"Jeyun bisa melawan." cicit Jake yang dibalas dengusan oleh Jay.
"melawan? Lawanmu bukan lagi anak sekolah yang tawuran, dek.
Tapi ini orang-orang terlatih yang dengan mudahnya menarik pelatuk revolver sebagai senjata mereka.
Adek ingat sendiri bukan kejadian waktu itu, masih ingat rasa sakitnya bagaimana?"
Jake mengangguk lemah, bahkan sesekali bekas luka dipunggungnya terasa nyeri dengan rasa panas.
"masih mau keluar?"
Jake menggeleng lemah, setelahnya ia membenamkan kepalanya diceruk leher Jay, memeluk lehernya erat.
"Jeyun tidak akan keluar..
Tapi boleh kalau Daddy, Uncle, Abang sama Kakak sedang pergi semua.
Boleh teman-teman Jeyun didatangkan kesini?"
Jay menjatuhkan kepalanya dipundak sempit Jake, lantas menghembuskan nafas berat.
"nanti Kakak bicarakan dengan yang lain."
🌼🌼🌼
"Bang Kiki!!" pekik Jake sebal saat pipinya menjadi samsak bibir Niki.
"ish awas!!!" sentaknya mendorong-dorong wajah Niki untuk menjauh dari wajahnya.
"awas ngga!! Nanti Jeyun suruh Troy hap Abang nih." ancam Jake yang dibalas seulas senyum tipis oleh Niki.
"sebelum hap, sudah Abang tembak mati."
Jake melebarkan matanya tak percaya, dengan berani mencubit kesal lengan Niki.
"ngga boleh!!! Kasian Troy-nya tau, kan Troy mau hidup lama.
Jeyun sama Troy sudah berteman, Jeyun mengerti ucapan Troy."
"oh ya? Sudah tidak takut lagi?"
Jake menggeleng cepat, hingga helaian rambutnya ikut bergerak kekanan dan kekiri.
"Troy baik, kemarin Jeyun coba berani temani Paman Leo kasih makan Troy.
Trus Troy dekati Jeyun, Jeyun kira Jeyun mau di hap, eh ternyata Troy malah usal-usal kepalanya ditangan Jeyun.
Trus Jeyun berteman deh sama Troy."
Part 21
Start from the beginning
