Minho menggeleng tegas, lalu langsung mengangkat kaos berwarna kuning dengan gambar 3 anak ayam dibagian dadanya, melepasnya dari tubuh Jake.
"hueeee badan gue, diintip om-om." Tangisnya dalam hati.
"D-daddy Jeyun malu.." tukasnya begitu Minho menurunkannya dari wastafel untuk menurunkan celana-nya.
"boy.. Ngga usah malu sama Daddy."
"ya-ya udah Daddy tutup mata."
Diam-diam Minho mengulum senyumnya.
"Daddy buruan tutup mata." suruh Jake.
Tangan kanan Minho terangkat, mengusak gemas pucuk kepala Jake.
"Yang kemarin mengganti bajumu siapa kalau bukan Daddy."
"eh?"
Manik mata Jake membelalak lebar, detik berikutnya pipinya merona merah hingga cuping telinganya.
"BANGSAT!! INI GUE MALUNYA SAMPE UBUN-UBUN..
BADAN BEROTOT GUE UDAH NGGA PERAWAN (?) EH PERJAKA MAKSUDNYA HUUUAAAAA MAMA..." tangis Jake diiringi umpatan dalam hatinya.
Minho yang terkenal dingin dan datar pada semua orang kecuali pada istrinya, kini mengulas senyum tipisnya terkekeh pelan ketika melihat rona merah dipipi gembil putra angkatnya.
Tak ingin berlama-lama, Minho langsung melepas semua pakaian Jake, menggantinya dengan pakaian dalam yang baru juga piyama, namun untuk piyama atasnya ia tak kancingkan.
"buka mulutmu." perintah Minho.
Jake membuka mulutnya, membiarkan Minho menyikatkan giginya.
Sudah Jake beritahu bukan, kalau fungsi tangan dan kakinya tak akan berguna dimansion ini.
Ia benar-benar diperlakukan sebagai balita.
Minho meminumkan air kemulut Jake untuk berkumur, lalu setelahnya ia membasuhkan air hangat kewajah Jake.
Setelahnya ia kembali menggendong koala Jake, lantas keluar kamar mandi.
Suzy memberi kode pada Minho untuk membaringkan Jake ke kasur.
Setelah dibaringkan, Suzy membaluri tubuh, bagian leher, telapak tangan juga kaki Jake dengan Minyak telon dan bedak bayi ditubuh juga wajah Jake.
Setelahnya bandana berkuping kucing ia pakaikan dikepala Jake.
"gemes banget anak Mommy."
Jake sendiri hanya bisa pasrah diperlakukan seperti ini.
Entah karna takut dengan para penghuni mansion ini, entah karna merasa nyaman, ya jujur saja ia sedikit merasakan perasaan nyaman yang tak pernah ia rasakan lagi sejak usianya diangka 10.
Setelah selesai, Suzy ikut berbaring disebelah kiri Jake.
Menepuk-nepuk lembut perut Jake, meninabobokan-nya.
Diikuti dengan Minho yang ikut berbaring disisi kanan Jake, yang sudah berpakaian lebih santai dari sebelumnya.
kelopak mata Jake terasa memberat, didetik kelima kelopak matanya sepenuhnya terpejam dengan dengkuran halus pertanda ia benar-benar terlelap dalam tidurnya.
Suzy melirik wajah damai Jake, lantas beranjak bangun mengambil sesuatu dalam tasnya.
Minho sempat menaikkan sebelah alisnya, namun setelah tau barang yang dibawa Suzy, ia justru terkekeh pelan.
Berbeda dengan Suzy yang sudah menaruh barang tersebut kedepan mulut Jake, menyumpalnya dan respon Jake langsung membuatnya terkikik geli.
Ya barang yang disumpal ke mulut Jake adalah empeng dan mulut Jake sendiri sudah sibuk menyesap empeng tersebut.
Suzy sendiri bukan tanpa sebab membeli barang tersebut, 2 malam ia menemani Jake sampai tertidur dan cukup hapal dengan kebiasaan Jake yang suka menghisap ibu jarinya ketika tertidur.
Karna Menghisap ibu jari menurutnya kotor dan tidak higienis, Suzy berinisiatif memberi empeng untuk menggantikan ibu jari Jake.
Dan kini Jake dengan empeng-nya adalah gambaran yang begitu menggemaskan.
Bahkan Minho yang biasanya berwajah datar, mengulum senyum tipisnya dan mulai mengecupi gemas pipi gembil Jake.
"ya ampun Dad, lihat deh..
Gemes banget ini Jeyun-nya."
Minho hanya menganggukkan kepalanya, membenarkan seruan gemas Suzy yang ditujukan untuk Jake.
"sleep tight, Boy." bisik Minho yang diakhiri dengan kecupan sayang dipelipis Jake.
"sleep well, Jeyun-nya Mommy." bisik Suzy yang tentunya juga diakhiri dengan kecupan sayang dipelipis Jake dan tambahan dipipi gembil Jake.
Jake sendiri sudah benar-benar tertidur pulas, entah mengapa malam itu sudut hatinya yang terasa hampa mulai terisi kembali dan ia hatinya merasa menghangat.
To be continued..
Laconic 🌼
Part 4
Start from the beginning
