"Sial, sampai kapan aku harus mengkonsumsi benda ini?!"
Jeno melempar botol obat tersebut ke arah loker di depannya hingga membuat suara yang nyaring. Jeno terpaksa mengonsumsi antidepresan karena tekanan yang dia dapatkan selama dia berada di rumah sakit pusat. Jujur tadi ingin membantu kepala bagian ER itu. Dia memang salah karena tidak banyak mempelajari laporan kasus, mungkin dia belum menemukan jurnal dengan kasus seperti itu tapi rekan-rekannya, senior bahkan staf di UGD juga selama ini tidak pernah mau membantunya, mereka selalu melarang Jeno untuk menangani pasien seberapa keraspun Jeno memohon. Perawat juga tidak ada yang mau berdiri di pihaknya, semua menjauhinya seakan-akan Jeno itu virus berbahaya. Jadi, bagaimana Jeno bisa belajar menjadi dokter yang berpengalaman sementara di rumah sakit pusat itu dia ditolak. Jeno tidak mengerti.
"Yuhuu, lihat siapa di sini? Benalu."
Jeno mendongakkan kepalanya melihat Dongju dan Jongho muncul langsung duduk di samping Jeno. Dongju bahkan merangkulnya.
"Kau dengar kan kata Prof. Min tadi? Kalau tidak ada niat jadi dokter berhenti saja. Jangan menyusahkan!"
"Kalian yang membuat hidupku susah di sini. Kalian yang tidak pernah memberiku kesempatan!"
"Ya, karena kau tidak pantas! Apa kemampuanmu? Hanya tahu berlindung di balik nama Papamu yang adalah direktur rumah sakit pusat. Apa tidak malu? Eh, memangnya benalu tahu malu ya? Hahaha"
Darah Jeno sudah sampai ubun-ubun mendengar Dongju dan Jongho mengejeknya seperti itu. Dia pun memutar lengan Dongju dan mendorongnya hingga pipinya menabrak pintu loker. Jongho berusaha menolong tapi Jeno dengan cepat menendang perut Jongho hingga pria itu terpental ke belakang. Jangan ragukan kekuatan dan keahlian bela diri Jeno. Dia punya sabuk hitam untuk dua kategori sekaligus, taekwondo dan judo. Ini bukanlah apa-apa baginya. Tapi sepertinya Dongju tidak terpengaruh karena buktinya meski pipinya sudah sangat sakit karena didorong Jeno, dia masih sempat-sempatnya tertawa mengejek Jeno.
"Tahunya main kekerasan hahaha yang seperti ini mau menangani pasien? Yang ada pasien kabur sebelum dirawat. Lee Jeno, kau memang tidak berguna. Mati saja sana HAHA!"
Jeno naik pitam. Diangkatnya Dongju dengan kedua tangannya lalu dibenturkannya punggung pria itu berulang kali ke loker hingga dia pingsan lalu sebelum Jongho berdiri Jeno menendang kepalanya hingga pria itu ikut pingsan juga seperti temannya.
"Anjing seperti kalian tidak pantas berada di rumah sakit ini."
Keluar dari ruangan loker, Jeno langsung menuju lantai teratas dimana ruangan direktur rumah sakit berada. Pintu langsung terbuka membuat si direktur rumah sakit yang sedang melamun langsung tersadar.
"Bisa-bisanya Papa yang hobinya AFK menjadi direktur rumah sakit pusat. Apa yang ada di otak kepala yayasan sampai memberikan Papa mandat untuk mengurusi rumah sakit dengan kondisi otak dan tubuh yang tidak sinkron seperti ini."
"Diam saja kau. Papa AFK juga berpikir bukan hanya melamun."
"Halah, alasan. Pa, bisa pindahkan aku ke rumah sakit lain?"
"Kenapa ingin pindah?"
"Papa tahu kan kalau selama aku koas dan residen di sini aku tidak pernah diijinkan menangani pasien oleh semua staff di rumah sakit ini?"
"Loh, kenapa?"
"Jadi Papa tidak tahu?"
"Pekerjaan Papa banyak asal kau tahu. Kau juga tidak pernah cerita jadi bagaimana Papa bisa tahu?"
"Ya maaf! Tapi Papa sudah tahu kan sekarang jadi tolong aku mau pindah saja ke rumah sakit lain. Di pedalaman pun tidak apa-apa, Pa. Sungguh!"
"Yah, rumah sakit cabang bisa lebih kejam kau tahu? Fasilitas mereka kurang memadai jadi pekerjaan mereka lebih berat. Staff di sana juga tidak sebanyak staff di rumah sakit pusat. Sehari mungkin kau bisa menangani 4 sampai 5 pasien. Memangnya kau sanggup? Lalu bagaimana kalau kau mendapatkan kepala bagian yang kejamnya tidak dua? Kau siap?"
YOU ARE READING
Stuck With You (Switch Vers.) • NoHyuck •
Fanfiction- Bagaimana kalau peran mereka ditukar? - -) NOHYUCK -) GENDERSWITCH -) Romance, Medical Another SWU story by Bee 🐝 Be a smart and respectful reader ♡'・ᴗ・'♡
• 001 •
Start from the beginning
