Jake mendongakkan kepalanya, melepas pelukan erat dikaki Minhyun, beranjak perlahan dan berdiri tepat dihadapan Sunghoon yang tinggi menjulang.
"gendong~"
Tanpa banyak kata Sunghoon mengangkat tubuh yang lebih mungil kedalam gendongan koalanya, lantas melangkah keluar ruang keluarga untuk menuju kamar Jake.
Sepanjang perjalanan menuju kamar Jake yang dilantai 4, Sunghoon tak henti-hentinya mengecup pipi gembil Jake.
"jangan nakal, tetap bersama Minhyun, tetap berada dalam pengawasan para bodyguard terutama pengawasan Hans.
Mengerti?"
Jake mengangguk cepat, terlalu hapal dengan setiap wejangan para keluarganya ketika ia ingin pergi keluar mansion.
"tegakkan kepalamu."
Jake menegakkan kepalanya, lantas membiarkan Sunghoon mengecup bibirnya begitu lama.
"aku butuh mendengar jawaban 'iya' dari suaramu, bukan anggukan.. Bayi nakal." ujarnya tepat didepan bibir Jake.
"i-iya.. Je-jeyun mengerti." sahut Jake sebelum bibir itu kembali dikecup Sunghoon.
🌼🌼🌼
30 menit setelah sampai dikantor milik Minhyun, Jake masih sibuk menjelajahi setiap sudut ruangan kerja Minhyun.
15 menit setelahnya ia dibawa Minhyun masuk keruang rapat, didudukkan dipangkuannya.
Diperdengarkan isi rapat yang membuatnya sangat-sangat kebingungan karna tak mengerti.
30 menit setelahnya, ia merasa sangat bosan, merengek ingin keluar yang tentunya dipelototi Minhyun.
Namun karna Jake terus merengek, dengan sangat terpaksa Minhyun memanggil Hans dan menyuruhnya untuk membawa Jake jalan-jalan.
Dan sekarang disinilah Jake, ia berada ditaman umum disamping kiri kantor Minhyun.
Duduk disebuah bangku kayu yang menghadap air mancur dengan kaki bergerak kedepan dan belakang.
Tangan kanannya memegang gagang stick ice cream, matanya berkeliaran memerhatikan sekitaran taman yang cukup ramai dengan anak kecil dan penamping si anak.
Mengingat hari sudah semakin sore, mendukung untuk berkeliaran di taman.
Hans berdiri 2 meter dibelakang Jake tanpa mengalihkan perhatiannya sama sekali, terus terfokus pada Jake, sementara 15 bodyguard tersebar disetiap sisi taman.
Berbeda dengan Jake yang begitu fokus mendengarkan pembicaraan 2 orang bocah laki-laki yang duduk diatas pasir buatan.
Membuat istana pasir dengan bantuan sekop kecil dan ember plastik yang bagian bawahnya berbentuk dinding menara.
Terus mengoceh dari ingin memiliki peliharaan, membahas pacar, bahkan ciuman.
Jake hendak mengomeli, karna pembicaraan keduanya nampak tak etis dibahas oleh anak seusianya.
Namun entah mengapa ia mengurungkan niatnya, berakhir menguping pembicaraan keduanya dengan kening berkerut bingung.
"emang iya ya?" gumamnya bertanya-tanya.
Namun setelahnya raut wajahnya berubah panik, ia beranjak bangun dengan ice cream yang baru 2 kali digigitnya jatuh ketanah dengan tangan gemetaran.
Ia berlari menghampiri Hans dan meminta untuk pulang ke mansion.
"Paman Hans.. Jeyun mau pulang." pintanya dengan suara bergetar menahan tangis.
Part 17
Start from the beginning
