Bab 12. Berenjana yang Tidak Terencana

10.5K 1.6K 166
                                    

Halooo, akhirnya aku update bab baru di naskah ini lagi nih. Gimana kabar teman-teman semua? Semoga selalu baik ya. Aminnn.

Yuk, sebelum kamu baca, sempatkan buat kasih jejak kamu dulu di sini dengan vote. Habis itu ramaikan kolom komentarnya. Percaya deh, itu yang buat aku semangat nulisnya🤩💛

Share juga ke medsos atau teman-teman kamu, supaya Naina dan Rojer bisa lebih dikenal banyak orang💛

A/N: Karena aku updatenya rada molor, aku bonusin bab ini jadi panjang. Ada kayaknya 2500 kataan. Panjang. Bacanya pelan-pelan, ya. Jangan di-skip, oke?🥺

350 votes buat buka Bab 13 nya yaaa. Ayo jangan sider nih. Biar sama-sama enak😍

Mas Gumaaa uhuy🥰

Kamu juga bisa follow akun Wattpad atau Instagramku (sephturnus) supaya nggak ketinggalan naskahku yang lain nantinya hehe

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kamu juga bisa follow akun Wattpad atau Instagramku (sephturnus) supaya nggak ketinggalan naskahku yang lain nantinya hehe.

Selamat baca!

Selamat baca!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*****

SEBENARNYA, ADA beberapa cara yang biasa dilakukan Adheguma Digyasa ketika sedang di situasi seperti ini. Pertama, Guma akan menepuk keras kening Prisil agar adiknya lebih sadar. Kedua, mendorong sejauh-jauhnya karena mabuknya Prisil bisa tiba-tiba mengikuti gaya macan yang menerkam. Ketiga, Guma akan meninggalkan Prisil di lantai, lalu dia menyelonong ke kamarnya begitu saja.

Namun, Guma tidak bisa memakai ketiga cara itu sekarang. Karena—lagi—orang yang sekarang sedang bersamanya adalah Naina, bukan adiknya.

"Nai...." Kedua tangan Guma hanya bisa tergantung di sisi-sisi badannya secara canggung. "Sepertinya kamu salah paham."

"Kamu yang buat aku salah paham."

"Bukan. Bukan gitu maksudnya." Guma melirik Naina sebentar, dan belum ada tanda-tanda perempuan itu bakal melepas pelukan ini. "Begini, saya bukan “Gas” yang kamu maksudkan. Keberadaan saya di sini juga karena Prisil yang minta saya anterin kamu. Jadi, saya nggak ada niatan buat mainin perasaan kamu. Lalu, kamu bisa—"

Omongan Guma mendadak terhenti ketika tiba-tiba saja Naina mengangkat kepalanya, memandangnya sayu sebelum berkata, "Gas, aku selalu suka kamu versi bawel begini," katanya. "Oh, setelah ini kamu bisa gendong aku aja, ya? Aku berniat tidur lagi karena mataku udah berat banget. Sori dan makasih untuk semuanya."

Dating a CelebrityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang