Kakinya berjalan meninggalkan sekolah , sepedah nya tak ia naiki karena ban sepedah itu rusak,seperti dirusak orang , tidak ada bengkel sama sekali disini.

Setelah perjalanan yang cukup memakan waktu , akhirnya hinata sampai dirumah keluarganya. Dia pun memarkirkan rapih sepedanya dibawah pohon besar nan rindang.

Hinata memutar knop pintu perlahan , dia mulai melangkah masuk secara perlahan , namun saat hinata mulai memasuki rumah, dia merasakan panas mendidih dikepalanya. Oh hinata tau, dia disambut dengan guyuran kopi panas dikepalanya.

Hinata meringis , dia memberikan stick note yang bertulis 'aku tadi sakit jadi pulang terlambat' namun kertas itu langsung dirobek oleh sang ibu.

"Kepala lo diperban gini. Lo abis tawuran? Mau jadi anak nakal?! Nggak malu sama badan cacat?"

Hinata menggeleng keras , dia mencoba berbicara dengan bahasa isyarat , seolah semua usaha membela dirinya tidak direspon , sang ibu melempar nya keujung sofa.

"Cepat ganti baju! Lalu cuci piring! Nggak usah makan! Ini hukuman untuk anak nakal seperti kamu"

Hinata mengagguk , dia berjalan menuju kamarnya , saat hendak memutar kunci dia melihat kakaknya duduk dikursi roda , menatapnya dengan tatapan-. Tunggu , yamaguchi tersenyum bahagia melihat hinata disiksa?!.

•••

Hinata tertidur pulas diranjang empuk miliknya. Ralat, dia tidak tidur dia hanya memejam kan mata. Sakit ditubuhnya membuatnya susah tidur, perlahan dia merasakan usapan lembut dikepalanya.

"Adik kaka yang manis. Kasihan yah, hidup cuman sebagai pendonor organya untuk kakaknya. Tapi kakak juga mau bahagia dek. Maafin kakak yah. Kamu harus tetap seperti ini, selamanya"

Setelah itu hinata mendengar pintu tertutup , dia menangis tanpa suara. Kenapa harus disadarin lagi kalau hinata hidup cuman sebagai pendonor?! Hinata pingin hidup dengan keluarga bahagia tuhan. Nggak ada tempat istirahat. Yang seharusnya keluarga itu surga kedua didunia malah jadi nerakah pertama. Uh sudahlah hinata tidak sanggup mengingatnya.

"Tuhan.. shoyo cape, shoyo nggak kuat"

•••

Kicauan burung terdengar merdu ditelinga , matahari mulai menampakan dirinya , ayam ayam berkokok seolah berbicara kalau hari baru sudah dimulai

Hinata turun dari kingsize miliknya , dia mulai bersiap kesekolah dengan memakai seragam musim semi. Dia pun memakai dasinya dengan rapih.

Setelah selesai , dia berjalan menuruni tangga lalu tanganya mengambil piring untuk sarapanya.

"Shoyo!! Jangan makan!!! Kata mamah kemarin kamu pulang telat? Jadi hukumanya kamu tidak boleh makan dan tidak akan mendapatkan uang saku selama seminggu. Sudah pergi sana!"

Hinata tertegun , gagal sudah memberi makan perutnya yang sudah kelaparan. Untung dia masih punya sedikit tabungan untuk membeli makanan disekolah nanti.

Hinata meletakan stick note bertulis "aku berangkat" yang langsung dibuang oleh sang ayah , dia pun pergi dengan berjalan kaki menuju sekolahnya yang lumayan jauh. Soanya sepeda yang sering dia naiki rusak.

Hinata punya mimpi kecil , ingin sekali dia bermain voli , ikut club bersama dengan kageyama. Tapi mengapa semua manusia menolak hinata?! Tuhan apa salah jika orang cacat ingin bermain voli? Setidaknya kan hinata bisa lompat, dan punya tangan sama kaki yang masih kuat!.

Pada akhirnya hinata hanya bermain voli sendirian , kadang dia juga ikut bermain dengan kageyama . Tapi saat club voli datang dia diusir dengan kasar dari gym.

Hinata telah menapakan kakinya disekolah SMA karasuno. Setelah menukar sepatunya diloker , dia segera kekantin untuk membeli beberapa makanan untuk mengganjal perutnya yang lapar.

