2

21 1 0
                                    

Dengan sangat telaten Isya mengobati luka merah yang ada di kening cowok itu, benar saja ada sedikit goresan dikeningnya.

Sedangkan Kalan,  cowok itu tersenyum melihat keseriusan wajah Isya yang sedang mengobati lukanya walaupun jujur lukanya tidak terlalu sakit.

"Makasih ya, lo perhatian banget," ujarnya setelah plester tersebut menempel di keningnya, "Ge'er."

Tanpa pria sadari tangan mungil Isya meraih puncak rambutnya, tangan gadis itu ternyata merapikan tataan rambutnya menjadi berjambul kembali membuat Kalan harus menahan nafasnya, saat wajah Isya berjarak sangat dekat dengannya.

Kalan menarik sudut bibirnya, walaupun gadis di hadapannya gengsian tetapi perhatian dan rasa sayangnya dia itu memiliki cara tersendiri yang masih belum bisa ditebak dirinya sendiri.

Eh apasih lo Kal,  waras dong.

"Dah rapih. " Ucapnya seraya menampillkan senyumnya yang manis.

Kalan menjadi kikuk sendiri dan salting, "ehh–U— Udah, makan yuk." Ajaknya yang dijawab anggukan oleh Isya.

Akhirnya mereka makan di satu tempat makan dan betapa terkejutnya saat mereka menyadari ternyata bukan hanya satu tempat makan saja yang dibawakan Serra tetapi sendoknya pun juga "Nggak ada sendok lagi?"

"Kan tadi Buna bilang pasutri, berarti sudah lengkap kan?"

"Ishhh sama-sama nggak jelas." Gumam Isya.

Ya, 3 bulan menjalin bahtera rumah tangga bersama Kalan membuat Isya benar-benar di uji kesabarannya karena ternyata mertuanya Serra memiliki sifat yang sama dengan Kalan.  Bedanya,  Kalan seperti punya kepribadian dua ketika lagi tidak mood akan sering emosi,  membentak ya sering sekali membuat citranya di pandang buruk satu sekolah terlebih dia merupakan ketua Flugel.

Kalau kata Serra,  Kalan jika tidak mood persis seperti Kahfi sedangkan aslinya hatinya hello kitty seperti Serra yang manja dan kekanakan.

Melihat Isya yang mendumel membuat cowok terkekeh pelan, tangan Kalan pun menarik kedua tangan milik Isya lalu kedua tangan mungilnya ia sengaja masukan kedalam kantong saku celananya membuat tubuh Isya yang tidak siap condong kedepan.

Kalan tertawa melihat semburat merah di pipi perempuan itu.

"Gue suapin lo aja ya dengan posisi seperti ini." Ucapnya yang membuat Isya tersentak, jarak yang begitu dekat membuat aroma mint Kalan berhasil tercium di hidung gadis itu.

"Apa kita nggak terlalu dekat, nanti ketauan Kal." Isya menatap ragu ke manik mata Kalan.

Cowok itu menggeleng lalu dia pun menyuapkan satu suapan nasi goreng itu ke mulut gadis itu, secara refleks dengan jarak yang sangat dekat Isya membuka mulutnya lalu mengunyahnya.

Kini mereka saling berdekatan dengan Kalan yang menyuapi Isya, karena posisi tangan gadis itu yang dinasukkan ke dalam kantong celana milik cowok itu.

Sebenarnya, cowok itu bingung karena didalam kotak nasi tersebut hanya ada satu terdapat satu sendok didalamnya entah sengaja Buna—nya melakukan itu intinya dia senang karena Serra telah baik kepadanya dan mengetahui yang diinginkan anaknya.

Antara Kalan dan IsyaWhere stories live. Discover now