"Dih ngapa gak mau!" ucap Rose dengan ngegas. Namun dia segera sadar karena Jeffrey lagi sakit sekarang.
"E-eh sorry, kenapa gak mau? Biar cepet sembuh ini" tanya Rose dengan lembut.
"Aku mual Kak, jadi gak nafsu makan"
"Dipaksa ya, biar lo cepet sembuh" bujuk Rose.
Tapi Jeffrey masih menggeleng tanda tak mau makan.
Rose menghela nafas pelan, kesel juga ngurusin orang sakit gini. Udah tau Rose ini orangnya gak sabaran, si Jeffrey malah nolak mulu dikasih makan.
"Gue udah jalan kaki ke depan gang beliin lo bubur ayam, masa lo nya gak mau makan sih. Gue suapin deh, mau kan?" bujuk rayu Rose.
Jeffrey yang mendengar itu langsung merasa tak enak, dirinya sudah merepotkan Rose pagi-pagi begini.
Jeffrey mencoba bangun dibantu Rose untuk bersandar di kepala kasur, ia menganggukkan kepalanya tanda setuju untuk makan.
Emang dasarnya Rose gak ada akhlak, orang lagi sakit malah dikasih suapan dengan porsi banyak sampai buburnya tumpah dari sendok.
Jeffrey yang melihat itu langsung menelan ludahnya, ini dia lagi enek karena abis muntah malah dikasih suapan dengan porsi gatau diri gini.
"K-kebanyakan ini Kak" tegur Jeffrey pelan.
"Eh iya, maaf kebiasaan. Nih sekarang mangap" Rose menyendokkan ulang dengan porsi sedang.
Baru tiga sendok suapan si Jeffrey udah minta berhenti, tapi Rose dari tadi masih maksa biar Jeffrey mau habisin makannya. Belum selesai mengunyah di mulut, Rose sudah suapin Jeffrey lagi.
Pikirnya biar cepet selesai. Tapi itu malah buat Jeffrey tambah enek dan lari ke kamar mandi buat muntah lagi.
Rose mengikuti Jeffrey ke kamar mandi dan memijat pelan leher belakangnya.
Setelah selesai, Rose langsung kasih minum obat, dan kompres dahinya Jeffrey biar cepet sembuh.
Gak tega juga liat Jeffrey yang lemes gini sampe muntah 2 kali. Apalagi yang kedua karena ulah Rose.
☁️☁️☁️
Jeffrey bangun dari tidurnya, udah sore banget ternyata, lama juga dia tidur. Dikamarnya udah gak ada Rose, mungkin udah pulang dari tadi.
Badannya udah merasa mendingan, demamnya juga udah hilang dan suhu badannya udah balik normal. Rose sudah merawatnya dengan baik.
Jeffrey pergi mandi karena badannya yang terasa gerah. Kalau sehabis demam dan suhu tubuh kembali normal memang akan banyak berkeringat.
Rose yang baru masuk ke kamar Jeffrey, bukannya melihat anak itu yang tidur dengan selimut ditubuhnya seperti tadi, tetapi malah disuguhi dengan pemandangan Jeffrey yang keluar dari kamar mandi dengan hanya memakai handuk yang menutupi dari pinggang hingga lutut, dan handuk kecil dikepalanya yang dipakai untuk mengeringkan rambut.
Ini kenapa malah Rose yang sekarang kepanasan.
Bukannya segera keluar dari kamar karena sang pemilik yang baru selesai mandi sedang tidak memakai baju, tapi si Rose malah keenakan ngeliatin badannya Jeffrey. Ini anak kok bisa punya badan seperti model pria di majalah dewasa gini. Rose malah sibuk memindai tubuh itu melihat dari atas hingga ke bawah. Seperti meneliti.
Jeffrey yang dilihati seperti itu malah malu-malu. Gak ada yang ngomong satu sama lain tetapi malah tatap-tatapan.
"K-kak aku mau pake baju dulu" ucap Jeffrey salting karena terus diliatin Rose.
"Iya pake aja" jawab Rose seperti tidak ada beban.
Jeffrey yang mendengar jawaban itu memerah malu.
GILA
ini si Rose beneran mau liatin Jeffrey bugil didepannya apa gimana. Enteng banget ngomongnya.
Rose buru-buru sadar karena omongannya tadi, "Maksud gue iya pake aja, gue ini mau keluar"
"Gak papa juga kalau mau tetap disini, kan udah pernah liat" ucap Jeffrey dengan nada malu.
Rose yang mendengar itu melotot kaget, emang sih mereka udah pernah liat satu sama lain dan dia pengen liat lagi sekarang, tapi malu banget kalau dia beneran tetap disini. Mau ditaruh dimana mukanya, ntar dikira mesum sama Jeffrey.
Padahal emang iya.
"Dih a-apasih lo!" jawab Rose dengan ngegas menutupi kegugupannya. Ia buru-buru keluar sengaja membanting pintu biar Jeffrey mengira dirinya itu serius marah.
Jeffrey yang melihat itu terkekeh kecil, padahal jelas-jelas Rose tadi berekspresi mupeng. Makanya sengaja dia bilang gitu untuk menggodanya.
Siapa tahu ada kejadian part 2 diantara mereka.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