Saat hinata sampai didepan kelasnya dia ditarik kasar oleh teman sekelasnya , dia dibawa kegudang dan diikat dikursi kayu yang suda ditancapi paku.

Hinata memberontak , namun dnegan kasarnya pemuda bersurai hitam menarik rambutnya lalu menutup mulut hinata dnegan selotip.

Dia menangis meminta ampun. Tapi pemuda berkacamata menamparnya keras dan memberikan pukulan telak diperut hinata yang masih kerasa lapar. Dan membuat sensasi sakit luar biasa yang dia rasakan.

Seorang wanita membanting potongan kayu dipaha hinata , membuat sang empu menjerit kesakitan tak lupa pemuda yang tidak memiliki rambut mencoreng kaki hinata dengan pisau tajam.

Mereka tertawa bersama melihat hinata yang sudah tidak berdaya. Pemuda berkacamata menarik rambut hinata membuat hinata mendongak

"Lo nggak usah caper keguru , jadinya kan kaya gini nggak bisa apa apa lo tanpa raja besar si kageyama. Jadi lo nggak usah cari sensasi lah"

Tsukishi melepas jambakanya , dia menendang kaki hinata yang masi mengeluarkan darah karena ulah tanaka kuat.

Hinata meringis , dia mencoba menjerit meminta ampun namun tidak ada yang mendengarnya. Bahkan tuhan juga tidak mendengar rintihan hinata

Seorang gadis berambut pirang dan bersurai hitam terkekeh mereka memijak kaki hinata yang berlumuran darah

"Oke guys... kita kunci gudang nya . Biarin dia bermalam digudang ini. Biar tau rasa"

"No!! Nanti dia mati gimana?!"

"Noya-san!! Lo tenang aja! Dia itu anak orang kaya udah biasa hidup mewah dan bahagia jadi sesekali lah dia merasakan penderitaan."

Nishinoya beroh ria , mereka meninggalkan hinata sendirian digudang lalu menguncinya. "Anak orang kaya harus mencicipi penderitaan hidup yah! Sedikit aja bye bye!"

Hinata meraung , dia mencoba membuka tali yang mengikat dirinya , namun badanya sudah tidak mau diajak kerja sama.

Batin hinata sakit , dia menangis. Mencoba minta pertolongan dari tuhan "tuhan tolong shoyo!!!"

"Shoyo sakit tuhan!! Tuhan kau dimana? Tidakkah kau lihat hamba mu sedang dalam masa hidup dan mati?! Tolong shoyo tuhan. Shoyo sakit, shoyo nggak kuat. Shoyo nggak punya siapa siapa! Kageyama tolong shoyo!"

Batin hinata terus meraung kepada semesta , dia berharap ada seseorang utusan tuhan yang menolongnya , tapi tidak ada sama sekali orang disini. Seakan semuanya buta . Pura pura tidak melihat jika hinata sednag dalam keadaan sekarat.

Siapapun tolong hinata. Dia nggak peduli mau iblis ataupun bajingan. Tolong hinata. Hinata nggak mau kesiksa. Tapi dia mau mati.

"Tuhan , kenapa engkau tidak mendengar batin ku? Salah kah orang cacat dan bisu minta pertolonganmu?! Aku juga hambamu tuhan! Kenapa kau menciptakan ku jika kau mendiamkan ku seperti ini. Kumohon tuhan! Tolong . Shoyo nggak kuat"

Pandangan hinata semakin lama semakin memburam , namun hinata tetap berusaha berteriak walaupun tidak ada yang mendengarnya.

"Tuhan.. jemput shoyo aja , nggak papa. Shoyo mau mati!"























Bunuh aja shoyo sekalian nggak papa! Tuhan juga nggak keberatan! Nggak ada yang keberatan! Cepat bunuh shoyo!!

Oops! Questa immagine non segue le nostre linee guida sui contenuti. Per continuare la pubblicazione, provare a rimuoverlo o caricare un altro.

Bunuh aja shoyo sekalian nggak papa! Tuhan juga nggak keberatan! Nggak ada yang keberatan! Cepat bunuh shoyo!!

















________________________________________
TBC

shoyo jangan nyerah dong😌

Jangan lupa vote dan komen❤

SufferingDove le storie prendono vita. Scoprilo ora