"sama Hans dulu ya sayang.
Hans suruh Helena siapkan makanan untuk Jaeyun."

Jake tentu saja terkejut, pasalnya untuk pertama kalinya sejak ia menginjakkan kaki dimansion ini.
Semuanya selalu disiapkan oleh Suzy, bahkan untuk berjalan dan makan sendiri saja tak pernah diperbolehkan.
Lalu kenapa sekarang seperti ini?

Tak ingin ambil pusing, karna perutnya yang semakin merasa lapar.
Jake memilih beranjak berdiri menghampiri Hans dan melangkah menuju ruang makan, dengan Hans yang memimpin jalan.

Jake sempat menolehkan kepalanya kebelakang, menatap penghuni mansion tambahan Taki untuk menilik respon mereka.
Namun diluar dugaan mereka membiarkan Jake melangkah dengan kakinya sendiri, bahkan ia sempat melirik Taki yang duduk dipangkuan Minho yang menatapnya dengan seringaian tipis penuh ejekan.
Jake sempat menaikkan sebelah alisnya bingung, namun melihat raut wajah Taki yang mengejeknya membuatnya kesal bukan main.

Fix Jake tak suka si Taki-Taki rumba itu, bocil ngeselin, pungkasnya.
Ia kembali melanjutkan langkahnya yang sempat terhenti keruang makan.
Dimana Helena sudah menyiapkan makanan untuknya.

"terima kasih Bibi Helena." ujar Jake tulus.

Jake mendudukkan dirinya dikursi yang sudah ditarik-kan Hans, kemudian menyantap makanannya begitu tenang.
Selama mengunyah kepala fikiran Jake justru melanglang buana kesikap para penghuni mansion.
Entah mengapa ada rasa sedih ketika mereka tak sehangat biasanya, bahkan terkesan mendiamkan.
Namun Jake menggelengkan kepalanya, seharusnya ia bersyukur inikan yang ia inginkan sejak awal.
Tapi hatinya menyangkal fikiran positive-nya.
Kenapa tak dari dulu?
Jake tidak merasa cemburu, untuk apa ia cemburu.
Ia hanya merasa aneh, ya ia hanya merasa aneh tak ada yang lain.

Jake meletakkan sendoknya, merasa sudah tidak nafsu menyantap makanannya.
Padahal perutnya merasa sangat lapar, tapi nafsu makannya malah menghilang.
Jake mendorong piringnya, lantas menyesap minumnya pelan.

"Tuan muda.. Anda sudah selesai?" tanya Helena yang diangguki cepat oleh Jake.

"tapi Tuan muda baru menyuap 2 sendok saja."

"Jeyun tidak nafsu, Bibi Helena."

🌼🌼🌼

"Paman Mingyu, temani Jeyun mau?" pinta Jake begitu sampai didepan pintu kamarnya.

Mingyu menaikkan sebelah alisnya, namun tak ayal ia mengiyakan permintaan Jake.
Ia membuka pintu kamar Jake, kemudian berdiri tegak didepan pintu balkon kamar Jake.

"Paman jangan berdiri disana, duduk sini sama Jeyun."

Melihat keenggan-nan di netra Mingyu, Jake langsung merengek pelan.

"ayolah paman, Jeyun punya banyak pertanyaan untuk ditanyakan."

Mingyu mau tak mau menghampiri Jake, lalu memilih duduk dilantai samping ranjang Jake dengan punggung bersandar pada lemari tempat menyimpan pakaian dalam Jake juga peralatan bayi Jake, seperti pacifier (empeng, minyak telon, bedak bayi, dan lain sebagainya).

Jaeyun'sWhere stories live. Discover now