"Kak!" Karina yang baru saja keluar kelas langsung menoleh karena dipanggil.

"Iya, kenapa?"

"Kakak kak Karina kan?" Karina mengangguk.

"Aku anggota osis, tadi kak Yoshi bilang ke aku lewat chat, katanya kak Karina suruh nemuin kak Yoshi di basecamp geng Trejo."

"Ada apa emang?"

"Maaf aku gak tau kak, aku pamit duluan ya kak!" pamit siswi yang mengaku sebagai anggota osis itu.

"Kenapa Yoshi minta ketemu?" tanyanya pada diri sendiri.

Dia pun menuruti apa kata siswi tadi dengan datang ke basecamp geng trejo, padahal seharusnya dia pulang sekarang.

Setelah sampai, dia segera masuk ke dalam gudang yang dijadikan basecamp itu. Sangat sepi, tentu saja karena para siswa sudah pulang termasuk geng trejo sendiri.

"Gue tunggu aja kali ya?" monolog gadis itu, lalu duduk di sofa panjang yang terletak disitu.

Sudah 30 menit Karina menunggu, dan juga matahari sudah mulai turun. Namun gadis itu masih tetap duduk menunggu Yoshi sambil memainkan ponselnya.

Bodoh, kenapa dia tidak menghubungi Yoshi.

Akhirnya gadis itu memutuskan untuk menghubungi Yoshi. Namun tidak diangkat, mungkin saja laki-laki itu memang sedang di jalan bukan.

Entah apa yang ada dipikiran gadis itu, jelas-jelas Yoshi masih sakit. Jika Yoshi ingin bertemu, tentu dia akan meminta Karina secara pribadi.

"Masa gue dikerjain sih?"

"Tapi, dari pagi gue sial mulu, gak mungkin cuma kebetulan."

"Apa gue balik aja ya?"

"Yaudahlah gue balik aja."

Dia pun beranjak dari sofa, lalu berniat keluar.

Namun, pintunya tidak bisa dibuka, lagi. Apakah dia terkunci? Tolong, ini sudah kedua kalinya di hari ini.

Karina menggedor-gedor pintu yang terbuat dari kayu tersebut, suara yang ditimbulkan juga cukup lantang. Semoga saja penjaga sekolah mendengarnya.

"TOLONG!"

"SIAPAPUN, TOLONG BUKAIN PINTUNYA!"

"PLEASE, SIAPAPUN YANG KERJAIN GUE. INI GAK LUCU YA!"

"BUKAIN PINTUNYA!"

Sudah berkali-kali Karina menggedor pintu, hingga tangannya sakit sendiri. Namun, sepertinya sia-sia, tidak akan ada yang mendengarnya jika semua pengehuni sekolah sudah pulang.

Karina pun mencoba meraih ponsel di dalam tasnya. Namun, ponselnya lowbat.

Bodoh, dia memang bodoh, kenapa tadi dia mempercayai orang yang bahkan dia sendiri tidak mengenalnya.

Hari sudah mulai gelap, didalam sini juga gelap. Tidak ada lampu disini, karena memang ruangan ini hanya dipakai di siang hari.

Karina ingin menangis saat ini, dia takut gelap.

Dia pun mulai menangis, dia memeluk lututnya sambil bersandar dipintu.

"Yoshi, apa lo bakal dateng? Please gue takut banget."

"Apa yang harus gue lakuin pas situasi kayak gini?"

"I need you."

"I need you right now."

Dia terus bermonolog sambil terisak, itu untuk mengurangi ketakutannya.

"RINA!"

Itu seperti suara, Yoshi?

"YOS."

"Rin, lo didalem?" suara Yoshi terdengar sangat dekat, dia seperti berada di balik pintu.

"Iya Yos, tolongin gue. Gue takut banget." rengeknya disertai isakan.

"Lo sekarang menjauh dari pintu! Gue mau dobrak." Karina segera menjauh dari pintu yang sedari tadi disandarinya.

BRAK

BRAK

BRAK

Pintu terbuka, dalam dobrakan ketiga.

Sosok Yoshi yang masih memakai baju pasien, dengan beberapa perban diwajahnya langsung berlari mendekati gadis itu.

Yoshi berlutut untuk menyamakan wajahnya dengan Karina yang terduduk didekat sofa.

"Are you okay, Rin?"

Gadis itu tak menjawab, sedetik berikutnya, Karina memeluk erat tubuh lelaki didepannya itu sambil terisak kencang.

Yoshi pun balas memeluknya sambil tangannya menepuk-nepuk pelan punggung Karina untuk menenangkan gadis itu.

"Jangan nangis lagi, lo aman kok, kan ada gue!"

"Jangan nangis, nanti cantiknya ilang lo!"












































Hampir aja lupa kalo waktunya apdet, akhirnya ngetik dadakan deh 😅

Oiya, aku apdetnya dua hari sekali ya, pokoknya ditanggal genap 😉

Oiya, aku apdetnya dua hari sekali ya, pokoknya ditanggal genap 😉

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Sneakers [✔]Where stories live. Discover now