Kebosanan Jake sudah diambang batas, ia memutar tubuhnya memberanikan diri menatap ketiga pria yang sejak tadi menatapnya tajam.
"bosen~" rengek Jake.
Bodo amat sama harga diri, toh dengan cara begini bisa menyelamatkan dirinya dari kemurkaan penghuni mansion.
Jake jadi merasa yakin kalau ia memiliki 2 kepribadian.
Lagipula rasa malunya sudah terkikis habis setelah tadi pagi ketahuan mengulum empeng.
Memang cuma Jake yang tak ada harga dirinya disini.
Taehyung menaikkan sebelah alisnya, Minhyun menatap lamat-lamat Jake, sementara K tersenyum tipis.
"Kak Minyeon, Bang Tae, Kak Kei.. Jeyun bosen." rengeknya dengan kaki bergerak menendang-nendang acak.
Ini kalau anak Levantadors melihat kelakuan menjijikkan Jake, yakin jika mereka akan muntah pelangi masal, atau mungkin akan menuding Jika Jake tengah kesurupan.
K beringsut turun dari sofa, duduk dikarpet turki yang diduduki Jake yang harga karpetnya seharga 4x gaji pokok pemerintah.
"mau ngapain, hmm?"
Manik bulat Jake berbinar cerah mendapat balasan K yang lebih waras daripada yang lain.
"asyik ada yang lebih waras, mari kita cari kesempatan." pikirnya.
"ngga tau mau ngapain." balas Jake memainkan peran menjadi bocil imut untuk meluluhkan K yang merespon tingkah Jake lebih normal daripada penghuni mansion yang lain.
Belum tau saja Jake, dibalik wajah ramah itu ada jiwa psychopath yang suka sekali melihat korbannya mati secara perlahan dengan Racikan obat buatannya.
"boleh yang lain, tapi tidak keluar dari mansion." seloroh Taehyung yang dibalas anggukan malas oleh Jake.
"Jeyun ngga keluar, tapi kabari teman boleh?" Tanyanya penuh harap.
Taehyung hendak menolak namun K memberikan ponselnya pada Jake.
Lengkung senyum Jake melebar, tak ingin membuang kesempatan Jake meraih ponsel tersebut dari tangan K.
Taehyung melempar tatapan membunuh pada K, sementara Minhyun menghela nafas berat.
"video call disini dek." ujar Minhyun menghentikan pergerakan Jake yang hendak berdiri.
Menuruti ucapan Minhyun, Jake mulai mengetikkan nomor Junho.
Nomor orang pertama yang dihapalnya diluar kepala, mendial nomornya tak berselang lama panggilan video call diterima oleh Junho.
Junho jelas saja membelalak terkejut, terlebih melihat orang yang dicarinya selama 4 harian ini tengah melambaikan tangannya dengan senyum lebar.
"LO KEMANA AJA BANGSAT!!!"
Part 5
Mulai dari awal
