1. Somi's Thought

3.3K 393 2
                                    

.

.

.

"I bet, Jaemin is a good kisser." Pandangan Jeno langsung berpaling dengan kecepatan mobil balap F1. Membulatkan purnamanya menatap cewek bule yang duduk berhadapan dengan dia. Sementara itu, si gadis Jeon, masih sibuk memandangi sang ketua kelas yang masih mencampur larutan dalam gelas bekernya.

"Kamu pernah ciuman sama dia?" Pertanyaan (yang lebih mirip seperti tuduhan) Jeno mampu mengalihkan gadis itu dari sang ketua kelas--dan beberapa laki-laki populer yang ada di depan sana.

Gadis itu sekarang sibuk menatap laki-laki yang seperti menuntut sebuah jawaban pasti dari pertanyaan--atau tuduhannya--barusan. Ia menggelengkan kepala hingga rambut panjangnya ikut bergoyang. Menanggapi ringan seluruh kecurigaan dari teman praktikumnya hari ini. Mata Jeno seperti menelisik setiap gelagat dari gadis ini, berusaha menemukan gerak kaku atau apapun itu, tapi nihil.

"Terus kenapa kamu bisa yakin kalau dia... eum... yah... anu... g-good kisser?" Somi--gadis itu--memajukan sedikit kursinya dan mencondongkan kepala mendekati Jeno. Pandangan mereka mengarah kembali ke depan laboratorium, di mana Jaemin, Lucas dan Mark masih berkutat dengan berbagai alat untuk praktikum hari ini.

Di depan sana terlihat tiga laki-laki itu sedang digodai oleh penjaga laboratorium yang terkenal genit. Namun karena kegenitannya itu, anak-anak di kelas Jeno justru memanfaatkan supaya bisa mendapatkan kemudahan dalam mengerjakan praktikum. Tinggal menumbalkan saja tiga laki-laki yang paling atraktif di kelas untuk menghadap--ehem, mengalihkan. Mereka bisa menggunakan laboratorium dengan jangka waktu lebih panjang--selama tidak ada guru yang membooking.

"There is some of the type...," celetuk Somi sambil mengarahkan Jeno untuk melihat ke arah laki-laki paling tinggi di antara mereka bertiga. Lucas terlihat sedang sibuk melontarkan gombalan-gombalan penuh keju lengkap dengan kedipan-kedipan genitnya. Sesekali menyugar rambut dan melontarkan senyum sok seksi. Menumpukan badan pada sikunya sambil berbicara santai seperti sedang di bar.

"Lucas itu, I bet he's a good kisser. And for make out, bisa jadi,... dia juga sex god," terang Somi agak berbisik. Wajah Jeno sedikit memerah setelah mendengar perkataannya. Semakin ia mendengarkan perkataan Somi, ia malah semakin tidak mengerti dengan jalan pikir gadis itu. Apa m-maksudnya?

"Huh?! What the hell on the earth you're talking about?!" cerocos Jeno setelah mendengar penuturan blak-blakan Somi. Tangan laki-laki itu bergerak untuk memegangi telinganya yang memerah seperti arang yang sedang membara. Sesekali ia melirik ke arah Lucas yang mulai menjauh dari meja praktikum di depan sana. Mungkin, dalam hati ia mengamini perkataan teman sekelasnya itu.

"Hm, insting?" ucap Somi dengan santai.

Lalu sekarang ia menyuruh Jeno untuk melihat ke arah Mark yang sedang menggaruk-garuk tengkuk. Menunduk-nundukkan kepala sambil sedikit mencuri-curi pandang pada si penjaga laboratorium. Senyumannya terlukis tipis, tapi sesekali bisa mengembang lebar--terutama ketika ia berhasil mendapatkan sekotak alat praktikumnya.

"Okay. The next... Markeu. Mungkin dia canggung di awal. Tapi lama-lama dia bakal kebawa suasana. Lihat gimana dia waktu digodain," terangnya lagi dengan pandangan mengikuti langkah kaki Mark menuju meja milik kelompok yang ada di sebelah mereka berdua.

Jeno menyerit, namun detik berikutnya dia seperti menemukan emas di dasar sungai. "Memang yang kayak gitu bisa dilihat dari gelagat ya?"

"Yes!" jawab Somi penuh semangat sambil menjentikkan jari. "Behave!

"Aku bisa identify dari behaviour mereka! Aku dari tadi coba cari kata yang pas, tapi baru ketemu sekarang!" Gadis itu berucap dengan semangat sampai tanpa sadar berbicara dengan nada yang terlampau keras. Cepat-cepat Jeno menaruh telunjuk di bibirnya dan memutar kepala untuk melihat keadaan sekitar. Untung saja murid yang lain agak ramai dan sibuk sendiri-sendiri.

"Ok, kalau aku?" tanya Jeno dengan tatapan seperti anak anjing yang penasaran akan hal baru. Sementara Somi membalasnya dengan tawa menggelegar bak guntur di tengah hujan badai. "Kamu? You're clearly a shy cat! Aku yakin kalau kamu digodain dikit, langsung merah"

Jeno memajukan bibirnya tidak terima. Ekspresinya berubah menjadi meremehkan plus menatap tak suka ke arah Somi. Namun wajahnya tetap memerah padam karena merasa seperti ditelanjangi.

"You want a prove? Here!" ucapnya sambil menyentil telinga Jeno. Belum juga kupingnya mendingin, sekarang ia berubah menjadi merah lagi. Karena...

"Jen, kamu sakit?" tanya Jaemin sambil menyentuhkan punggung tangannya ke leher Jeno. Mengusap-usap pelan sebelum mendudukkan diri di kursi sampingnya. Dengan gerak kaku, Jeno berusaha menggeleng dan menjauhkan tangan sang ketua kelas dari lehernya--atau Somi akan terus terkikik melihat ia salah tingkah.

.

.

.
|

September 5, 2021

Is Jaemin A Good Kisser?Where stories live. Discover now