2. dia adik gue

501 60 3
                                    

"Dek, tadi kakak gimana?" tanya Reuben pada Jisha saat mereka makan malam.

"Udah baikkan kok, katanya besok kakak mau pulang ke sini."

"Maaf ya dek, kakak jadi ngrepotin," ucap Morina, mamanya.

"Nggak repot kok ma, kan apartemen kakak deket sama kantor aku."

"Lagipula kenapa Chandra lebih milih tinggal sendiri di apartemen sih, rumah orangtuanya kan masih ada, dia juga belum nikah, kenapa nggak tinggal aja di rumah ini," ucap Morina.

"Ya bagus ma, kan Chandra anaknya mandiri. Kita apresiasi aja, apalagi kan dia sekarang DJ lumayan terkenal."

"Apa bagusnya ayah, Chandra punya ijazah tehnik tambang tapi malah jadi DJ, sia-sia itu dia dikuliahin mahal-mahal."

"Nggak ada yang sia-sia, mama. Ayah yakin kok Chandra bertanggung jawab sama pilihannya."

Morina menghela nafas. "Ayah selalu saja membela Chandra."

"Ayah percaya sama Chandra."

"Tapi jaman kayak gini lho yah, serem banget, mama takut Chandra tinggal di apartemen biar bisa bebas, biar bisa bawa cewek-cewek. Kalau Chandra hamilin anak orang gimana, Yah?"

"Huk!" Nasi dalam mulut Jisha tersembur dan Jisha terbatuk karena tersedak.

"Adek kenapa? Minum dek!" Morina segera berdiri dan menepuk punggung Jisha pelan, sementara Jisha minum air putih.
"Adek nggak apa-apa?" tanya Morina saat batuk Jisha reda.

"Nggak apa-apa, cuma kesedak nasi aja ma."

"Makannya hati-hati dek," ucap Morina penuh perhatian.

"Eh dek, pas kamu ke apartemen, kakak Chandra mencurigakan nggak?"

"Mencurigakan gimana ma?" tanya Jisha tidak enak.

"Dia mabuk-mabukan atau ada cewek di apartemennya? Atau ada barang-barang dewasa gitu? Menurut kamu, kakak Chandra sering nakal sama cewek-cewek nggak sih dek?"

Jisha tertegun, menelan ludahnya sendiri. Kalau ada cewek, itu adalah dirinya, dan jika yang dimaksud barang dewasa adalah kondom, maka jawabannya tidak ada karena Chandra kehabisan barang itu. Dan jika sering nakal sama cewek itu maksudnya berhubungan intim, maka cewek yang nakal bersama Chandra itu adalah dirinya.

"Eng...enggak kok ma, kakak baik-baik aja," balas Jisha singkat.

"Syukurlah kalau Chandra nggak kayak gitu. Mama tuh takut tiba-tiba ada cewek hamil datang minta tanggung jawab Chandra. Chandra kan gitu anaknya, suka slengekan ga jelas."

"Mama kejauhan mikirnya," ucap Reuben sambil tertawa.

"Adek, juga ya hati-hati sama cowok. Jangan mau dirayu-rayu sama cowok ya."

"Eh? I-iya ma."
Jisha tertunduk, gimana kalau mama tahu kenakalan apa yang diperbuatnya sama Chandra.

"Eh, adek udah punya pacar belum sih?"

"Belum, ma."

"Mama kenalin sama anak temen arisan mama ya. Adek kan udah umur 25 tahun ini, udah waktunya punya jodoh lho dek."

"Aku belum siap nikah, ma."

"Kan ga langsung nikah, kenalan dulu, pacaran dulu baru nikah. Mama kenalin ya?"

"Kenalan dulu aja dek, nggak apa-apa." Reuben menimpali.

"Ngg...aku udah suka sama orang sih ma...." Jisha berusaha menghindari usaha Morina untuk mengenalkan Jisha pada anak teman arisannya.

Je Te Veux Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang