03

20 11 27
                                        

Belum juga setahun Rara di TK itu, ia sudah merasa bosan di sana. Akhirnya orang tua angkatnya memilih jalan untuk homeschooling, daripada sama sekali Rara tidak punya ijazah.

"Rara nggak mau sekolah!" tolak Rara dengan nada tinggi saat Ibunya menyuruh dia bersiap ke sekolah.

"Kenapa? Rara harus sekolah, biar Rara bisa bergaul dengan sesama, biar Rara pintar," bujuk rayu sang Ibu.

"Nggak mau! Rara bilang nggak mau ya jangan dipaksa!" bentak Rara pada Ibunya dengan disaksikan Ayahnya.

"Rara, Ayah mau tanya nih. Cita-cita kamu apa?" tanyanya dan Rara tampak berpikir sebentar.

"Bisa nyembuhin orang," jawabnya asal.

"Dokter kan maksud Rara?" tanya Ayahnya lagi.

"Bukan Ayah, maksud Rara nyembuhin orang bukan jadi dokter. Tapi Rara bisa nyembuhin orang hanya lewat kekuatan tangan aja, seperti di dongeng Ayah," sahut Rara, lalu sang Ayah nampak terkejut dengan pernyataan anaknya barusan.

"Rara, cerita di dongeng mana bisa terjadi di dunia nyata," sanggah sang Ayah.

"Mungkin Ayah, kan Tuhan bisa nyiptain yang nggak mungkin sekalipun di dunia ini," balasnya.

"Yaudah Rara ikut homeschooling aja selama setahun, setelah umur Rara lebih dari 5 tahun janji sama Ayah kalau Rara mau sekolah lagi agar Ibu dan tentunya Ayah bangga sama Rara," ucapnya dan Rara mengangguk menyetujui usul itu.

"Cariin Rara homeschooling yang ngajarnya fun ya Ayah, biar nggak juga nggak cepat bosan. Oh iya selama homeschooling Rara boleh minta usul?" tanya Rara.

"Rara boleh minta apapun, kalau itu tidak berat bisa Ayah kabulkan," balas sang Ayah.

"Dekor kamar Rara diubah ya, buat kamar Rara layaknya kerajaan Yah, bisa kan?" tanya Rara memastikan.

"Barbie?" tanya Ayahnya yang pura-pura tidak paham.

"Ayah cari tau deh apa itu kerajaan, atau nggak tanya Ibu!" ucap Rara kesal.

"Iya iya Ayah paham, insyaallah Ayah turutin apa mau Rara," jawabnya mengalah.

"Terus ada satu lagi," sambar Rara tiba-tiba.

"Kurang?" tanya Ayahnya dan cemas jika Rara meminta yang lebih aneh dari omongannya tadi.

"Iya, masa hanya dekor kamar doang! Setiap kali Rara mau belajar, Rara mau pake gaun layaknya putri kerajaan, terus beliin Rara softlens biru, hijau, silver, agar kesan kerajaannya itu dapat." Permintaannya kali ini benar-benar membuat Fadil shock hingga pingsan tiba-tiba.

********

"Ayah ..." panggilnya panik.

"Ibu ... Ayah pingsan!!" teriak Rara sangat panik.

Bu Naura yang sedang mempersiapkan sarapan pagi, mendengar jeritan dari sang anak ia langsung mematikan kompor dan bergegas menuju ruang keluarga.

"Ayah kenapa pingsan?" tanya Ibunya yang terlihat paniknya melebihi Rara.

"Rara nggak tau Bu, tadi Rara cuman bilang apa mau Rara eh tiba-tiba jatuh dan pingsan," ucapnya sangat polos.

Jelas-jelas Bapaknya pingsan karena permintaan Rara yang terlalu berat untuk dituruti, akan tetapi Rara seolah tidak merasa bersalah atas sikap itu.

"Panggil tetangga sebelah!" perintah Ibunya dengan air mata yang sudah tidak bisa terbendung lagi.

Rara langsung berlari terbirit-birit, ia mengetuk salah satu tetangga dekatnya untuk meminta pertolongan.

Secrets of the Wizarding WorldWhere stories live. Discover now