Ooh Child

1 0 0
                                    

Toru pun menendang bola. Gol!!! Wah, gadis itu berselebrasi diantara para laki-laki teman-temannya yang ikut bermain futsal di lapangan. Begitulah kebiasaan siswa kelas 11 SMA Asterix, provinsi Titan. Langit yang menemani mereka itu kali ini seperti senja, itulah pengaturan yang diatur penjaga Atas seraya penduduk Titan merasa seperti dalam momen santai. Toru, gadis tomboy kecintaan semua orang, sangat senang berada di antara laki-laki. Tak terkecuali Miko, sahabat Toru yang justru tidak bisa bermain bola sama sekali, melainkan melantangkan suaranya dalam nada-nada indah.

Miko dan Toru dipilih sebagai pasangan satu bangku mulai sejak SD kelas 4. Mereka saling mengenal satu sama lain, orang tua mereka saling mengenal juga, begitu pula penduduk lingkungan Samaritan pada provinsi Titan. Toru merasa nyaman di dekat Miko, ini dia sadari sejak kelas 6, dimana Toru terjatuh saat naik sepeda berkeliling lingkungan rumahnya.

"Aduh, sakit sekali! Bagaimana aku bisa pulang sekarang? Huaaaaaa!!" Tangis Toru. Toru yang jatuh di pinggir jalan Merkel pada saat langit dalam kondisi abu abu, lagi-lagi pengaturan penjaga Atas, membuatnya merasa ketakutan. Miko sedang naik mobil sehabis pulang dari les pianonya, seperti biasa dengan muka lega, kaget melihat gadis itu. "Pak, turun sebentar disini tolong, itu teman saya!". Miko pun menolong Toru dan mengantarnya pulang bersama supirnya di mobil.

"Uhhhh sakit Ko, aku tidak kuat lagi". Ada yang salah memang dengan bentuk tulang kaki Toru. Ini membuat dia selalu kesakitan setiap saat. "Ya ampun SAKIT KOOOO".

"Ooh child, things are gonna get easier"

"Ooh child, things will get brighter"

Nada-nada itu terus dialunkan Miko sepanjang perjalanan menuju rumah Toru. Toru merasa nyaman dan kemudian berkata ini ketika sampai rumahnya di blok F, "Miko, let's be friends forever, okay?". Miko, tersanjung dan tersipu, berkata, "Toru, i'm already and always be your friend".

Itulah kenangan mereka saat dimulainya persahabatan mereka. Namun, sangat disayangkan perjalanan SMP mereka berbeda karena Toru ingin dimasukkan ke sekolah khusus wanita. Orang tua Toru mengira anak ini terlalu bertingkah seperti lawan jenisnya. Alhasil sekolah perempuan Marissa Schoen menjadi tujuan mereka. Miko tetap ikut SMP umum di dekat rumahnya, tapi perlahan mulai melupakan kehadiran Toru di hidupnya. Mereka sering melihat satu sama lain, tapi terlalu malu untuk betegur sapa. Waktu berlalu, saatnya ke ranah SMA.

"MIKO BANGUN SAYANGKU!!!" Teriak Ibu Miko untuk membangunkannya di minggu pagi. Suasana pagi itu diatur sedikit mendung oleh penjaga Atas sehingga membuat perasaan orang orang untuk melanjutkan tidurnya semakin tinggi. "Hm hmm sebentar Ma, hoammmm" Miko masih mengantuk saat menjawabnya.

"TORU ADA DIBAWAH SEKARANG. KAMU YAKIN MASIH MAU LANJUT??"

Miko langsung bergegas bangun, merapihkan rambut dan bajunya untuk bersiap bertemu Toru. Miko berjalan kebawah dan melihat seseorang yang telah menjadi temannya lagi sekarang. Rambut hitam kecoklatannya. Mata hijau kebiru-biruannya. Senyum lesung pipi yang sangat indah. Membuatnya terpikir lagi, "So, this is Toru, wait isn't she a bit boyish.. wait what?" Miko bingung mengapa Toru berpakaian sangat rapih pada minggu pagi ini.

"Jadi begini Ko, aku sekarang bakalan pindah ke provinsi Hephaestus disana untuk meneruskan keinginan ku untuk belajar jadi presenter olahraga,". Pernyataan itu menjelaskan kondisi make-up yang indah dari gadis tomboy itu. "Aku mungkin tidak akan kembali dalam waktu yang lama, aku minta maaf Ko."

Miko terdiam sesaat, memakai bando nya sebentar dan berkata, "kapan kamu berangkat Toru?".

"Minggu depan, sekarang aku mau kesana buat ngecek tempat tinggal dan merapihkannya. Tapi aku kabarin kamu sekarang biar bisa pamit duluan, kita kan udah kenal dari dulu."

Miko menjawab, "I'm coming with you now."

Sweet LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang