30 Oktober, Hari Minggu: Awal dari Segalanya

8.7K 819 102
                                    

Setelah makan malam penting yang menandakan dibukanya Turnamen Triwizard di Aula Utama, seluruh anak Gryffindor bersama-sama berjalan untuk kembali ke Ruang Rekreasi dan mulai membicarakan banyak hal yang sudah tidak sabar untuk mereka gosipkan.

Rumor-rumor soal Turnamennya, tantangan-tantangan yang mungkin akan dihadapi dan siapa yang akan menjadi peserta dari tiap sekolah, kesan pertama soal murid-murid Durmstrang dan Beauxbatons, protes soal batas umur yang boleh mengikuti Turnamen, dan banyak lagi.

Kegembiraan memenuhi pembicaraan para siswa Gryffindor hingga larut malam. Mereka sama sekali tidak berhenti untuk mengobrol, bahkan makin malam makin seru saja yang diobrolkan, mungkin akibat botol-botol Butterbeer dan Firewhiskey yang mereka minum.

Namun karena kedamaian tidak pernah bisa bertahan di Hogwarts, bencana pun datang tepat setelah tengah malam lewat, saat seorang gadis, yang tidak berhenti membicarakan betapa tampan dan cantiknya murid-murid Durmstrang dan Beauxbatons, melemparkan komentar sembarangan soal betapa sedihnya dia karena para laki-laki di Hogwarts "tidak ada yang seperti itu".

Dan begitulah awal mula perdebatan panjang berlangsung, bermula dari para laki-laki yang dengan kerasnya membantah kalau gadis-gadis Beauxbatons juga jauh lebih cantik dari gadis-gadis Hogwarts.

Tentu saja hal itu tidak berakhir baik.

Suara-suara mulai meninggi, mata berputar, cemoohan dilempar sana-sini dan ketenangan dari asrama singa rupanya mulai terlihat sangat suram.

Harry, yang mencoba tidak ikut-ikut, hanya duduk diam di atas lantai yang kasar, merencanakan untuk secepat mungkin menyelinap keluar dari sana untuk ke kamarnya. Dan saat itulah suara keras seseorang terdengar.

"Diam semuanya!" Perintah Angelina, membuat seluruh kepala yang berada di ruangan berpaling ke arahnya dengan mulut yang seketika terkunci rapat. Angelina kemudian melanjutkan. "Kalian semua cantik dan tampan, oke?! Berhenti bertengkar seperti anak kecil."

"Makasih loh," jawab George menyeringai.

"Kecuali kamu," timpal Angelina, diikuti oleh tawa banyak orang di ruangan itu.

"Memang siapa contohnya yang kamu maksud? Coba sebutkan satu orang." tanya Fred lagi, sengaja mencari gara-gara sambil tersenyum nakal, senyum yang semakin berkembang saat Angelina menatapnya tak suka. "Ayolah, Angelina. Kamu pasti punya satu orang yang kamu anggap menarik di pikiranmu. Jangan buat kami penasaran."

Semuanya setuju dan mulai bersiul dan menyemangati Angelina untuk mengungkapkan siapa yang ada di pikirannya. Gadis dengan tubuh tinggi itu menggelengkan kepalanya menyerah, sebelum menghela napas dan menatap George lagi.

"Baiklah!" Putus Angelina sambil tersenyum penuh percaya diri. "Cedric Diggory lumayan keren." jawabnya.

Begitu mendengarnya, banyak gadis-gadis langsung mengangguk setuju. Beberapa anak laki-laki menggeram, Seamus salah satunya. Angelina kembali duduk di kursinya, melemparkan senyum puas pada Fred.

Sedangkan si rambut merah membungkukkan badannya penuh canda, sebelum akhirnya menyebutkan satu nama gadis yang menurutnya juga cantik, sebuah nama yang tidak Harry kenal.

Dan karena itulah, beberapa nama pun terlontar, membuat Harry sadar bahwa ternyata persentase murid Hogwarts yang dikenal Harry tidaklah banyak.

Harry sedikit menaikkan kepalanya saat Dean menyebutkan nama Cho Chang dan tertawa terbahak-bahak saat Fred menyebutkan nama Fat Lady, membuat sebuah bantal kursi berwarna merah dan emas terlempar ke wajahnya.

Harry setengah melamun saat nama-nama yang tidak dikenalnya masih saja disebutkan, dia juga separuh tidak mendengarkan komentar-komentar teman satu asramanya terhadap nama-nama itu. Jadi Harry mulai menguap dan berpikir untuk tidur saja saat dia akhirnya mendengar sebuah nama yang begitu dikenalnya, membuat perhatiannya langsung kembali penuh.

✓ The Owlery #1 (INA Trans)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang