Sebenarnya Jake tidak masalah memakai seragam sialan ini, tapi kenapa Niki harus menggendongnya sih?!
Kakinya masih sehat wal'afiat, tapi selepas keluar dari mobil Sunghoon ia langsung diangkat seenaknya kedalam gendongan koalanya.
Bahkan ia harus rela dijadikan tontonan banyak orang, karna Sunoo yang terus menciumi gemas pipinya, bahkan sesekali menggigitnya.
Sedang kedua tangan kanan dan kirinya digenggami Jungwon dan Daniel.
"Kakak.. Turunin Jeyun, Jeyun malu." ujarnya dengan suara teredam, sebab wajahnya benar-benar ia pendam diceruk leher Niki.
"No!" seru ke-empatnya serentak.
"eh babinye!" pikir Jake kesal.
Kalau saja ke-empat bocah setan ini tak mengantongi revolver juga pisau belati, sudah ia ketoknl satu persatu kepalanya.
Ia masih sayang nyawa, jadi biarkan saja biar Tuhan yang membalas.
Biar nakal begini, Jake anak Tuhan yang rajin berdoa setiap pagi dan malam.
Jika diibaratkan Jake itu malaikat yang tersesat di antara para Iblis.
"loh Kak? Kok tidak ke kelas?
Ah.. Kita keruang kepala sekolah dulu ya?
Tapi Daddy bilang, Jeyun 1 kelas dengan kalian." ujar Jake bingung, pasalnya ke-empatnya dengan santai-nya melewati lorong-lorong kelas, tanpa berniat masuk ke salah satu kelas disana.
Tak ada jawaban berarti, Jake diam-diam mendengus kesal.
Ada niatan ia menggigit telinga bertindik nika, bahkan ia ingin menarik anting-antik Niki sampai telinganya robek.
Namun ingat setelahnya hukuman akan menanti, jadi ia harus sabar.
Sabar.. Kalau ngomong sama anak setan harus sabar, Pikirnya.
Jake melirik Jungwon yang menempelkan Ibu jarinya pada papan fingerprint diatas gagang pintu ruangan, yang entah ruangan apa.
Pasalnya jika itu ruangan Kepala sekolah, tidak mungkin ke-empat bocah setan itu memiliki akses masuk seenaknya keruangan kepala sekolah.
Walaupun sebenarnya mungkin saja, karna keluarga Lee adalah orang gila.
Pintu ruangan yang tingginya setinggi 4 meter, terbuka menampilkan ruangan semacam ruang club anak elite.
Sekolahnya sekarang memang sekolah taraf internasional dan yang bersekolah disini adalah anak-anak orang kaya.
Tapi tetap saja tak ada yang sekaya keluarganya sekarang.
Sudah konglomerat no 1, pack mafia terkuat pula.
Jungwon mengambil alih tubuh Jake, lalu menaruh tubuh Jake diatas karpet bulu putih yang sangat-sangat halus dengan berbagai macam buku dongeng tertumpuk dutengah-tengah karpet, juga beberapa mainan semacam rubik, mainan yang biasa digigit bayi, juga puzzle.
Mulut Jake bergerak ingin bertanya, namun belum sempat ia mengeluarkan pertanyaannya.
Sunoo lebih dulu menyumpal mukut Jske dengan botol susu.
Ia hendak protes, bahkan berusaha melepas botol susu yang menyumpal mulutnya, namun Sunoo menekan botol susu tersebut kuat.
"Dek tidur." ujar Niki.
Jake paham kalau ujaran Niki itu lebih kesebuah perintah mutlak.
Jake sudah benar-benar krisis identitas, kalau begini caranya cepat atau lambat tubuh Jake akan meletoy macam bocah sd.
Mulut memang tersumpal, tapi kaki Jake bergerak acak menendang-nendang protes.
"Dek jangan nakal!" peringat Jungwon.
Jake kembali pasrah, bahkan ketika Daniel mengangkat tubuhnya untuk duduk dipangkuannya pun dia hanya bisa pasrah.
Mau melawan, nyawa taruhannya.
Ugh! Jake benci ini!
"INI GUE GUNANYA DATENG KESEKOLAH BUAT APAAN BAMBANG!!!
OTAK GUE LAMA-LAMA MENCIUT INI KALO NGGA DIGUNAIN BUAT BELAJAR!!" maki Jake dalam hati.
To be continued..
Ini aku bikin karakter Jake kayak gini, kalian jijik ngga sih???
kalo menurut aku ngga, karna emang mukanya bayi..
Jake maafin aku ya 😅
Laconic 🌼🌼🌼
Part 6
Comenzar desde el principio
