"tapi Jeyun sudah baik-baik saja, buktinya selang pernapasan dihidung Jeyun sudah dilepas.
Jeyun sudah bisa bernafas dengan baik, Mommy.. Daddy." ungkapnya, masih kekeuh ingin pulang.

"kenapa jadi nakal lagi." ujar Minho menjepit dagu Jake dengan tatapan tajamnya.

"Jeyun tidak suka rumah sakit Daddy." sshutnya masih dengan raut merengut yang menggemaskan.

"tidak suka rumah sakit apa takut dengan jarum suntik, hmm." goda Suzy yang dibalas rengekan oleh Jake.

Jake menutup wajahnya dengan selimut, merasa kesal karna keinginannya tidak dikabulkan.
Is benci rumah sakit, ia benci obat, ia benci suntikan dan semua yang berhubungan dengan rumah sakit ia membencinya.
Bukan tanpa sebab ia begitu, 6 tahun yang lalu ia berada dirumah sakit dengan tubuh penuh luka akibat kecelakaan kencang yang dialaminya juga kedua orang tuanya.
Ia melihat sendiri bagaimana orang tuanya meregang nyawa karna terlambat ditangani.
Ia yang meraung-raung memanggil orang tuanya, dibius paksa sampai ia tak sadarkan diri.
Bahkan ketika bangun ia semakin tak terkendali karna tak melihat kedua orang tuanya disisinya pun terkena biusan lagi.
Bahkan ketika ia menolak makan, ia langsung di infus oleh dokter atas perintah Pamannya.
Bahkan ketika ia memaksa masuk makanan, ia akan dicekok-kan obat oleh pamannya dengan bantuan suster yang memegangi tubuhnya kiri dan kanan.

Karna itulah ketika ia berlama-lama dirumah sakit, ia selalu terbayang kejadian itu, kejadian yang ingin ia lupakan dalam otaknya.
Namun ia sadar selama ia menjadi bagian keluarga Lee, kemungkinan ia bertemu dokter dan masuk rumah sakit akan sering  dilakukannya.

"makan makananmu dengan baik, ikuti perintah dokter dan suster, maka kau akan cepat keluar." ujar Minho, yang diangguki mengerti oleh Jake.

"iya Daddy."

🌼🌼🌼

Setelah hampir 1 bulan lamanya mendekam di rumah sakit dengan berbagai pemeriksaan medis.
Jake keluar dari rumah sakit dengan tubuh fit dan sehat tentunya.
Sepanjang jalan pulang menuju mansionnya, Jake tak henti-hentinya bersenandung riang.
Sampai Heeseung yang memangkunya dibuat gemas olehnya.

"sesenang itu?"

Jake menaikkan pandangannya, lantas menganggukkan ribut.

"Jeyun rindu semua penghuni mansion."

Niki yang duduk disebelah Heeseung, menarik gemas pipi gembil Jake.

"Abang!!! Jangan tarik-tarik!!!
Nanti pipi Jeyun melar!!" omelnya dengan tangan berkacak pinggang.

Menatap Niki dengan tatapan garang, yang tak ada garang-garangnya sama sekali, justru terlihat menggemaskan.

"iya.. Iya.. Sini sama Abang."

Jake menggeleng cepat, lantas memeluk leher Heeseung erat seraya menjulurkan lidahnya kearah Niki.

"wah sudah berani sekarang."

Jaeyun'sWhere stories live. Discover now