Jeno dan Junho nampak tak setuju, namun Seon menenangkan kekhawatiran Jeno dan Junho, kalau Jake yakin bisa melawan Serim.
"gue mau lo hati-hati." pesan Junho, yang disambut guliran mata malas Jake.
"iyaa Junoo~"
🌼🌼🌼
Honda cbr 1100xx super blackbird berwarna merah metalic sudah berdiri apik dibelakang garis finish.
Helm fullface hitam menutup sempurna kepala Jake, walaupun dibantu pas-kan dengan tudung hoodie yang menutup kepalanya.
Ia membuka kaca helm-nya, mengulas seringaian tipis kearah pria bersurai hitam yang usianya 3 tahun diatasnya, duduk diatas motor buggati chiron hitam miliknya.
Motor idaman sejuta umat, mengingat harga motor tersebut setara dengan 1 mansion megah berlantai 5 beserta perabot isinya, bahkan lebih mahal.
"Jake lo tau kan selicik apa Serim?
Jadi gue mohon hati-hati." seru Nicholas dari suara earphone Bluetooth yang menyumpal lubang telinganya.
Jake menggedikkan bahunya acuh, ia menutup kaca helm fullface-nya.
Dengan pikiran akan mengalahkan si angkuh Serim, memberinya pelajaran untuk tidak selalu bersikap sombong dan semena-men pada orang lain.
Jake meluruskan pandangannya kedepan kala seorang wanita sexy berpakaian minim berdiri didepan garis start seraya menggerakkan tangan kanannya yang memegang bendera kotak-kotak hitam-putih kekanan dan kekiri.
Dengan aba-aba hitungan 1 sampai 3, bendera tersebut diangkat keatas dan suara tembakan tanpa peluru terdengar, pertanda pertandingan dimulai.
Motor Serim melaju cepat, memimpin pertandingan dengan Jake yang menjalankan motornya dengan santai.
Bahkan ia sempat-sempatnya melambai pada Haruto dan Minhee yang sekarang justru mengumpati kelakuan-nya.
Matanya menyipit kala melihat 3 orang dipersimpangan jalan melempar tong berisi minyak ketengah-tengah jalan, yang untungnya bisa ia hindari.
Juga 2 orang yang melempar kotak berisi paku ketengah-tengah jalan.
Jake mengumpati sikap curang Serim dan antek-anteknya.
Ia meng-gas motornya cepat, tak takut dengan keselamatannya yang bisa melayang kapan saja.
Mengejar laju motor Serim dan meneriakinya pecundang.
Serim yang tak terima, menaikkan kaki kanannya dan menendang badan motor Jake.
Motor Jake hampir saja oleng, kalau saja ia tidak dengan cepat menyeimbangkannya.
Jake tanpa pikir panjang meng-gas motor-nya, membelah jalanan berliku didepannya yang hampir mencapai garis finish.
Membalap motor mahal Serim juga umpatan penuh kebencian Serim padanya, yang kalah telak karna Jake berhasil mencapai garis finish.
Menyebabkan gemuruh teriakan selamat dari para penonton yang berdiri dikanan dan kiri bahu jalan.
Jake membuka helm fullface-nya, menaruhnya diatas tangki motor dan tersenyum mengejek pada Serim.
"motor mahal-mahal jadi ngga ada artinya, kalau yang make modelan cowo pecundang macem lo."
Emosi Serim jelas saja tersulut, ia melompat turun dari motornya setelah melepas helm fullface-nya, lantas melayangkan bogeman mentah dirahang Jake.
Mencengkram kuat kaos bagian kerah Jake, hingga kepala Jake dan tingginya yang tak seberapa itu menjadi mendongak.
"jangan macem-macem sama gue Jake!" sentaknya penuh ancaman.
Namun yang namanya Jake, tak punya rasa takut sama sekali kecuali pada almarhum orang tuanya, juga kepada Junho dan Jeno.
Ia justru mengulas seringaian lebar, yang semakin membuat emosi Serim yang dasarnya bersumbu pendek itu mudah tersulut.
Part 1
Start from the beginning
