🌼🌼🌼
J
ake merasa kakinya kram dihitungan ke-25, namun ia mengabaikannya kala mendengar suara desingan peluru saling bersautan walau kedua tangannya sekuat tenaga menutupi dan menekan telinganya agar tak mendengarnya.
Hitungannya buyar kala mobil yang ditumpanginya tersentak kesamping, juga suara tubuh yang beradu pada badan mobil.
"Daddy.. Daddy.. Daddy.."
Kepalanya bergeleng kuat, mencoba menyadarkan dirinya kala mengingat pesan Minho sebelum pergi.
Ia kembali menghitung dari angka 25, angka hitungan yang diingatnya.
"dua puluh enam.."
"dua puluh tujuh.."
"dua puluh delapan.. "
"dua puluh sembilan.."
"tiga pu-"
Hitungannya kembali terhenti kala mendengar ledakan kencang menyapa telinganya.
Air matanya semakin deras menetes, bahkan walau matanya terpejam air matanya teruz berlomba keluar.
"ti-tiga puluh satu.."
"hiks.. Tiga puluh dua.."
"tiga puluh tiga.."
"tiga puluh empat.."
"tiga puluh lima.."
"tiga puluh enam.."
"tiga puluh tujuh.."
"tiga puluh delapan.."
"tiga puluh sembilan.."
"em-"
Prangg!
jantung Jake seakan berhenti, terlebih sebuah tarikan kencang dilehernya hingga ia meronta sakit karna nafasnya yang memang tersendat karna menangis semakin tersendat karna tekanan kencang dilehernya.
Selimut yang menutupi seluruh tubuh Jake dibuka paksa.
Jake memejamkan matanya erat, enggan melihat orangbyang menarik keluar tubuhnya dari mobil.
"jadi si keparat Lee itu menyimpan anak semanis ini dimobilnya."
Pejaman mata Jake terbuka, saat itu juga ia disuguhkan wajah pria bermasker dengan tubuh besar yang serupa dengan tubuh besar para bodyguard Minho.
"omong-omong siapa kau?"
Jake berusaha lepas dari kukungan pria tersebut, bahkan ia berani meludahi-nya, yang berujung ia mendapat tamparan kerasa yang membuat sudut bibir kirinya robek.
Netra Jake bergerak acak, ia melihat Minho yang tengah melawan 4 orang, begitu juga dengan Rex, Hans dan Leo.
Bahkan ia melihat Taehyung, Jay, Heeseung dan Sunghoon yang entah kapan datangnya ikut membantu melawan parah musuh yang menyerang.
"kau siapa sialan?!!!"
Jake tak menjawab, namun ia menggigit kencang tangan pria yang mengukungnya, hingga ia dilempar kasar jatuh ke aspal.
Mengambil kesempatan itu, Jake segera berdiri dan menendang pusat selatan pria tersebut hingga ia memekik kesakitan dan terjatuh.
Jake segera beranjak, mengedarkan matanya kesekitar untuk mencari tempat sembunyi.
Menunggu janji sang Ayah, sambil terus menghitung angka yang tersisa dalam hati.
Part 13
Start from the beginning
