Prolog

17 7 2
                                        

"Tentang suatu hari ketika aku bertemu pencuri hatiku yang pertama"

....

Gadis kecil itu terjatuh saat berlari terburu-buru dengan seragam Sekolah Dasar yang masih melekat padanya. Kakinya terlihat mengeluarkan darah karena tergores oleh beberapa batu-batu kasar di jalan itu.

"Hei! Are you okay?" Teriak seorang anak laki-laki yang turun dari sepedanya kemudian menghampiri Alea.

"Nggak apa-apa kok, cuma kegores sedikit" Alea  menutupi lututnya yang terluka agar tak terlihat oleh anak laki-laki yang kini ada di hadapannya.

Anak laki-laki itu kemudian mengambil sebuah kain yang terlihat seperti sapu tangan dari tas nya dan mengikatkan kain tersebut di lutut Alea.

"Hey, jangan keras kepala. Aku nggak apa-apa." Teriak Alea kesal.

"Coba aku pegang lukanya" anak itu menyentuh lutut Alea yang terluka yang membuat gadis kecil itu meringis kesakitan. "Sakit kan?"

"Kata Mama ngga boleh terima apapun dari orang asing" Alea mencoba menjelaskan alasannya tak ingin dibantu oleh anak laki-laki di hadapannya.

Anak laki-laki itu tertawa mendengar kata-kata polos sang gadis kecil. "Kalau begitu, kita jangan jadi orang asing"

"Maksud nya?"

"Hwang Hyunjin, itu namaku. Kamu bisa panggil aku Hyunjin" Hyunjin lalu berdiri sambil mengulurkan tangannya.

Alea meraih tangan Hyunjin dan ikut berdiri "Apa aku harus beritahu nama ku juga?" 

"Kalau kamu nggak keberatan" Hyunjin menggandeng tangan mungil Alea dan berjalan menuju sepedanya.

"Alea, namaku Alea"

"Ah, nama yang indah. Jadi Alea, dimana rumahmu?" Tanya Hyunjin sambil menuntun sepedanya dan berjalan bersama Alea.

"Rumahku jauh, tapi mamaku punya toko roti di dekat sini. Apa... kamu akan mengantar ku?" Alea menatap Hyunjin yang berada di sampingnya dan dibalas senyuman oleh anak laki-laki itu.

"Tentu. Mari berjalan bersama" Jawab Hyunjin.

"Kamu... Nggak akan nyulik aku kan?" Tanya Alea dengan suara bergetar.

Hyunjin menggelengkan kepalanya gemas. "Alea, gimana caranya aku nyulik kamu? Aku juga masih kecil" kemudian ia tertawa.

Write My NameWhere stories live. Discover now