"aku akan mengajarimu"

94 12 8
                                    

"emh.. ohayou.." ucap anak bersurai Kayu dengan suara serak di pagi hari

"Hoaaaaamm... Ohayou Urata san!" Sakata yang baru saja bangun langsung bersemangat saat melihat wajah baru bangun tidur Urata

"Anu.. kau biasanya mandi?.. saat mandi apa yang kita lakukan?..." Urata bertanya kepada Sakata

"Hah~ kau ingin aku memandikan mu?~" tanya sakata Nyengir

"Bodoh! Jangan mengira kalau aku masih berwujud kucing!" Jawab Urata kesal

"Kalau begitu.. bagaimana aku menjelaskan nya? Begini! Saat kau mandi kau itu harus menyiram atau membasahi badanmu dulu!" Ucap Sakata,
Urata yang sepertinya paham pun menunduk kecil.
"Lalu kau menggosok seluruh badan mu dengan sabun, lalu membilasnya lagi~ lalu selesai!" ucap Sakata terus terang

"Hmm.. baiklah, aku mengerti, aku akan mandi duluan" ucap Urata

"Hai'k~!"

Beberapa menit kemudian..
Urata keluar kamar mandi dengan handuk yang di kenakan nya, tetapi..

"Aku sudah selesai mandi"

"KENAPA KAU BASAH KUYUP?! APA KAU TAK MENGGUNAKAN HANDUK MU?!"Tanya Sakata

"Kau bilang setelah membilas badan itu sudah selesai.." jawab Urata pelan

"Ah- ini salah ku, kemarikan handuk yang ada di sana" ucap Sakata, Sakata pun Mengeringkan Urata dengan handuk lain

🌱🌱🌱

"Setelah ini kau yang mandi kan?" Ucap Urata

"Tentu!" Jawab Sakata

*Jrussshh
Sakata menyalakan shower yang ada di kamar mandi nya lalu ia pun mandi

*Crang!

"Hah?! Mocha chan- maksudku Urata-san!"
Sakata berlari menuju Urata dengan handuk yang di pakai nya

"Ah.. anu.. aku minta maaf.. aku memecahkan vas bunga mu.. aku tak bermaksud unt-"

"Apa kau tak apa apa?! Apa kau terluka?! Sebaiknya kau menjauh dulu dari sekitar pecahan kaca ini" Urata bahkan belum selesai berbicara, tetapi Sakata memotong kata katanya.

"Aku minta maaf.." Urata menundukan kepalanya

"Ayolah tidak apa! Yang penting kau tak terluka" jawab Sakata

Pembicaraan tiba-tiba terhenti

".... Sebenarnya apa yang terjadi? Kenapa kau bisa memecahkan vas itu?" Tanya Sakata kepo

"Ah etto... Dua hari lalu aku melihat kau memegang suatu benda yang oanjang dan berwarna hitam.. lalu saat kau menekan nya, benda yang di sana itu tiba tiba menyala" jari telunjuk Urata menunjuk ke arah tv

"Maksudmu Tv? Aahh~ aku akan mengajarimu menyalakan tv!" Ucap Sakata

"Baik"

Sakata pun mengajarkan Urata bagaimana menyalakan tv, lampu, dan perabotan rumah lain nya, walaupun Urata banyak melakukan kesalahan, Sakata tetap tak keberatan untuk itu.

"Kau hebat! Aku memuji mu! Ketika seseorang memuji mu, maka kau mengucapkan apa??" Tanya Sakata

"Emh.. Te.. terimakasih?" Jawab dengan kepala yang di Teleng kan

"Benar! Kau anak yang pintar"

"Terimakasih kembali!" Jawab Urata kegirangan

"Aku besok sekolah, ah iya, apa kau tidak apa di tinggal di rumah sendirian? Apa urata san baik baik saja?" Ucap Sakata khawatir

Urata hanya menunjukkan puppy eyes miliknya

"Ukh- b- baiklah, kalau begitu, besok kau akan ikut dengan ku ke ke sekolah, kau bisa menggunakan seragam ku yang sudah tak bisa ku pakai" seperti nya Sakata tidak bisa menghindari puppy eyes milik Urata.

"Nyaan! Ah- maksudku- baik!" Ucap Urata

"Nyaan.. itu imut.. aku tak kuat.." bisik Sakata ke dirinya sendiri

"Eh? Ada apa? Wajahmu merah" ucap Urata yang tiba-tiba ada di depan mata Sakata

"Ap- apa yang kau lakukan?! Kau mengagetkan ku tau.." ucal Sakata

"Ah- maafkan aku! Aku tak tahu.." Jawab Urata

"Tak apa.. kau juga bisa meminta maaf, kau memang anak yang hebat

*Terimakasih!" Kini Urata mengatakan terimakasih dengan yakin dan percaya diri

KALIAAAAAANNNNNಡ ͜ ʖ ಡ
Kalian merasa aneh kah sama alur cerita yang Tipa buat?ಥ‿ಥ
Btw, stay health kalian semua! Jangan lupa minum banyak air putih, sama vitamin ya~!

-salam Tipa yang sedang nulis chapter ini di kolong kasur

Seorang anak dan seekor kucingWhere stories live. Discover now