuk celah kecil sekali pun

Mungkin mereka harus berada di sana hingga hujan reda, mungkin 5 jam lagi? Biasanya hujan yang turun deras akan sulit untuk reda

Tapi bahkan mereka tak menyadari ada seseorang yang sudah memata matai mereka bahkan sedari hujan turun

"Binnn" Jungmo mempoutkan bibirnya kesal dengan tangannya yang dilipat di depan dada

Saat woobin datang, ia hanya bisa pasrah melihat pakaiannya yang sudah berserakan di lantai dengan tidak elitnya

"Baju kamu kebesaran semua, ga ada yang pas apa? "

"Pake yang itu" Woobin menunjuk kemeja biru berpola garis garis

"Gamau, ga bagus" Ucap jungmo setelah melihat pakaian yang woobin tunjuk

"Yang itu" Woobin kembali menunjuk kaus kuning dengan gambar flamingo

"Ga bagus juga"

"Yang itu mau? " Ucap woobin sambil menunjuk kaus putih polos yang ada di lantai

Jungmo mengambil kaus itu lalu dengan senyumnya mengangguk senang

Woobin benar benar pusing dengan jungmo yang menjadi lebih sensitif dan pemilih

Benar benar seperti uke, padahal sebelumnya ia seme

Untungnya woobin tidak harus membereskan pakaiannya yang berserakan di lantai

Untungnya woobin tidak harus membereskan pakaiannya yang berserakan di lantai

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

TBC
PYONGGG.....MAAP AKU BARU BISA APDET, BTW KALIAN KEGANGGU GA SAMA PENULISAN AKU YANG SEKARANG? AKU KEBIASAAN NULIS AU WAKTU ITU, JADINYA MALAH LUPA NULIS WP

Lyrid || CravityWhere stories live. Discover now