"trus mau apa?"
"tidak tau." balasnya.
Sunghoon terkekeh pelan, ia melangkah menuju ranjang Jake.
Duduk bersandar pada kepala ranjang, masih dengan Jake yang berada dalam gendongannya.
"tidur lagi aja ya."
Jake mengangguk seadanya, membiarkan punggungnya ditepuk-tepuk pelan juga pipi gembilnya dikecupi tanpa bosan oleh Sunghoon.
🌼🌼🌼
Jake menantap angka pada jam digital yang terpajang di meja nakas, 18:48.
Jake tidak tau jika ia akan kembali tidur selama itu setelah bangun pagi-pagi sekali.
Ia serasa simulasi mati ketimbang tidur, ini lagi coba kenapa tak ada yang membangunkannya hanya untuk sekedar makan, kan ia juga sedang sakit.
Jake melompat turun, lantas memakai sendal selopnya.
Melangkah keluar kamar dimana Mingyu tengah berdiri disana.
"Tuan muda sudah bangun?"
Jake hanya berdehem malas, sudah terlalu terbiasa dengan pertanyaan tak bermutu itu ketika ia terbangun dari tidur.
Tidak kreatif dan terlalu bodoh menurut Jake.
"mau saya panggilkan salah satu Tuan?"
Jake menggeleng, memilih melangkah menuju lift dan memasuki kotak berjalan itu dalam diam.
Ia ingin cepat-cepat turun keruang makan, karna sejak bangun tadi perutnya sudah demo minta diisi makanan.
Cepat-cepat ia keluar ketika pintu lift terbuka, hendak berteriak menyapa penghuni mansion yang berkumpul diruang keluarga, namun teriakannya tertahan dikerongkongan begitu melihat seorang remaja entah seumurannya atau lebih muda duduk dipangkuan Minho.
Suzy yang melihat kedatangan Jake langsung memanggilnya.
"Jeyun, sini nak."
Jake melangkah pelan menghampiri Suzy dengan raut wajah kebingungan dengan kehadiran remaja itu.
Apa ia juga korban jaminan sanak keluarganya?
Tapi jika memang korban harusnya responnya sama seperti Jake pertama kali, namun ini terlihat sangat dekat dan nampak seperti bagian keluarga.
Jake memilih duduk dispot kosong disamping Suzy, memeluk lengan kiri Suzy dengan kepala bersandar dibahunya.
"Jeyun kenalin ini Taki, anak dari Tante Jooyeon, adik Daddy."
Jake menangguk mengerti, lantas memutar tubuhnya kearah Minho yang setia memangku Taki yang menatapnya intens.
Mengulurkan tangannya hendak berkenalan.
"Jaeyun, Taki."
Dihitung sampain 30, Taki hanya menatap uluran tangannya, tanpa berniat membalas uluran tangan Jake sekedar menjabatnya.
"wah bocil nyari ribut nih!!!" pikir Jake kesal.
Jake menurunkan tangannya, lalu menaikkan pandangannya.
"Mommy Jeyun lapar."
Suzy mengusap lembut pucuk kepala Jake, kemudian mengecup pipinya.
Part 9
Start from the beginning
