Prolog

3 1 0
                                    

Alina Gazbiyya Kobayashi sudah terbiasa menjalani hari-harinya sendirian, ia merupakan anak tunggal dari pasangan Jepang-Indonesia, Akihiro Kobayashi dan Anindita Suwardana. Namun meski anak tunggal, Alina tak pernah merasa kesepian. Ajaran Islam yang diberikan kedua orangtuanya membuat Alina menghabiskan hampir seluruh waktunya di Pesantren yang dikelola sang Ayah. Sehingga banyak santriwati-santriwati yang sudah ia anggap sebagai saudara sendiri.

Hingga di usiannya yang ke-18 tahun, sang Ayah menginginkan putrinya untuk menimba ilmu ke tingkat yang lebih tinggi. Lingkungan kampus yang heterogen membuat Alina harus lebih beradaptasi.

Alina bukanlah gadis sok alim, ia hanya gadis yang mencoba mempertahankan prinsip Islam dalam hidupnya di tengah masyarakat yang heterogen.

Zaheen Xamza merasa dirinya merupakan orang yang dominan, hal ini karena orangtuanya tak pernah membantah yang menjadi keinginan sang anak atau bisa dibilang tidak peduli dengan apa yang anaknya lakukan. Keluarganya tak pernah mengajarkan Zaheen perihal agama ataupun aturan lain yang mengikat, selama ini hidupnya hanya ia gunakan untuk bersenang-senang seperti balap liar, mabuk-mabukan, hingga menjadi seorang playboy. Hal itu ia lakukan semata-mata untuk mencari perhatian yang tidak pernah ia dapatkan dari orang-orang yang seharusnya menyayanginya.

Hingga ia bertemu dengan seorang gadis yang berbicara soal Tuhan, Alam semesta, dan keteraturan didalamnya. Gadis yang membuatnya jengkel setengah mati karena selalu menolak pesonanya, namun sekaligus penasaran.

Zaheen hanya penasaran, yap, hanya penasaran tak lebih. Ia hanya ingin ucapan gadis itu bisa dibantahnya dengan kehidupan yang selama ini ia jalani.

"Tolong. jangan. ikuti. aku!" Tiap kata yang dilontarkan Alina penuh penekanan.

"Ini jalanan umum, tak ada yang bisa melarangku." Balas Zaheen tak kalah sengit.

"Baiklah terserah padamu TUAN, aku tak akan membantumu jika kau dipukuli warga karena masuk kost-an putri di malam hari."

"Aku hanya memastikan kau sampai dengan selamat tuan putri." kata Zaheen sambil mengedipkan sebelah matanya.

"Apa ospek tak membuatmu lelah Zaheen? Karena saat ini aku benar-benar lelah menghadapimu."

"Tak akan lelah jika didekatmu sayang."

Alina memutar kedua bola matanya dan bergegas masuk kamar, tak lupa dengan membanting pintu.

Hai!!! Ini cerita pertamaku di wattpad, sebelumnya aku belum berani mempublishkan cerita-ceritaku. Yang akhirnya hanya akan berakhir di kepalaku saja, tapi saat ini aku mencoba untuk mempublish ceritaku agar dapat tanggapan dari teman-teman. Dan semoga dengannya aku bisa memperbaiki tulisanku, sehingga menjadi lebih baik saat dibaca.

Hope you enjoy my story

Live, Love, Lesson!Where stories live. Discover now