Jake mengangkat tangan kirinya yang terasa kebas, ketika tangan kirinya terangkat manik matanya membulat sempurna.
Ia dengan cepat menarik kasar jarum infus yang menancap dipunggung tangannya dan karna itu juga punggung tangannya mengeluarkan begitu banyak darah.
Tangisnya pecah, ia benci jarum suntik lebih tepatnya takut dengan jarum suntik.

"Josh panggilkan Dohwan kesini!!" teriak Minho seraya menutup punggung tangan Jake yang mengeluarkan begitu banyak darah dengan sapu tangannya.

"Mommyyyyyy~ tangan jeyun berdarah huaaaaaa.." Adu nya pada Suzy.

Suzy berusaha menenangkan Jake, dengan memeluk tubuhnya yang masih terasa hangat.

"siapa suruh dilepas seperti itu, hmm.
Lihat tangan Jeyun jadi berdarah." Balas Suzy mengikuti Jake yang memanggil dirinya 'Jeyun'.

"sakit Mommy.." keluh Jake yang otaknya seketika langsung memikirkan cara untuk menjalankan misinya mendekati Suzy, salah satunya menjadi clingy ketika bersama Suzy.

Siapa tau jika sudah sangat dekat, ia diberi sedikit kelonggaran kebebasan olehnya.
Dan diantara orang-orang dimansion ini, hanya Suzy yang masih dianggap waras oleh Jake.

"tahan ya sayang.. Dokter Woo sebentar lagi datang."

"anjir Dokter, mampus aja gue!!" pekik Jake dalam hati.

Mendengar kata Dokter, Jake langsung dibuat parno.
Pasalnya ia benci Dokter dan peralatannya, terutama jarum suntik.
Mengencangkan tangisnya, Jake mengeratkan pelukannya bahkan menyembunyikan wajahnya diceruk leher Suzy.

"ngga mau Dokter Mommy.. Ngga mau.."

Minho melepas paksa pelukan Jake, lantas mengambil alih tubuh Jake, mengangkatnya dan menggendongnya koala.

"berhenti menangis, boy.
Nanti nafasmu sesak."

Jake menggelengkan kepalanya, wajahnya sudah benar-benar memerah, bahkan kelopak matanya begitu sembab.

"D-daddy~ ngga mau dokter."

"sayang.. Anak manis Mommy, tangan Jeyun terluka.
Harus diobati, jadi tak apa-apa ya panggil Dokter."

Jake kembali menggeleng, menolak ujaran Suzy yang akan tetap memanggil Dohwan.

"nurut ya sayang.
Nanti kalau infeksi, mau tangan Jeyun dipotong?"

Manik sembab Jake melebar, ia menghentikan tangisnya lalu menggeleng cepat dengan raut ketakutan.

"anjir amputasi dong ya, ngga mauuuuuu~" rengeknya dalam hati.

Jaeyun'sWhere stories live. Discover now