[3] Sang Haidar

307 68 2
                                    


HAPPY READING

Theo menaiki motor yang terparkir dibelakang sekolah, tak lupa juga memakaikan helm di kepalanya, mengendarai motor meninggalkan pekarangan sekolah.

Hari ini Theo harus menyelesaikan misi yang ia buat semalam sampai-sampai dirinya harus rela bergadang.

Theo memarkirkan motornya didepan halaman kantor, cowo itu tidak mau repot-repot memarkirkannya di parkiran lebih baik menyuruh pak satpam yang sedang berjaga.

"Sini den kuncinya"

Ah, bahkan sebelum diminta pun pak heka, satpam kantor sudah tau tugasnya. Setelah menyerahkan kuncinya, Theo berjalan memasuki lobi kantor, berlari menuju toilet. Theo harus mengganti seragamnya terlebih dahulu sebelum ketemu dengan Daddy nya.

Memasukan seragam yang sudah terlepas ditubuhnya kedalam tas yang ia bawa. Theo keluar dengan sebuah jaket dan jeans yang sudah melekat ditubuhnya.

Menitipkan tasnya pada resepsionis, lalu kembali berjalan.

"Hai Tante" sapanya saat tak sengaja berpapasan dengan Joey yang tengah berada di lobi, Theo kira dirinya bakal di sapa balik tapi ternyata salah. Joey malah berbalik setelah itu lari terbirit-birit. Apa wajah Theo seram sampai-sampai Tante Joey lari ketakutan(?)

•••

Joey mengatur nafas beratnya, perempuan itu menepuk-nepuk dadanya, ah sial paginya jadi buruk karena ia bertemu dengan pemuda tadi.

Dan ayolah joey tidak mau berurusan dengan pemuda tadi yang jelas-jelas adalah anak kandung dari bos yang sering kali menyiksanya.

Untung saja kemarin bona memberitahu nya bahwa pemuda yang ia anggap tukang ojeg itu adalah anaknya nero.

Joey berbalik, tujuan awal dirinya tadi tuh untuk menyerahkan berkas yang kemarin daniel minta kepadanya.

Tolong doakan joey semoga tidak bertemu dengan anak itu lagi.

Joey mulai berjalan dengan sedikit was was, melirik kanan kiri untuk memastikan dirinya tidak akan lagi berpapasan dengan pemuda tadi.

Joey bersyukur saat ruang kerja daniel sudah berada didepannya, sedikit berlari, tangan joey terulur untuk membuka knop pintu ruangan daniel, akan tetapi pintu ruangan didepannya sudah terbuka terlebih dahulu.

Joey memekik lalu mudur kebelakang, matanya melotot saat melihat sosok nero menjulang dihadapannya.

"Apa?" Nero bertanya dengan nada sedikit tinggi. Sungguh nero tidak suka melihat ekspresi joey sekarang. Melotot dengan mulut terbuka. Ekspresi joey itu seperti tengah bertemu dengan setan disiang bolong.

Ayolah nero bukan setan

Joey buru-buru menormalkan ekspresinya.

"Selamat pagi pak nero" sapa joey, perempuan itu sedikit membungkuk kan tubuhnya.

"Kamu tidak punya mata? Ini sudah siang" ujar nero sedikit sadis.

Joey memutar bola matanya malas.

"Ya, selamat siang pak nero"

Tidak ada jawaban, sosok yang menjulang tinggi didepan joey sudah berlalu pergi. Joey menghela nafas lega.

Perempuan itu melangkahkan kakinya memasuki ruangan daniel, bisa ia lihat temannya itu tengah sibuk dengan setumpuk berkas-berkas. Ah joey tau nero tadi kesini ternyata untuk memberi setumpuk pekerjaan pada daniel, alias sang sahabat.

Kasihan daniel

Setelah urusan telah beres, joey keluar dari ruangan daniel. Perempuan itu Berniat untuk pergi ke kantin, karna waktu jam istirahat sebentar lagi. Akan tetapi joey malah dikagetkan oleh dua sosok yang tengah mengobrol tak jauh dari tempat dirinya berada.

Itu nero dan anaknya.

Joey harus cepat-cepat kabur sebelum kedua orang itu menyadari keberadaan nya, terutama sang pewaris perusahaan ini.

Joey sudah melangkah kan kakinya, tapi naas sebuah teriakan melengking terdengar.

"EH TANTE!" Theo berteriak, menghentikan joey yang akan kabur. Akhirnya theo bisa menemukan perempuan itu setelah berkeliling mencarinya.

Theo berlari kecil menghampiri joey. Bisa theo liat joey tampak ketakutan. Apa memang wajah theo seram sampai joey seperti itu(?)

Ah tamat lah sudah riwayat joey sekarang.

.

Jam makan siang sudah berlangsung dua menit yang lalu, kantin atas maupun bawah sudah dipenuhi olah karyawan-karyawan yang kelaparan.

Dipojok kantin ada satu orang pria yang duduk ditemani oleh dua orang wanita, tampaknya mereka tengah mengobrol dengan heboh.

"Makan joey, lemes amat tuh muka" tegur daniel saat melihat joey tengah bertopang dagu dengan wajah memelas.

Tidak ada sahutan joey masih asik dengan kegiatannya.

Daniel melirik bona yang duduk tepat disebelah jeoy.

"Kenapa dia?" Tanyanya.

Bona menjawab dengan menggidikan bahu, tanda ia tidak tahu.

"kenapa ya akhir-akhir ini gua sial banget" joey mengeluarkan suaranya, perempuan itu memandang bergantian kedua temannya.

"Udah 1 minggu gue sial mulu, curiga Minggu depan di lamar ceo ganteng" ujarnya lagi, lalu helaan nafas kencang terdengar.

bona menggeleng melihat kelakuanku temannya itu.

"dilamar pak nero" gumam daniel, tapi sayang gumaman nya itu terdengar oleh joey. Perempuan itu melotot.

"Najis" celetuk joey, lalu bergidik ngeri.

"Yang ada pak nero yang najis sama lo" timpal daniel.

Joey mengangguk setuju akan perkataan daniel.

...

©Sang Haidar ||
Hunsoo ft Younghoon

Sang Haidar Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang