"sayang ayo buka mulutnya lagi, jangan hanya diemut makanannya."
Lamunan Jake terhenti, ia menatap Suzy yang dengan sabarnya menyuapinya sejak tadi.
Bahkan selama dimeja makan ia tidak dibiarkan duduk sendiri, ia justru terus duduk dipangkuan Minho.
"su-sudah." tolaknya mendorong sendok makan yang disodorkan Suzy kedepan mulutnya.
"baru 4 suapan, Jaeyun.
Perutmu tak akan kenyang." seru Yeonjun yang dibalas dengusan kesal oleh Jake.
Bagaimana ia bisa menelan makanan, kalau tatapan tajam mereka terus menyorotinya.
"gu-gue-"
Belum sempat Jake meneruskan ucapannya, sentilan keras dibibirnya ia dapatkan.
Maniknya membola lebar, serta ringisan kesakitan karna nyatanya memang benar-benar sakit.
Katakan ia menjadi anak cengeng hari ini, karna sentilannya memang bukan main, ia merasa piltrum bibirnya bengkak karna sentilan itu.
"bahasamu, Jaeyun.
Mulai sekarang bersikaplah sopan, tak ada kata kasar dan sapaan lo-gue.
Aku kamu atau sebut namamu sendiri, mengerti." jelas Minhyun, yang mau tak mau diangguki kaku oleh Jake dengan manik berkaca-kaca.
"telan makananmu sekarang, lalu buka kembali mulutmu untuk menerima suapan dari your Mommy."
Jake terpaksa menelan makanannya, membuka perlahan mulutnya namun ringisan lah yang terdengar.
"sa-sakit.." keluhnya seraya meraba piltrum bibirnya yang memerah dan terasa membengkak.
Suzy melayangkan tatapan tajamnya pada putra sulungnya, kemudian meletakkan sendok ditangannya dan beralih mengusap lembut pipi gembil Jake.
"itu hanya permulaan Mom, Jaeyun akan mendapat lebih jika ia membangkang." sahut Heeseung.
Wajahnya memang sedikit ramah dari yang lain, namun tetap saja tatapannya begitu tajam mengarah padanya.
"bahkan aku tak akan segan-segan menguncinya kekandang Zero." timpal Jungwon.
"zero?" ulang Jake begitu pelan, namun masih bisa didengar oleh Minho.
"Singa peliharaan Jungwon."
Jake menahan nafasnya, ia memutar tubuhnya menatap wajah datar Minho dengan raut ketakutan.
"pu-pulangkan g-aku.. hu-hutang paman nanti g-aku yang lu-lunasi." Ujarnya tergagap.
Jake sungguh ingin pulang, orang-orang dimansion ini sudah gila.
Ia tak akan mau tinggal disini bersama Iblis berwujud manusia macam mereka.
Jantungnya dibuat memompa cepat kala nyawa bukanlah hal penting disini.
"rumahmu disini, boy.
Kau tak akan kemana-mana karna kau putraku."
Tak habis akal, ia mengeluarkan tatapan melasnya agar Minho luluh padanya dan memulangkannya.
Bahkan ia harus mengurangi rasa malunya karna bersikap menjijikkan seperti ini.
"pulangkan Aku~ aku mohon Tuan."
Suasana dalam ruang makan seketika hening, mereka begitu terkejut dengan rengekan Jake yang begitu menggemaskan, walau raut wajah mereka masih tetap datar dan dingin.
Sementara Suzy yang gemas, lansung menyerang pipi gembil Jake dengan kecupan bertubi-tubi, membuat suara rengekan Jake kembali terdengar.
"Sekarang aku Daddy-mu, jadi panggil aku Daddy."
Jake menggeleng cepat, mana mau ia memanggil pria tua yang menculiknya tiba-tiba kerumah terkutuk ini dengan sebutan Daddy.
"Jaeyun."
Gelengan Jake terhenti, digantikan dengan jengitan terkejut dengan seruan rendah Minho yang memanggil namanya.
"panggil aku Daddy, hmm."
Ucapannya memang terdengar lebih lembut, namun terselip pernyataan yang tak terbantahkan yang benar-benar mutlak harus ia turuti.
"Da-daddy." cicitnya.
"good boy."
To be continued..
Laconic 🌼
Part 2
Start from the beginning
