"Maaf dokter Seo, saya bisa pindah kalau anda tidak nyaman melihat saya di sini."

"Apa-apaan? Tidak perlu, di situ saja."

"Kenapa tidak mengajakku menemanimu makan siang? Malah memanggil Jeno."

"Ya terus? Suka-suka aku dong."

"Kau makan apa, Njun? Aku ingin menyamakan makan siangku denganmu."

"Telur asin."

Jaemin tersenyum canggung. Bukan apa, Renjun tahu Jaemin sangat benci segala jenis olahan dari telur karena dia alergi telur juga. Bilang segala sesuatu yang Jaemin tidak suka sehingga pria itu tidak bisa mengikutinya. Cerdas tapi bikin sakit hati juga.

"Oke, kalau begitu aku pesan telur asin juga hehe"

Renjun dengan cepat menolehkan kepalanya ke arah Jaemin tapi pria itu sudah pergi ke belakang untuk memesan makanannya.

Yangyang kembali bersama Bibi Han, membantu wanita paruh baya itu untuk mengatur makanan di atas meja, lalu Yangyang duduk di kepala meja dekat dengan Haechan.

"Chan, mau daging?"

"Hm."

Jeno memang sementara menikmati makanannya, tapi sesekali dia melihat ke arah Haechan dan Yangyang. Bagaimana Yangyang mengatur makanan untuk Haechan dan bagaimana Haechan tidak marah saat Yangyang memperhatikannya seperti itu. Hati Jeno sudah mulai panas kalau kalian ingin tahu. Rasa-rasanya ingin pergi saja dari sana terlebih lagi dua manusia di hadapannya juga sedang dalam situasi yang tidak begitu baik. Renjun mungkin sebentar lagi akan meledak. Lihat saja.

"KAU INI KENAPA SIH, NA JAEMIN?! SEGITU INGINNYA KAU MENDAPAT PERHATIANKU SAMPAI MELAKUKAN HAL-HAL SEPERTI INI?! KALAU KU SURUH KAU COLOK MATAMU, KAU MAU COLOK MATAMU JUGA?!" Teriak Renjun setelah berhasil menampar tangan Jaemin hingga telur asin yang hampir dia makan jatuh berantakan di meja. Ketiga orang lainnya langsung menghentikan aktivitas mereka menatap Renjun dan Jaemin, terlebih Renjun kini melihat Jaemin dengan matanya yang menyalang penuh dengan amarah.

"Kau mau aku melakukannya? Kalau itu bisa membuatmu bicara lagi denganku aku akan melakukannya." Balas Jaemin mengambil garpu dan mengarahkan benda tersebut ke matanya.

"T-tunggu, guys guys... sepertinya ini sudah sangat berlebihan. Aku sedang tidak mau menangani pasien yang selfharm. Tolong ya, minggu kemarin aku sudah banyak menangani pasien-pasien seperti itu sampai psikiaternya datang sendiri mengantar pasien mereka untuk kita tangani. Jangan ditambah ya tolong, aku hanya ingin makan dengan tenang." Kata Yangyang dengan tangannya sudah terulur ke depan hendak menengahi Jaemin dan Renjun.

"Terserah kau saja! Sinting!"

Renjun membanting sumpit yang berada di tangannya ke atas meja lalu keluar.

"Na Jaemin, aku juga ingin agar hubunganmu dengan Renjun bisa kembali seperti dulu tapi tidak begini caranya. Kau sudah sangat keterlaluan." Lanjut Haechan lalu pergi menyusul sahabatnya itu.

Tinggallah ketiga pria itu di kedai. Suasananya tiba-tiba jadi suram, Jeno bahkan sudah tidak berselera untuk makan. Sementara Yangyang, meski suasananya suram begitu, nafsu makannya masih tinggi. Dia bahkan sudah menghabiskan bowl miliknya dan kini mengambil milik Haechan untuk dia habiskan juga. Hingga ponselnya berdering.

"Pasien arrythmia tiba dalam 10 menit."

"Ahh noonaa~ aku sedang makan!"

"Lalu kau mau membiarkan pasien menunggumu selesai makan?!"

"Ish, iya iya!! Aku kesana sekarang! Makan saja susah huft!"

Stuck With You (Switch Vers.) • NoHyuck •Where stories live. Discover now