𝓣𝓱𝓮 𝓓𝓪𝓻𝓴 𝓜𝓪𝓻𝓴

Începe de la început
                                    

Janggalnya, pintu kamar terbuka lebar. Perasaannya jadi tak enak. Maka dari itu, [name] keluar dari kamar dan turun ke lantai bawah hendak mencari entah Draco, Narcissa maupun Bellatrix.

"Bunuh Dumbledore untukku, maka aku akan mengampuni keluargamu."

Tengah menuruni anak tangga, seketika langkah [name] terhenti.

"Namun jika kau gagal seperti ayahmu, Draco... nyawa mu dan keluargamu jadi taruhannya."

Tubuh [name] jadi membeku. Bukan hanya kehadiran Voldemort yang membuat [name] tercengung, namun juga keberadaan Draco yang berhadapan langsung dengan Sang Pangeran Kegelapan dan terlebih lagi, perkataan yang dia katakan pada Draco tadi ---hal inilah yang paling membuat [name] bagai disambar petir.

'A-apa maksudnya bunuh... Dumbledore?'

Menyadari ada sosok tak dikenal berdiri di anak tangga, Voldemort mengalihkan padangan dari Draco dan menatapnya.

"Siapakah gadis itu?"






















✧༺ 🌕 ༻✧






















'Aku bersedia.'

Sebuah kalimat simpel yang semakin memperburuk atmosfir Malfoy Manor dan seisinya.

Brak!

"SHIT!"

Brak!

"Draco!" Dengan suara bergemetar dan mata sembab, [name] menghampiri Draco, mencegah tangannya agar berhenti memukuli lemari baju.

Namun, tenaga Draco lebih kuat. Ia menepisnya dan kembali mendaratkan kepalan tangannya pada lemari baju.

Brak!

"Draco, berhenti! Jangan menyakiti dirinu sendiri," [name] kembali terisak setelah beberapa menit yang lalu tangisannya berhenti.

Alih-alih berhenti, Draco malah beralih mengusap kasar lengan kirinya seraya mengerang frustasi.

"Draco, please, no!"

Lagi-lagi, [name] berusaha mencegah tangan kanan Draco yang terus menyakiti lengan kirinya sendiri.

"Draco, stop!"

"Menyingkir!" Draco menepis lengan [name] kasar.

Meski begitu, [name] tak kehabisan cara untuk membuat Draco berhenti. Ia punya ide.

"Draco, Mother akan semakin bersedih kalau kau seperti ini."

Narcissa sudah sangat terpukul dan pikirannya terbebani akibat kejadian buruk tadi. Draco sebagai putranya tentu tak ingin menambah pikiran ibunya lagi hanya karena sikapnya yang seperti ini. Dengan itu, Draco termenung, meski sedikit.

Merasakan tangan Draco tak lagi mengeras, [name] menghela nafas lega. Berhasil. Meski Draco dinilai buruk di mata orang-orang, namun ia sangat mementingkan keluarganya, well, meski tidak pada [name].

"Draco, kau tidak sendiri," tutur [name] pelan.

[name] menyingkap lengan panjang piyama kirinya. Sedikit tersenyum miris kala melihat tattoo tengkorak dan ular yang tertera di lengan kirinya persis seperti milik Draco.

𝐓𝐇𝐄 𝐔𝐍𝐖𝐀𝐍𝐓𝐄𝐃 𝐄𝐂𝐋𝐈𝐏𝐒𝐄 : draco malfoyUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum