9 3 1
                                    

Adegan dan nama tokoh hanya fiktif belaka

°°0°°

Blue Moon In The Black Sky
Chapter 02


••Joy Anthony Adira••

Yang awalnya aku bekerja untuk menghibur anak-anak, sekarang tanpa dibayar, izinkan aku pula untuk bekerja sebagai badut mu.

°°0°°

Usai kejadian itu, Aletta masih termenung memikirkan beberapa pertanyaan yang kini masih saja terbayang di benaknya. Dengan ditemani angin malam yang sangat dingin, Aletta berjalan menyusuri trotoar untuk sampai di apartemennya.

Gimana dia bisa tau kalau nama gue Aletta, ah dia siapa sih? Eh btw dia ganteng juga

Joy Anthony Adira, profesi badut sirkus, ha! Badut sirkus, ganteng-ganteng tapi jadi badut sirkus ini gimana ceritanya!?

"Ah dahlah, gue harus cepet balik, udah jam sembilan sebelum hujannya datang lagi," Aletta menghentikan lamunannya sambil memasukkan kartu nama Joy di saku jas yang Joy pakaikan kepadanya, namun saat tangannya mulai menggerabah saku, Aletta menemukan sesuatu.

"Loh apa ini?" Aletta langsung mengangkat benda itu dari saku jas.

"Obat, eh bentar ini kok ada tulisannya Astrocytoma atau tumor otak" Aletta memerhatikan obat itu dengan sangat teliti hingga akhirnya dia menemukan sebuah tulisan di sana.

***

Sama halnya dengan Aletta, sesosok pria dengan umur berkisar 24 tahun ini juga sedang menikmati suasana setelah turunnya hujan. Joy harus berjalan menyusuri trotoar untuk sampai di apartemennya.

Tanpa rasa bersalah, Joy sebagai tersangka yang berhasil membuat seorang Aletta meleleh itu sepanjang jalan hanya tersenyum kikuk, padahal Aletta sendiri sudah mabuk kepalang dibuatnya.

"Aletta, buku diary mu masih berada di tanganku, akhirnya aku menemukan korban akibat ulah manusia brengsek itu" Joy menggelantung kan buku diary dengan aksen bulan biru milik Aletta yang ada di tangannya.

"Aletta, aku udah tau segala masalah hidupmu, dan yang awalnya aku bekerja menghibur anak-anak sekarang aku akan bekerja untuk menggambar senyum di wajahmu, aku akan menjadi badutmu" nyatanya badut sirkus itu juga bisa menyampaikan kata-kata manis bak drama-drama romance.

"Bodoh sekali dia, meninggalkan buku diarynya di halte bis" Joy mengingat kejadian kemaren dan entah kenapa dia menghentikan langkahnya.

"Loh payung gue, payungnya ketinggalan, aduh kayaknya tumor otak ini sudah membunuh daya ingat gue" tanpa sadar Joy yang mencaci Aletta dengan kata bodoh, nyatanya dia juga bodoh.

"Gue nggak nyangka, ternyata gue lebih goblok dari dia" Joy mencaci maki dirinya sambil terus memukul-mukul kepala sialnya itu.

Saat akan sampai di kostnya, sakit kepalanya kambuh lagi dan mengharuskan dia untuk berjalan tertatih-tatih. Selama beberapa hari ini sakit kepalanya seringkali kambuh dan kali ini rasanya hidupnya sudah tinggal sebiji jagung.

Dia sudah benar-benar menahan rasa sakitnya, dia hebat, dia kuat. Joy yang sudah tidak tahan dengan rasa sakitnya itu juga masih diharuskan mencari kunci apartemen yang terselip di tas ranselnya.

"Ah mana sih! Ah!" Joy yang sibuk mencari kunci kamarnya itu tiba-tiba terduduk lantaran kaki kirinya sudah tidak kuat menahan berat badannya.

"Ah!" Karena kesal, Joy membanting tas ranselnya dan masih dengan dibalut rasa sakit yang luar biasa.

"Obat! Obat!" Dia baru ingat bahwa dia menyimpan obatnya di jas yang dia pakai, naasnya lagi dia melupakan satu hal, bahwasanya jas yang dia biasa pakai, dia pinjamkan kepada Aletta.

"Loh jas gue, loh kemana? Kok ilang" seperti yang dibilang dokternya, bahwa tumor otak bisa menurunkan daya ingat dan sepertinya gejala itu sudah mulai merasuk ke diri Joy.

Bahkan rasa sakitnya pun membuat Joy tak sanggup berbicara, saat dia menyadari bahwa jas yang dia pakai dia pinjamkan ke Aletta, dia hanya bisa membenturkan kepalanya ke tembok dan membuat rasa sakitnya semakin memarah.

Dari kejauhan, pandangan kabur Joy menangkap siluet seseorang yang berjalan menuju ke tempat dia terduduk. Sambil tergopoh-gopoh, Joy berusaha mengorek-orek tasnya dan akhirnya dia menemukan apa yang dia cari.

Sambil tergopoh-gopoh pula dengan pandangannya yang kabur, Joy berusaha memasukkan batang kunci itu ke dalam lubangnya, namun lubang kuncinya seakan kabur kemana-mana.

Mungkin lubang kunci iba melihat kepanikan Joy, akhirnya setelah beberapa kali mengedipkan matanya, Joy menemukan lubang kunci yang benar, Lantas dia langsung masuk dan menutup pintu dan tak lupa untuk menguncinya rapat-rapat.

Dengan diselingi langkah yang tertatih-tatih, Joy berjalan menuju dapur untuk mengambil simpanan obat yang dia punya, menelannya bulat-bulat tanpa air sedikit pun.

Dan seperti biasa, setelah itu dia akan kehilangan keseimbangan tubuh atau bahasa singkatnya pingsan lalu terbangun dengan sendirinya. Seperti itu juga, hal itu selalu terulang dan bahkan dengan hebatnya dia berhasil menipu semua orang.


Blue Moon In The Black Sky
👼👩‍🎓🤵

Blue Moon In The Black SkyWhere stories live. Discover now