17. Cahaya

84 11 12
                                    


Beberapa tahun menjadi HR menuntut saya untuk bertemu dengan banyak orang. Dari pertemuan, perbincangan dan melihat tingkah laku, kurang lebih kita bisa membaca karakter seseorang. Dan dari beberapa pertemuan itu terdapat beberapa kejadian unik yang memperlihatkan pada saya sekilas cahaya yang berbeda yang menyelimuti manusia, tergantung dari keadaannya saat itu.

Yang pertama pertemuan dengan sales bank. Setelah beberapa kali bertemu dengan beliau dan dirasa dekat, saya baru berani bertanya. Apakah sering sakit? Apakah ibadahnya kurang? (pertanyaan terakhir mungkin kurang sopan, tetapi karena sudah lebih akrab jadi saya berani bertanya). Jawabannya betul sering sakit dan ibadahnya kurang, lalu beliau mulai menceritakan masalah dalam kehidupan pribadinya. Yang saya lihat bukan wajah beliau yang cantik ditambah riasan make up, tetapi beliau seperti berdiri di bawah langit yang pucat. Selama beberapa pertemuan masih seperti itu. 

Yang kedua, saya bertemu dengan security di salah satu pos dekat pabrik. Saya pernah melihat security itu setelah sholat dhuha membaca wiridan dari sebuah kertas yang panjang. Dari seseorang yang rajin beribadah seharusnya akan terlihat cahaya di wajahnya, tapi tidak dengan security yang saya temui itu. Ada yang aneh, sepertinya ada yang salah dalam hidupnya. Saya beberapa kali diingatkan oleh karyawan dan security dari pos lain untuk menjauhi security itu. Sebabnya dia sering hutang di mana-mana. Khawatirnya dia akan mendekati saya untuk hutang juga, karena katanya saya terlalu baik (mudah ditipu), pasti akan menjadi incaran berikutnya. Dan benar saja security itu mengenali kebiasaan saya pulang sore. Saya ditunggu, lalu mulai berbasa-basi panjang lebar yang ujung-ujungnya mau pinjam uang. Saya tidak masalah dengan jumlah yang dipinjam, saya hanya penasaran kenapa security itu berada di bawah langit yang gelap.  Sampai kemudian security dari pos lain tahu saya meminjamkan uang, lalu sepertinya mereka mendatangi security yang hutang itu, mengancam agar dia segera mengembalikan uang saya. Setelah itu security itu dipindah ke tempat lain dan saya jarang bertemu lagi.

Yang ketiga saya bertemu kembali dengan teman Staff IT. Terakhir waktu saya bertemu dengannya, dia masih di bawah langit yang mendung dengan awan gelap yang menggulung, hingga memenuhi ruangan. Memang masalahnya saat itu cukup berat dan berhubungan dengan ghaib. Sekarang sudah tampil berbeda, tubuhnya diselimuti cahaya yang terang. Khawatir saya salah lihat, saya ingin sedikit pembuktian. Kebetulan sekali datang dua rekan saya dari Technical dan Quality, mereka jadinya ngobrol bertiga. Saya hanya mengamati. Dua rekan saya bercahaya tetapi masih redup, tetapi tidak dengan teman saya yang IT, cahaya betul-betul terang. Akhirnya saya antar dia untuk pulang, biar bisa ngobrol berdua. 

"Sedang ngamalin apa, Mas?" tanya saya.

"Ehh, memang gimana yang terlihat?" tanya balik teman IT.

Lalu saya ceritakan apa yang lihat, lalu teman saya itu tersenyum dan bercerita sedang mengamalkan dzikir, pantas saja. Saat itu saya sedikit memahami makna esensial bekas sujud, yang sesungguhnya terlihat pada diri seseorang adalah cahaya yang terpancar darinya disebabkan oleh sikap istiqomah dalam beribadah, sikap tawadhu, kelembutan sikap, kepedulian dan kasih sayang yang tercermin melalui pemikiran dan perilaku. Teman-teman juga bisa melihat cahaya itu dari wajah beberapa tokoh seperti Habib Ali Al Jufri, Habib Ali Zaenal Abidin, Habib Umar bin Hafidz,  Alm. Habib Munzir Al Musawa. Teman-teman tidak akan melihat tanda hitam di dahi beliau, tetapi cahaya yang sesungguhnya, yang membuat siapa pun yang melihatnya akan merasakan kesejukan yang ketrentaman hati.

Mitos ArwahWhere stories live. Discover now