Dan ia kesal kepada Taufan, yang selalu melontarkan candaan di tengah misi, dan tertawa layaknya tak ada apa-apa. 

Padahal ia terluka cukup banyak. 

Padahal mereka semua terluka. 

Gempa, Solar, Taufan, ketiga elemental itu terluka cukup parah di misi ini. 

Blaze dan Halilintar tidak memiliki luka sebanyak mereka, namun tetap saja cukup banyak. 

Dan Ice dan Thorn memang memiliki luka yang paling ringan, namun tetap saja, mereka terluka. 

Aku, sang elemental tertua yang bisa dianggap kakak, namun aku gagal melindungi mereka semua? 

Ah, inilah alasan utama dari kekesalan nya. 

Rasa benci akan ketidakberdayaannya, ia benci bahwa ia belum cukup kuat untuk dapat melindungi mereka sepenuhnya. 

Ya, karena itu ia marah. 

Ia memutuskan untuk bersegera ke kantor KoKoCi untuk melapor tentang misi hari ini. 

Namun sesampai disana, ia dapatkan bahwa KoKoCi bilang ia sudah menerima laporan dari Ice dan Thorn. 

Hali pun memilih untuk membersihkan diri dan beristirahat. 

Besok, ia tidak boleh marah ke saudara-saudaranya, dan fokus untuk menjadi lebih kuat.

°•°•°•°

Alarm nya berbunyi, menunjukan bahwa ini sudah jam 7 pagi waktu bumi. Ia melihat Ranjang tingkat di sebelahnya, namun tak ada orang. Ranjang dengan sprei berwarna coklat di kasur bagian bawah, dan sprei biru tua di ranjang bagian atas itu tertata cukup rapi. 

Mereka kemana? 

Ia mengusap matanya yang masih sedikit berat dan mengacak-acak rambutnya, mengambil handuk dengan kondisi setengah terpejam dan membiarkan tubuhnya berjalan sendiri ke kamar mandi. 

Setelah segar , ia keringkan rambutnya dan menggunakan Topi berlogo Halilintar miliknya. 

Terdengar suara dari balik pintu, walau suara mereka hampir sama, namun Hali bisa membedakan suara siapa itu. 

Pintu terbuka, sesosok laki-laki yang sepertinya sedang mengobrol dengan orang di dekatnya kini muncul di depan Hali. 

"..ah" ucap laki-laki itu, entah kenapa ia langsung membuang muka dan memasang senyum yang canggung, ekspresi yang jarang terlukis dari orang sepertinya. 

"..Taufan" ucap Hali, memulai pembicaraan, berharap memecahkan situasi canggung ini.

Taufan tersenyum dan berusaha terdengar normal "Hali, selamat Pagi." Ucapnya sambil terburu-buru naik ke kasurnya. 

"Aku hanya mau mengambil barang yang tertinggal disini sebentar, jangan khawatir aku akan segera keluar." Ucap Taufan dengan gesit. 

"Kenapa terburu-buru?" Tanya Hali, merasa ada hal yang aneh. Taufan tak biasanya secanggung ini. Biasanya ia akan tersenyum lebar, membahas apa saja yang ia anggap menarik. 

Taufan tertawa canggung, "hehe, ngga ada apa-apa kok, sudah ya! Bye, aku pergi dulu" ucap Taufan, dengan gesit keluar dari kamar dan menutup pintu itu. 

Meninggalkan Hali di ruangan penuh keheningan. 

Hali mengerutkan alisnya. Apa jangan-jangan Taufan marah padanya? 

Ia sadar bahwa kemarin ia sedikit keterlaluan, bahkan candaan Taufan kemarin tidak mengesalkan harusnya. Namun ia malah marah dan meneriakinya. 

Rasa bersalah tumbuh dalam dirinya, mungkin nanti ia harus minta maaf kepada Taufan. 

Boboiboy oneshots (mostly Taufan Angst) - IDNWhere stories live. Discover now