Dia berdecak kesal karena Ruha selalu menebaknya dengan benar. Entah Almara yang tidak pandai berbohong atau Ruha yang mengetahui semuanya. 


"Terus lo mau kemana?" Tanya Ruha yang membuat Almara menatapnya tajam.


"Lo kenapa sih selalu muncul tiba-tiba kayak gini setiap gue keluar? Lo ngawasin gue?" 


"Jelaslah gue tahu. Lo makai cincin itu." Ruha menunjuk cincin di jari manis Almara. 


"Ah, jadi karena cincin ini?" Almara berusaha melepas cincin yang ada di jari manisnya, namun cincin itu tidak bisa lepas. 


"Ish, kok gak bisa lepas!" Teriak kesal Almara yang membuat Ruha mengembuskan napasnya.


"Cincin itu cuma bisa lepas kalau lo udah gak jadi pengantin gue." 


"Terus gimana caranya gue gak jadi pengantin lo?" 


"Lo mau mati?" Tanya Ruha yang membuat Almara langsung mengalihkan pandangannya.


"Gue mau pulang ke rumah." Ucap Almara. 


"Rumah lo kan disini." 


"Rumah mama papa gue. Gue kangen sama mereka." 


Ruha mengembuskan napasnya kasar. 

"Kan gue udah bilang kalau dunia manusia bahaya buat lo. Orang yang neror lo waktu itu bisa aja nyulik lo di dunia manusia." 


Almara menundukkan kepalanya. Ya, yang mengirim foto mayat kepadanya berasal dari dunia manusia. Ruha tidak memberitahunya siapa orang yang sudah menerornya dengan foto mayat waktu itu, yang jelas Ruha berkata jika orang tersebut sangat berbahaya untuknya. 


"Gue bisa jaga diri sendiri." Ucap Almara sambil menatap Ruha dengan serius. 


Ruha langsung menggelengkan kepalanya. Dia tahu jika Almara sama sekali tidak bisa menjaga dirinya sendiri. Dia mudah percaya dengan orang lain saat menyangkut tubuhnya yang hilang atau alasan mengapa dia jadi pengantin Ruha. Dia takut jika ada musuhnya yang membohongi Almara kemudian menculiknya. 


"Sekali aja Ra, bisa gak lo dengerin apa kata gue?" Tanya Ruha dengan nada serius. 


Almara terdiam setelah mendengar ucapan Ruha. Mendadak keberaniannya menciut saat melihat tatapan Ruha yang seperti mengintimidasinya. 


"Gue ngelarang lo bukan tanpa alasan. Larangan gue juga buat keselamatan lo. Kalau lo kenapa-kenapa nantinya, gue juga yang khawatir dan susah!" Tegas Ruha yang membuat Almara langsung menundukkan kepalanya. 

Pengantin Untuk Hantu ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang